Mengenal Desa Tulsi, Nyaris Semua Warganya Berprofesi Sebagai YouTuber

Tulsi, sebuah desa kecil di negara bagian Chhattisgarh, India, telah dikenal sebagai 'Desa YouTube' karena sepertiga penduduknya membuat video untuk mencari nafkah.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 02 Okt 2022, 20:10 WIB
Logo YouTube (Sumber: Pixabay)

Liputan6.com, Tulsi - Tulsi, sebuah desa kecil di negara bagian Chhattisgarh, India, telah dikenal sebagai 'Desa YouTube' karena sepertiga penduduknya membuat video untuk mencari nafkah.

Konten video lebih populer di sana dan tidak heran jutaan orang di seluruh dunia bekerja keras untuk membangun karier sebagai pembuat video.

Tetapi tidak ada konsentrasi calon YouTuber selain di Desa Tulsi, sebuah pemukiman pedesaan kecil di Chhattisgarh, di mana lebih dari sepertiga dari 3.000 penduduk lokal secara aktif membuat video dan mempostingnya di YouTube untuk mendapatkan keuntungan.

Banyak dari pembuat konten ini dulunya adalah petani, tetapi setelah mendengar bahwa beberapa rekan mereka telah melipatgandakan uang, bahkan tiga kali lipat pendapatan mereka membuat video YouTube, mereka memutuskan bahwa sudah waktunya untuk perubahan karir.

Kisah Desa YouTube India dimulai dengan dua orang teman, Gyanendra Shukla dan Jai Verma, yang masing-masing meninggalkan pekerjaan mereka sebagai insinyur dan guru, untuk membuat konten video.

Tak lama kemudian mereka mulai mendapatkan cukup banyak uang dari usaha baru mereka, dan kabar keberhasilan mereka menyebar ke seluruh desa, menginspirasi orang lain untuk mengikuti jejak mereka.

“Saya bekerja di SBI sebelumnya, sebagai teknisi jaringan. Kantor saya memiliki internet berkecepatan tinggi dan saya biasa menonton video YouTube di sana,” kata Shukla kepada kantor berita ANI.

“Saya sudah menyukai film. Pada 2011-2012, versi baru YouTube diluncurkan. Pada saat itu, ada sangat sedikit saluran di Youtube. Saya tidak puas dengan pekerjaan dari pukul 9 sampai 5. Jadi saya meninggalkan pekerjaan dan mulai dengan YouTube.”

Sekitar 40 persen penduduk desa kini terlibat dalam pembuatan konten video untuk platform seperti YouTube, TikTok atau Instagram, dengan usia termuda 15 tahun dan tertua nenek 85 tahun.

Sekitar 40 atau lebih saluran utama yang berbasis di desa Tulsi berkisar dari komedi dan musik hingga pendidikan dengan yang paling populer berjumlah lebih dari 100.000 pelanggan di YouTube saja.

 


YouTuber Terkenal India Rahul Vohra Kalah Melawan COVID-19

Logo YouTube (Sumber: Pixabay)

Seorang YouTuber asal India bernama Rahul Vohra meninggal dunia pada Minggu 10 Mei di rumah sakit New Delhi akibat komplikasi COVID-19. Berita kematian Rahul ini disampaikan sutradara-penulis teater Arvind Gaur, demikian dikutip dari laman Tribune India, Senin (10/5/2021).

Rahul (35) sempat membagikan informasi bahwa ia diagnosis positif COVID-19 awal pekan ini dalam sebuah postingan Facebook. Dia dirawat di rumah sakit Rajeev Gandhi Super Speciality, Tahirpur dan dipindahkan ke Rumah Sakit Ayushman, Dwarka, pada Sabtu malam.

Gaur mengkonfirmasi berita kematian Rahul di Facebook. "Rahul Vohra sudah tiada, aktor berbakat saya sudah tidak ada lagi," tulis Gaur.

"Baru kemarin dia memberi tahu saya bahwa hidupnya bisa diselamatkan jika dia mendapat perawatan yang lebih baik. Dia dipindahkan ke Ayushman, Dwarka tadi malam tapi kami tidak bisa menyelamatkannya. Mohon maafkan kami, kami semua adalah pelakunya. Hormat terakhir saya," tulisnya.

Pada Sabtu 8 Mei, Rahul dalam sebuah posting Facebook telah menandai Perdana Menteri Narendra Modi dan Wakil Menteri Utama Delhi Manish Sisodia dan meminta perawatan yang lebih baik.

"Jika saya ingin mendapatkan perawatan yang lebih baik mungkin saya bisa diselamatkan," tulis YouTuber India ini.


Minum 1,5 Liter Vodka Saat Siaran Langsung di Youtube, Pria di Rusia Meninggal

(Sumber: Pixabay)

Seorang pria berusia 60 tahun yang dikenal sebagai "grandfather" di YouTube meninggal setelah meminum 1,5 liter vodka saat melakukan siaran langsung (live streaming) di depan 150 penonton.

Dikutip dari Daily Star, Senin (19/4/2021), Yuri Dushechkin sedang melakukan "streaming sampah" di mana para peserta melakukan aksi berbahaya secara daring untuk mendapatkan uang.

Setelah pingsan di depan penontonnya, layanan darurat bergegas ke rumahnya di Smolensk, Rusia, di mana mereka menemukan tubuhnya yang sudah tak bernyawa.


Bukan Konten Berbahaya Pertama

Ilustrasi Youtube (Image by Tymon Oziemblewski from Pixabay)

Sebelum melakukan tantangan ini, Dushechkin telah melakukan sejumlah tantangan sebelumnya untuk menyiarkan kegiatan "streaming sampah" di akun 'Langkah Pertama ke Youtube' -- sebuah akun yang menurut para kritikus menargetkan peserta yang rentan dipermalukan untuk mendapatkan uang.

Akun tersebut pertama kali disorot pada 2017 saat ditawarkan untuk membayar tunawisma untuk minum alkohol atau saus pedas di depan kamera dan telah memiliki beberapa insiden kontroversial lainnya.

Senator Rusia Alexey Pushkov telah menyerukan larangan siaran yang menyiarkan kekerasan pada Desember 2020.

"Kita harus memperkenalkan amandemen terhadap undang-undang yang akan melarang kanal sampah," tegasnya.

Infografis Sebar Hoaks demi Raup Untung di YouTube. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya