Liputan6.com, Malang - Seorang penjaga warung di depan Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur memberi kesaksian kerusuhan yang terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya yang berlangsung pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Saksi mata kejadian Tragedi Kanjuruhan bernama Rehan itu mengatakan ada beberapa suporter yang tidak terlibat kerusuhan masuk ke warung miliknya.
Advertisement
“Sekitar pukul 11 malam suporter yang tidak terlibat kericuhan masuk ke warung kami, kebanyakan wanita sama anak-anak,” Rehan di Malang, dilansir dari Antara, Minggu (2/10/2022).
Suasana di depan warung miliknya menjadi tak kondusif setelah massa yang sedang melampiaskan kemarahannya melakukan pembakaran kendaraan di depan stadion.
“Ricuh banget suasananya, saya juga takut,” Rehan bercerita.
Rehan mengatakan, usai terjadi pembakaran sejumlah mobil di depan stadion, aparat menembakkan gas air mata tepat di depan warungnya. Massa pun langsung berhamburan.
“Ada yang nangis, teriak-teriak, mata perih soalnya,” kata Rehan.
Sebanyak tiga kali tembakan gas air mata dilontarkan aparat di depan warung yang menjual aneka makanan dan minuman tersebut.
“Sempat saya tanyakan ke polisi pagi tadi, katanya kemungkinan itu salah tembak kalau sampai masuk warung, tapi iya masak salah tembak sampai tiga kali,” ungkapnya.
Rehan berharap tragedi ini tak terulang kembali di Indonesia khususnya di Malang. “Saya ga pengen lihat kayak gitu lagi mas, ngeri, apalagi pas lihat tangisan perempuan ama anak-anak,” katanya.