Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 129 orang tercatat meninggal dunia akibat kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Insiden itu akibat pendukung Arema FC yang tidak terima tim kesayangannya tumbang atas Persebaya dengan dengan skor 2-3.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Kolektif (PPK) Kosgoro 1957 Dave Akbarshah Fikarno Laksono menyatakan duka mendalam kepada para korban tragedi Arema.
Advertisement
"Saat ini suasana duka di dunia bola Tanah Air, kami Kosgoro 1957 menyatakan duka cita yang mendalam," kata Dave dalam keterangan diterima, Minggu (2/10/2022).
Dave mengingatkan, dampak dari kericuhan di Malang berpotensi membuat event internasional terancam digelar di Tanah Air. Padahal, pada tahun depan Indonesia akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20.
"Di saat kita perlahan keluar dari pandemi, kita memulai kegiatan sosial budaya ekonomi dan juga event internasional sampai olahraga, sekarang dinodai bahkan berpotensi diragukan kembali melakukan event-event besar. Kami meminta pertanggungjawaban semua pihak," tutur Dave.
"Jangan sampai citra Indonesia tercoreng dan diragukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan internasional," tambah Dave.
Dia mengingatkan, semua pihak harus bekerja sama dan berkoordinasi mengusut tuntas penyebab meninggalnya ratusan orang tersebut.
Dave menekankan, investigasi harus dilakukan secara terbuka dan melibatkan semua pihak, agar dunia internasional tetap bisa percaya kepada bangsa Indonesia.
"Jangan sampai kemampuan Indonesia diragukan dalam melaksanakan perhelatan besar. Semua pihak di sini apakah itu Forkopimda, Kementerian Olahraga, aparat keamanan Kepolisian, lembaga intelijen semua harus berkoordinasi untuk menuntaskan dan mencari tahu persoalan ini," pungkas Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar ini.
Mahfud Md: Korban Meninggal Tragedi Arema Akibat Terinjak-injak hingga Sesak Napas
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menegaskan, tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan bukan dipicu bentrok antara suporter Arema FC dengan Persebaya Surabaya.
Sebab pada laga derby Jawa Timur itu, pendukung Persebaya tidak diperbolehkan ikut menonton langsung ke Stadion Kanjuruhan sebagai kandang Arema.
"Suporter di lapangan hanya dari Arema. Oleh sebab itu para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak napas,” kata Mahfud Md saat dihubungi awak media, Minggu (2/10/2022).
Mahfud meyakini, tidak ada korban meninggal dunia akibat pemukulan atau penganiayaan antarsuporter yang terjadi dalam peristiwa ini. Laporan sementara, sebanyak 129 orang meninggal dunia dalam tragedi sepakbola Tanah Air ini.
Dia memastikan, pemerintah akan melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari waktu ke waktu dan akan terus memperbaiki regulasinya. Dia pun menyampaikan bela sungkawa terhadap para keluarga korban.
“Kepada seluruhnya agar diberi kesabaran dan meminta berkoordinasi dengan petugas pemerintah di lapangan,” kata Mahfud Md.
Advertisement
Jokowi Minta Tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan Jadi Pelajaran dan Tak Terulang Lagi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan duka atas tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai laga derby antara Arema FC menjamu Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Tercatat, sebanyak 129 nyawa melayang dalam tragedi Arema yang terjadi semalam. Sementara seratusan orang lainnya masih dirawat di sejumlah rumah sakit.
Jokowi menyesalkan tragedi maut ini terjadi dalam perhelatan olahraga sepakbula. Dia berharap, insiden serupa tidak terulang lagi dalam sejarah sepakbola Indonesia.
"Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini dan saya berharap ini adalah tragedi terkahir untuk sepakbola di Tanah Air,” ujar Jokowi dalam konferensi pers daring, Minggu (2/10/2022).
Jokowi meminta, jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan yang memakan banyak korban jiwa dalam dunia olahraga di masa mendatang.
“Sportivitas rasa kemanusiaan dan persaudaraan bangsa Indonesia harus kita jaga bersama,” kata Jokowi.
Korban Jiwa Tragedi Kanjuruhan Malang Bertambah 2, Total 129 Orang Meninggal
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Dirmanto membenarkan adanya korban yang bertambah dalam peristiwa kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang.
"Bertambah dua, awalnya 127 orang kini menjadi 129 orang meninggal dunia yang sudah terverifikasi," ujar Kombes Dirmanto, Minggu (2/10/2022).
Dari 129 orang yang meninggal dunia tersebut, dua orang merupakan polisi. Anggota Polsek Sumbergempol, Tulungagung, Bripka Andik dan Anggota Polsek Dongko, Polres Trenggalek, Briptu Fajar Yoyok.
Korban yang meninggal dunia masih berpotensi bertambah. Sebab, sejauh ini ada sebanyak 180 orang yang sedang dirawat di beberapa rumah sakit yang tersebar di Malang Raya. Antara lain, Rumah Sakit Hasta Husada Kepanjen, RS Wava Husada Kepanjen, RS Teja Husada Kepanjeng.
Kemudian, RS Kanjuruhan Kepanjen, RSI Gondanglegi, Puskesmas Gondanglegi, RS Ben Mari Pakisaji Malang, RSU Pindad Turen, RS Salsabila, RSBK Turen dan RS Saiful Anwar Malang. "Bripda Agmal Khan Muhammad Sat Samapta Polres Trenggalek dirawat di RS Bhayangkara Batu," ujar Dirmanto.
Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta sebelumya mengungkapkan, sebanyak 127 orang meninggal dunia, dua diantaranya anggota polri dan 125 suporter, usai laga derby antara Arema VS Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu 1 Oktober kemarin malam.
Advertisement