Liputan6.com, Jakarta - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan duka mendalam atas tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu malam 1 Oktober 2022. Tercatat, 174 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya terluka atas insiden itu.
Menurut KPAI, berdasarkan foto dan video yang diterima pihaknya, terlihat adanya anak di tengah lautan massa yang tidak terkendali.
"Mereka bersama orangtua, mulai dari digandeng, digendong, untuk dapat menghindari paparan pemukulan, kekerasan, hingga perihnya asap gas air mata dalam rangka mencari akses menyelamatkan diri," ujar Komisioner KPAI Jasra Putra dari siaran pers diterima Liputan6.com, Minggu (2/10/2022).
Baca Juga
Advertisement
Jasra mengatakan, KPAI meyakini, pascakejadian tersebut akan membawa dampak kejiwaan yang berat bagi anak, apalagi bila disertai peristiwa terpisah dengan orangtua, kehilangan orangtua, atau kehilangan saudaranya.
"KPAI berharap semua fokus pada pelayanan korban yang maksimal, baik yang masih hidup maupun telah meninggal," ucap Jasra.
KPAI mendorong kepada lembaga layanan yang tersedia bisa jemput bola menolong situasi anak dan keluarga yang masih dalam perawatan agar segera bisa didampingi dan direspons baik, dalam rangka mengurangi hal yang lebih buruk dihadapi anak.
"Panitia dapat memberikan data kepada para petugas yang merespons situasi darurat di sana, agar bisa dirintis pusat informasi crisis center dalam penelusuran pencarian korban dan data keluarga, menerima laporan keluarga korban, menerima anak-anak yang mungkin terpisah dari keluarga, anak anak yang ditinggal ortu karena meninggal," dorong Jasra.
Sepak Bola Ramah Anak
KPAI mengamini, sepak bola adalah tontonan keluarga, untuk itu penting menghadirkan sepakbola yang ramah anak. Tentu, kata Jasra, harus ada perlakuan khusus, seperti edukasi, mitigasi dan pengurangan resiko bagi orang tua yang membawa anak di stadion.
"Bagi KPAI, saat ini mari bergerak dengan maksimal untuk para korban, sepakbola adalah keluarga, tontonan keluarga, jiwa keluarga, sehingga dalam peristiwa ini, kekeluargaan dalam sepakbola jangan hilang, saatnya terpanggil sebagai keluarga sepakbola, membantu para korban dan mengurangi beban penderitaan," Jasra menutup.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan pihaknya terus fokus dalam penanganan korban, baik yang membutuhkan Tim DVI atau pun korban luka ringan hingga berat. Seluruh biaya penanganan medis pun ditanggung oleh Pemerintah Daerah.
"Hari ini ada yang belum teridentifikasi jenazahnya," kata Khofifah.
Advertisement
Tim DVI Mabes Polri Diterjunkan
Mabes Polri menurunkan Tim Disaster Victim Investigation (DVI) dalam rangka membantu mengidentifikasi ratusan korban tewas atas tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai laga derby antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
"Terkait kasus yang di Malang saat ini Mabes Polri menurunkan Tim DVI ke Malang untuk berkoordinasi dengan Tim DVI Polda Jatim dan rumah sakit setempat guna mempercepat teridentifikasinya korban," tutur Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah kepada wartawan, Minggu (2/10/2022).
Sejauh ini, lanjut Nurul, petugas kepolisian masih terus memberikan pertolongan medis kepada para korban.
"Bahwa Mabes Polri saat ini melakukan identifikasi korban dan memberikan pertolongan medis kepada para korban yang saat ini masih dirawat di rumah sakit," kata Nurul.