Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bekerja sama dengan PT. Malik Ghonniyu Razaak menyelenggarakan pameran Keanekaragaman Hayati Nusantara atau Kehati Expo Tahun 2022. Pameran ini diselenggarakan dalam rangka Road to Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional (HCPSN) Tahun 2022.
Pembukaan pameran pada Sabtu, 1 Oktober 2022 didatangi oleh masyarakat yang memenuhi area air mancur Lapangan Banteng, Jakarta Pusat. Antusiasme begitu terlihat dari pengunjung yang khidmat menonton setiap pertunjukan yang ditampilkan oleh Kehati Expo.
Baca Juga
Advertisement
“Kehati Expo ini diselenggarakan sebagai road atau memperingati Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional yang diperingati setiap tanggal 5 November,” ujar Nandang Prihadi selaku Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan (Jasling) Kawasan Konservasi, Direktorat Jenderal (Ditjen) Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE), KLHK.
Diketahui, keanekaragaman puspa dan satwa, selain memberikan keseimbangan pada lingkungan, itu juga meningkatkan kualitas lingkungan. Juga sebagai sumber pangan dan obat-obatan, serta menghasilkan jasa lingkungan.
Pameran ini diselenggarakan pada tanggal 1 sampai dengan 16 Oktober 2022 di Lapangan Banteng. HCPSN yang diperingati setiap 5 November merupakan momentum gerakan penyelamatan tumbuhan dan satwa lokal dari ancaman kepunahan.
“Tentu harapannya, menumbuhkan cinta konservasi satwa liar dan ini juga bagian dari menumbuhkan upaya untuk membangkitkan kembali perekonomian Indonesia,” imbuh Nandang.
Nandang menuturkan, dengan Kehati Expo dan juga pamerannya yang diikuti oleh banyak peserta ini, pihaknya berharap perekonomian dapat pulih. Dia juga mengatakan, hal tersebut bersamaan dengan terjaganya kawasan konservasi Indonesia.
Tahun ini, Kehati Expo diikuti oleh hampir 200 peserta. Selain pameran bunga dan satwa, Kehati Expo juga diisi dengan berbagai acara, seperti Bazar Kuliner, Ngonser (Ngobrol Konservasi), Talk Show, Lomba Kicau, Vaksin Pets Gratis, Turnamen Panco dan berbagai macam lomba lainnya. Pameran akan diramaikan juga dengan pertunjukan pentas musik, dan bahkan Ronggolawe Nusantara memberikan hadiah mobil Honda Jazz untuk lomba Kicau Mania.
Keanekaragaman Hayati Indonesia
Menurut keterangan yang diterima Liputan6.com, secara statistik, Indonesia termasuk negara yang kaya raya dalam hal keanekaragaman hayati. Biodiversitas Indonesia menyumbangkan 12 persen jenis mamalia yang ada di dunia, 17 persen burung-burung dunia, 16 persen reptil dan amfibi dunia, 25 persen ikan tawar dan laut dunia, serta 10 persen tumbuhan berbunga dunia.
Keanekaragaman hayati itu ada yang hidup di kawasan konservasi dan ada juga yang pelintas batas. Ada yang pelintas batas antar benua, antar negara, antar provinsi, bahkan melintas keluar kawasan konservasi.
Nandang mengatakan, satwa liar pun pemanfaatannya dibolehkan, tetapi tentu tetap dengan koridor-koridornya. Ada izin yang khusus, tidak boleh sembarangan.
“Saya kira pengawasan terus dilakukan, boleh dilihat beberapa kali dari Direktorat Jenderal Penegakkan Hukum Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Ditjen GAKKUM) juga melakukan upaya-upaya yang represif kepada mereka yang memelihara satwa liar yang tidak ada izinnya,” ungkap Nandang.
“KLHK melakukan sosialisasi agar mereka yang memiliki atau ingin memiliki itu tentu harus melalui prosedur-prosedur yang sudah ditentukan. Apabila dia berasal dari penangkaran yang legal, yang resmi tentu itu akan lebih baik,” kata Nandang menjelaskan. “Itu nanti ada sertifikatnya, jadi ada suratnya, yang kalau tidak ada itu termasuk ilegal,” tambahnya.
Advertisement
Edukasi Izin Penangkaran
Nandang juga menjelaskan, salah satu yang mereka rasa berhasil dalam program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat adalah bagaimana Irfan Hakim memiliki izin penangkaran dan Irfan seperti kader konservasi di wilayah Jakarta. Irfan dinilai menyebarluaskan informasi-informasi positif sehingga pihak Nandang menerima begitu banyak permohonan izin, baik penangkaran maupun izin edar.
Pihaknya juga menuturkan, konservasi satwa liar itu dilakukan baik secara in situ di kawasan-kawasan konservasi atau kawasan taman nasional maupun ex situ di lembaga konservasi. Penangkaran juga di aktifkan perannya untuk bisa membantu restocking dari satwa liar tersebut sehingga kesadaran masyarakat akhirnya dapat meningkat dan yang namanya satwa liar itu memang selayaknya hidup di habitat alamnya.
Kegiatan Kehati Expo ini juga merupakan momentum yang baik sebagai sarana edukasi untuk mengenal kawasan konservasi dan keanekaragaman hayati di Indonesia sekaligus momentum menggiatkan kunjungan wisata alam ke kawasan konservasi yaitu ke Taman Nasional, Taman Wisata Alam dan Suaka Margasatwa, sebagai Healing Forest, yaitu sarana penyembuhan alami yang bermanfaat bagi Kesehatan Spiritual dan Fisik Manusia.
Perbedaan dengan Pameran Sebelumnya
Nandang mengungkapkan, ada perbedaan pameran yang sekarang dengan sebelumnya, yaitu tahun 2019 sebelum Covid-19. "Saya kira saat itu memang terselenggara sangat fenomenal, itu sampai satu bulan, 300 peserta dan menimbulkan multiplayer impact dan saya kira bahkan jadi direct transaksi yang lumayan besar,” imbuh Nandang.
Diharapkan kegiatan ini dapat membantu pemulihan ekonomi nasional yang telah mulai menggeliat Pascapandemi Covid-19. Diharapkan transaksi ekonomi pada Kehati Expo 2022, dapat lebih meningkat lagi.
“Harapannya ini, setelah Covid-19 dua tahun kita vakum dan tahun ini mulai, walaupun peserta tidak begitu banyak, tentu kita berharap ini juga menjadi momentum untuk bangkitnya kembali perekonomian khusunya yang terkait dengan satwa dan sebagainya,” tambahnya.
Pihaknya menuturkan, bagi penggiat atau pengusaha di bidang bunga dan satwa, pecinta alam, pengusaha kuliner serta masyarakat kiranya dapat berpartisi dan mengambil manfaat dari kegiatan pameran ini. Selain itu, pihaknya juga ingin pameran ini dapat terlaksana dengan baik dan lancar serta dapat memberikan manfaat.
Advertisement