Liputan6.com, Jakarta - Flourish Ventures, perusahaan modal ventur global merilis studi baru yang menyatakan pentingnya toko kelontong atau warung kelontong sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia di masa depan.
Dalam laporan berjudul Digitizing the Corner Shop, Flourish Ventures melakukan survei di seluruh India, Mesir, Brasil, dan Indonesia.
Advertisement
Melalui laporan ini, Flourish Ventures menemukan di keempat pasar tersebut, perusahaan startup teknologi yang menyediakan perangkat dan fasilitas online untuk warung dapat meningkatkan pendapatan 60 hingga 100 persen, jika diterapkan dalam skala besar.
Untuk di Indonesia, Flourish melakukan survei pada lebih dari 200 warung dan pelanggan mereka. Hal ini dilakukan untuk menilai potensi teknologi digital dalam membuka peluang efisien dan keuangan yang lebih besar.
Survei ini menemukan 98 persen konsumen berniat untuk terus berbelanja dalam jumlah yang sama banyak atau lebih di warung lokal sekitar mereka di masa depan. Lalu, 84 persen pemilik warung menyatakan mereka telah menggunakan aplikasi digital untuk membantu menjalankan bisnis mereka.
"Pandemi telah mendorong penggunaan teknologi digital oleh pelanggan. Meskipun demikian, toko kecil di berbagai tempat di Indonesia-atau warung-terus menjadi kontributor yang signifikan bagi perekonomian dan mendapat kepercayaan pelanggan," tutur penasihat investasi global Flourish Ventures Smita Aggarwal dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (3/10/2022).
Lebih lanjut Smita menuturkan, penelitian yang dilakukan lebih lanjut menyebut toko tradisional ini menawarkan kenyamanan dan layanan yang tak tertandingi pada pelanggan. Karenanya, ada peluang bagi perekonomian apabila mereka dapat memanfaatkan teknologi digital dan menjadi lebih efisien.
"Membantu pemilik toko memecahkan masalah dalam bisnis mereka akan menciptakan siklus yang baik dengan meningkatkan penjualan, meningkatkan margin, serta berkontribusi pada PDB dan ekosistem yang lebih luas," ujar Smita.
Sebagai informasi, 3,5 juta warung di Indonesia mewakili 70 persen dari penjualan di pasar grosir yang bernilai USD 257 miliar, meski ada persaingan dari pengecer besar. Karenanya, warung merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari di Indonesia dan tetap penting bagi perekonomian lokal maupun nasional.
Temuan Riset
Riset ini juga menemukan 67 persen pelanggan mengaku mereka berbelanja di warung setempat setiap hari. Kondisi ini secara tidak langsung berkontribusi sebesar USD 180 miliar dalam penjualan toko kelontong di Indonesia.
Temuan ini sekaligus menandakan warung terus berkembang beriringan dengan toko modern jenis lainnya. Selain itu, responden dalam riset menyatakan 40 persen dari mereka menyebutkan pasar lokal merupakan tempat yang sering dikunjungi, dan hanya 10 persen yang membeli bahan makanan secara online.
Selain itu, 79 persen pelanggan mengatakan mereka membeli lebih banyak bahan makanan dari warung setempat selama lockdown atau pembatasan.
Survei ini juga menemukan hampir semua responden (90 persen) menilai kenyamanan sebagai kenyamanan sebagai hal paling berharga saat berbelanja di warunga. Sementara 80 persen responden menyebut layanan pelanggan sebagai pembeda utama.
Lalu, mayoritas pemilik warung (84 persen) mengatakan mereka menggunakan aplikasi pesan untuk berkomunikasi dengan pemasok dan pelanggan, serta 25 persen berusaha meningkatkan penggunaan teknologi digital dalam dua tahun ke depan untuk meningkatkan penjualan online, komunikasi, dan pengiriman.
Sebagian besar pemilik toko (78 persen) menyatakan mereka nyaman menggunakan alat digital. Namun, tetap ada hambatan, karena 41 persen mengaku kesulitan mempelajari atau mengadopsinya.
Para pemilik warung (33 persen) juga berambisi untuk tumbuh dan menyebut memperluas penawaran produk sebagai prioritas utama, serta diikuti dengan meningkatkan pendapatan toko (25 persen).
Advertisement
Ekonomi Digital Indonesia Tumbuh Seiring Konsumsi Platform Digital
Di sisi lain, berkembangnya ekonomi digital di Indonesia dinilai juga dipengaruhi berbagai kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi produk-produk platform digital yang juga semakin tinggi.
"Yang Anda konsumsi saat ini, semakin banyak waktu yang dihabiskan di platform digital," kata Prakash Kamdar, CEO Dentsu Indonesia & Singapore.
Prakash mencontohkan, dalam dua setengah tahun terakhir, selama masa pandemi, semakin banyak orang yang diperkenalkan dan mengonsumsi platform digital.
"Anda mengonsumsi konten, Anda berbelanja, bersosialisasi di platform digital, dan inilah yang menumbuhkan ekonomi digital," kata Prakash di sela Dentsu Connect 2022 di Jakarta, Kamis (29/9/2022).
Potensi pertumbuhan eksponensial ekonomi digital Indonesia tercatat bertumbuh pasti, dengan prediksi pertumbuhan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025 mendatang.
Selain itu, transformasi Digital juga telah menjadi pusat perhatian sebagai salah satu dari tiga pilar prioritas Kepresidenan G20 Indonesia.
Hal ini semakin menggaris bawahi potensi ekonomi digital dalam waktu dekat, berkat populasi digital yang dinamis, akselerasi e-commerce, dan kancah startup teknologi yang semakin terpacu.
Dalam Dentsu Connect 2022, ada tiga fokus yang dibawa oleh Dentsu Indonesia yaitu: Experience (pengalaman, yang ditujukan kepada manusia), Data & Commerce (data dan pola transaksi) dan Sustainability (sistem yang berkelanjutan).
Prakash mengatakan, ketiga hal ini adalah bagian integral dalam ekonomi digital Indonesia.
Bagi Dentsu Indonesia, kata Prakash, penting untuk memiliki kapabilitas di setiap area tersebut, sehingga dapat mendukung pertumbuhan multinational company maupun komunitas startup, yang nantinya akan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital.
Dentsu Connect 2022
Dentsu Indonesia hari ini, Kamis (29/9/2022), menggelar Dentsu Connect 2022 di Jakarta, yang menjadi salah satu upaya untuk mengakselerasi ekonomi digital Indonesia.
Sebagai marketing services network yang terintegrasi dan terkemuka di Indonesia dan dunia, Dentsu Indonesia menyatakan bahwa mereka sadar memiliki peran untuk memajukan ekonomi digital.
Apalagi saat ini, ekonomi Indonesia tengah merangkak kembali pulih dan bangun menjadi lebih cepat dan kuat.
Dentsu Indonesia mengungkap, ada tiga fokus yang mereka bawa yaitu: Experience (pengalaman - yang ditujukan kepada manusia), Data & Commerce (Data dan pola transaksi) serta Sustainability (sistem yang berkelanjutan).
Ketiga hal inilah yang menjadi alasan utama untuk mengadakan acara Dentsu Connect 2022 dengan tema The Era of Connected Universe.
Menurut Prakash, Dentsu Connect 2022 hadir untuk menyatukan ide terbaik, keunggulan dalam kreativitas & inovasi, ide dan solusi yang paling menggugah para praktisi, dan yang terpenting, pelaku industri yang penuh semangat.
"Praktisi pemasaran yang akan memetakan industri kita ke depan di 'The Era of Connected Universe,'" kata Prakash.
(Dam/Isk)
Advertisement