Deretan Tanggapan Terkait Tragedi Kanjuruhan Usai Laga Arema Vs Persebaya

Sederet pihak angkat bicara terkait tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu malam 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan ratusan orang.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 03 Okt 2022, 07:15 WIB
Suporter rusuh usai Arema kalah dari Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang. (Zainul Arifin/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Sederet pihak angkat bicara terkait tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya pada Sabtu malam 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan ratusan orang.

Salah satunya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang menyatakan duka mendalam atas tragedi Kanjuruhan. Kejadian tersebut diharapkan tidak terulang kembali.

"Kami keluarga besar PSI menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya 129 orang usai pertandingan di Stadion Kanjuruhan. Semoga ini menjadi peristiwa memilukan yang terakhir di sejarah persepakbolaan Indonesia," ujar Ketua Umum PSI Giring Ganesha, seperti dikutip dari siaran pers, Minggu 2 Oktober 2022.

Giring mendorong adanya tanggung jawab untuk seluruh keluarga korban dengan hadirnya santunan. Giring juga meminta aparat keamanan mengusut tuntas penyebab kerusuhan.

Kemudian, Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menegaskan harus ada pihak yang bertanggung jawab atas tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan.

"Ini bukan lagi musibah, tapi tragedi. Harus ada yang bertanggung jawab," kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu.

Edwin mengatakan, ratusan korban jiwa yang meninggal dunia usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut bukan perkara statistik, melainkan soal nyawa manusia.

Selain itu, Polri pun memastikan akan mendalami setiap unsur penyebab terjadinya tragedi Stadion Kanjuruhan.

Berikut sederet tanggapan berbagai pihak terkait tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC vs Persebaya yang menewaskan ratusan orang dihimpun Liputan6.com:

 


1. PSI

Polisi menembakkan gas air mata saat kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta, hingga saat ini terdapat kurang lebih 180 orang yang masih menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit tersebut. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Seluruh pihak menyatakan duka mendalam atas tewasnya 129 orang akibat insiden kerusuhan di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam 1 Oktober 2022. Tragedi Arema itu terjadi usai laga Arema Fc versus Persebaya.

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan duka mendalam atas insiden ini. Kejadian ini diharapkan tidak terulang kembali.

"Kami keluarga besar PSI menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya 129 orang usai pertandingan di Stadion Kanjuruhan. Semoga ini menjadi peristiwa memilukan yang terakhir di sejarah persepakbolaan Indonesia," ujar Ketua Umum PSI Giring Ganesha, seperti dikutip dari siaran pers, Minggu 2 Oktober 2022.

Giring mendorong adanya tanggung jawab untuk seluruh keluarga korban dengan hadirnya santunan. Selain itu, aparat keamanan juga diminta mengusut tuntas penyebab kerusuhan.

"Kepolisian, PSSI dan Kemenpora harus bertanggung jawab atas kejadian mengerikan ini. Tidak bisa selesai hanya dengan saling melempar tanggung jawab," terang Giring.

Giring tak menampik, kejadian ini akan timbul potensi pembekuan liga Indonesia oleh FIFA dalam jangka waktu yang relatif panjang.

Dia memastikan hal itu akan menyulitkan kondisi para pemain, khususnya mereka para atlet yang menjadikan sepakbola tumpuan kehidupan.

"Akan sangat menyulitkan saudara-saudara sebangsa, terutama atlet sepak bola, jika sampai terjadi pembekuan liga. Tentu sangat berat," tutup Giring berempati.

 


2. LPSK dan IPW

Pemain, ofisial, dan perangkat pertandingan laga Arema Vs Persebaya diberikan kawalan ketat untuk masuk ke dalam ruang stadion karena mereka tak henti-hentinya dilempari botol dan benda-benda lainnya dari tribun Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menegaskan harus ada pihak yang bertanggung jawab atas tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan 127 orang.

"Ini bukan lagi musibah, tapi tragedi. Harus ada yang bertanggung jawab," kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu di Jakarta.

Edwin mengatakan, ratusan korban jiwa yang meninggal dunia usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya tersebut bukan perkara statistik, melainkan soal nyawa manusia.

"Korban itu bukan statistik, tapi tubuh bernyawa seperti kita," imbuhnya.

Seperti dikutip dari Antara, Edwin menegaskan, bahwa setiap peristiwa yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa harus ada pihak yang bertanggung jawab.

Sementara itu, Indonesia Police Watch (IPW) menyoroti penggunaan gas air mata saat upaya pengendalian massa dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai laga derby antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Pasalnya, penggunaan gas air mata di dalam stadion dilarang oleh federasi sepak bola dunia atau FIFA.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso menyampaikan bahwa kericuhan dalam tragedi Kanjuruhan itu berawal dari kekecewaan suporter tim tuan rumah yakni Arema, yang turun ke lapangan tanpa dapat dikendalikan oleh pihak keamanan.

"Bahkan, aparat kepolisian yang tidak sebanding dengan jumlah penonton, secara membabi buta menembakkan gas air mata sehingga menimbulkan kepanikan terhadap penonton yang jumlahnya ribuan," tutur Sugeng kepada wartawan.

Usai gas air mata ditembakkan, lanjut Sugeng, banyak penonton yang kesulitan bernapas dan akhirnya pingsan. Buntutnya, banyak jatuh korban yang terinjak-injak di area Stadion Kanjuruhan Malang.

"Padahal, penggunaan gas air mata di stadion sepak bola sesuai aturan FIFA dilarang. Hal itu tercantum dalam FIFA Stadium Safety and Security Regulations pada pasal 19 huruf b disebutkan bahwa sama sekali tidak diperbolehkan mempergunakan senjata api atau gas pengendali massa," ucap dia.

Sugeng menyatakan bahwa polisi harus mengusut tuntas tragedi jatuhnya ratusan korban tewas dalam ajang sepak bola nasional. Jangan sampai proses pidana menguap begitu saja, seperti hilangnya nyawa dua bobotoh di Stadion Gelora Bandung Lautan Api pada Juni lalu.

"Lebih penting dari tewasnya 127 suporter tersebut, Presiden Jokowi harus memberikan perhatian terhadap dunia sepakbola di Indonesia yang selalu ricuh dan menelan korban jiwa. Kemudian, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan seharusnya malu dan mengundurkan diri dengan adanya peristiwa terburuk di sepak bola nasional," kata Sugeng menandaskan.

 


3. Komnas HAM

Suporter membawa seorang pria yang terluka menyusul kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. "Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta. Hingga kini, data korban meninggal dunia masih terus bertambah. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bakal menerjunkan tim investigasi usut dugaan adanya pelanggaran HAM dalam tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan ratusan jiwa.

"Saya kira tragedi ini harus diusut tuntas, dari soal pelaksanaan pertandingan, aspek pengamanan sampai aspek-aspek teknis lainnya. Komnas HAM sedang mempertimbangkan untuk mengirim tim investigasi ke sana," ujar Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara dalam keterangannya.

Beka menyebut, seharusnya ada regulasi yang harus dipatuhi bersama dalam penanganan kerusuhan di dalam stadion. Terutama regulasi ini harus dipatuhi aparat penegak hukum agar kejadian tersebut tak terulang.

"Saya kira ada kekhususan peraturan dalam stadion dan pertandingan sepakbola yang harus dipatuhi bersama, bukan hanya oleh pemain, official tetapi juga aparat keamanan untuk meminimalisir resiko yang muncul," kata dia.

Dia turut menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya ratusan suporter sepak bola. Dia menyebut sudah lebih dari 127 orang meninggal dunia dalam tragedi kelam ini.

"Saya sebagai salah satu penggila bola ikut berduka atas jatuhnya korban di Stadion Kanjuruhan, Malang. Sampai pagi ini informasinya sudah 153 orang yang meninggal dunia," jelas Beka.

Komisioner Komnas HAM Choirul Anam menambahkan, pihaknya mengklaim sudah mendapatkan beberapa bukti terkait tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan.

"Kami mendapatkan beberapa keterangan fakta, ya termasuk kami mendapatkan berbagai video, voice note juga kami mendapatkannya, ini bekal bagi kami untuk turun ke lapangan, besok," ujar Choirul Anam.

Anam mengaku mendapatkan video dan voice note tersebut saat berkomunikasi lewat udara dengan para suporter Arema. Bahkan berkomunikasi dengan Aremania yang turut mengantar jenazah ke pemakaman.

"Termasuk tadi kami berkonunikasi dengan teman-teman Aremania yang mengantarkan jebazah ke pemakaman," kata Anam.

Anam mengatakan, temuan-temuan awal ini nantinya akan diperdalam lagi oleh Komnas HAM. Menurut Anam, tim investigasi Komnas HAM akan tiba di Malang pada Senin, 3 Oktober 2022 besok untuk mengusut tragedi Arema.

"Jadi kami tim akan turun ke Malang, InsyaAllah besok sudah sampai di Malang. Ini bekal kami yang kami akan gunakan mulai besok di Malang," tegas Anam.

 


4. Amnesty International Indonesia

Suporter memasuki lapangan saat terjadi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Amnesty International Indonesia mendesak pemerintah membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menyebabkan ratusan orang meninggal dan luka-luka.

"Ini harus diusut tuntas. Bila perlu, bentuk segera Tim Gabungan Pencari Fakta," ujar Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid dalam keterangannya.

Usman menyesalkan tindakan aparat kepolisian dalam melerai massa di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Menurut Usman, tindakan aparat kepolisian yang menyebabkan ratusan korban meninggal ini tidak bisa dibenarkan.

"Penggunaan kekuatan yang berlebihan oleh aparat keamanan negara untuk mengatasi atau mengendalikan massa seperti itu tidak bisa dibenarkan sama sekali," ujar Usman.

Maka dari itu, Usman meminta tragedi Kanjuruhan ini harus diusut tuntas. Pasalnya, menurut dia, tragedi ini mengingatkan kembali peristiwa tewasnya lebih dari 300 orang dalam tragedi sepak bola Peru di tahun 1964.

"Tragedi ini mengingatkan kita pada tragedi sepak bola serupa di Peru tahun 1964 di mana saat itu lebih dari 300 orang tewas akibat tembakan gas air mata yang diarahkan polisi ke kerumunan massa lalu membuat ratusan penonton berdesak-desakan dan mengalami kekurangan oksigen," kata Usman.

Menurut Usman, tragedi di Malang ini tidak seharusnya terjadi jika aparat keamanan memahami betul aturan penggunaan gas air mata. Usman menyebut pihaknya juga menyadari aparat keamanan sering menghadapi situasi yang kompleks dalam menjalankan tugas.

"Tapi mereka harus memastikan penghormatan penuh atas hak untuk hidup dan keamanan semua orang, termasuk orang yang dicurigai melakukan kerusuhan," kata dia.

Menurut Usman, tragedi Arema Malang ini merupakan tragedi kemanusiaan yang memilukan dan menyeramkan. Apalagi ada anak di bawah umur yang menjadi korban dalam tragedi ini.

"Perempuan dan laki-laki dewasa, remaja dan anak di bawah umur, menjadi korban jiwa dalam tragedi ini. Kami sampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban, pun kepada korban luka yang saat ini sedang dirawat, kami berharap pemulihan kondisi yang segera," kata dia.

Menurut Usman, akuntabilitas negara benar-benar diuji dalam kasus ini. Oleh karena itu, Usman mendesak negara untuk menyelidiki secara menyeluruh, transparan, dan independen atas dugaan penggunaan kekuatan berlebihan yang dilakukan oleh aparat keamanan.

"Serta mengevaluasi prosedur keamanan dalam acara yang melibatkan ribuan orang," Usman menandaskan.

 


5. Pimpinan Daerah

Terlihat jelas suasana mencekam di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan antara Arema kontra Persebaya. (Iwan Setiawan/Bola.com)

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan bahwa jumlah korban meninggal dunia dalam tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang bertambah menjadi 129 orang.

"Jadi update yang terkonfirmasi 129 korban dinyatakan meninggal dunia," tutur Khofifah kepada wartawan.

Menurut Khofifah, pihaknya terus fokus dalam penanganan korban, baik yang membutuhkan Tim DVI atau pun korban luka ringan hingga berat. Seluruh biaya penanganan medis pun ditanggung oleh Pemerintah Daerah.

"Hari ini ada yang belum teridentifikasi jenazahnya," kata Khofifah.

Kemudian, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyampaikan turut berduka atas tragedi Arema tersebut.

"Sungguh ini adalah tragedi terbesar dalam perhelatan olahraga di Indonesia," tutur suami Atalia Praratya di Instagram.

"Turut berduka cita atas meninggalnya 127 penonton dan aparat petugas. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kesabaran," sambung Ridwan Kamil.

Ridwan Kamil meminta masyarakat untuk introspeksi diri atas kejadian nahas ini. Lebih lanjut, banyak aspek juga yang perlu diperhatikan oleh penyelenggara agar keselamatan terjaga.

"Tujuan berolahraga, pembelajaran menerima kemenangan atau kekalahan, profesionalitas kepanitiaan sebuah kegiatan olahraga, teknik pengamanan dll," paparnya.

Ridwan Kamil berharap peristiwa ini dapat menjadi pembelajaran berharga sehingga tak terulang lagi di masa depan.

"Jangan selalu kejar demi rating TV dengan memaksa pertandingan selalu malam hari. Semoga kita belajar dan mengambil hikmah dari semua ini. Hatur Nuhun," tutupnya.

Senada, Wakil Gubernur DKI Jakarta juga turut menyesalkan tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Dia mengatakan, tidak ada pertandingan apapun yang sebanding dengan nyawa.

"Peristiwa memilukan ini sangat patut kita sesalkan. Satu nyawapun tidak boleh hilang, apalagi sebanyak ini saudara-saudara kita yang meninggal dunia," tulis Riza dalam akun Instagram pribadinya @arizapatria.

Dia mengajak seluruh masyarakat untuk saling mendoakan agar korban tragedi Kanjuruhan itu husnul khatimah dan keluarga yang ditinggalkan bisa tabah dan sabar.

"Kita sangat merasakan kesedihan dari keluarga besar para korban yang meninggal dunia, terluka serta dalam perawatan. Duka mendalam kami atas meninggalnya 127 orang saudara-saudara kita di Malang (data sementara dari berbagai media)," tulis Riza.

Riza juga mengatakan, perlu ada evaluasi lebih lanjut agar kejadian ini tidak terulang di daerah mana pun.

"Ini jumlah korban terbesar, terbanyak sepanjang sejarah sepakbola dan olahraga di Indonesia. Kita semua harus melakukan evaluasi serius, untuk memastikan agar kejadian yang menyedihkan ini tidak terulang, tidak boleh lagi terulang, jangan sampai terjadi lagi di daerah manapun," kata Riza.

 


6. DPR RI

Polisi dan tentara berdiri di tengah asap gas air mata saat kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Ratusan orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi kerusuhan tersebut. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian mengaku sangat prihatin dan menyesalkan tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan 129 jiwa pada Sabtu malam 1 Oktober 2022.

Menurut dia, sepak bola Indonesia yang saat ini tengah berkembang, malah tercederai dengan adanya peristiwa maut ini.

“Kita sangat perihatin atas peristiwa yang terjadi pada Pertandingan Sepakbola Liga 1 di Kanjuruhan Malang pada 1 Oktober 2022, yang menewaskan lebih dari seratus orang suporter dan aparat,” kata Hetifah dalam keterangan pers diterima.

Hetifah mendesak, agar parah pihak dapat melihat peristiwa dan wajib mengoreksi pentingnya menjaga hak dan kewajiban, baik panitia penyelenggara, aparat, pemain, hingga suporter dalam setiap pertandingan olahraga.

“Panitia wajib menyiapkan seluruh perangkat pertandingan, rasio jumlah aparat harus sebanding dengan jumlah penonton, suporter wajib menjaga ketertiban, dan lainnya,” saran Hetifah.

Hetifah menegaskan, aparat juga wajib tahu prosedur keamanan dalam pertandingan olahraga. Misalnya tidak boleh menggunakan gas air mata. Sebab, kewajiban masing-masing pihak tersebut sebenarnya telah tertuang dalam UU 11/22 tentang Keolahragaan.

“Suporter telah diatur dala pasal 54 dan 55. seperti memperoleh fasilitas yang sesuai dengan nilai tiket masuk dan mendapatkan jaminan keselamatan dan keamanan. Namun suporter harus menjaga ketertiban selama pertandingan,” kata ia menutup.

Sementara itu, Ketua DPR RI Puan Maharani mempertanyakan prosedur pengamanan dalam laga derby antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Usai laga ini, diketahui ratusan korban meninggal dunia, dan ratusan lainnya luka-luka.

"Kenapa bisa terjadi tragedi yang memakan korban jiwa sebanyak itu di lapangan sepakbola? Bagaimana proses pelaksanaan oleh panitia penyelenggara? Bagaimana prosedur pengamanannya?," kata Puan dalam keterangannya.

Puan meminta, aparat kepolisiam mengusut tuntas tragedi Arema, Malang ini. Menurut Puan, peristiwa tersebut mutlak harus diinvestigasi secara menyeluruh.

“Semua harus diinvestigasi secara menyeluruh. Tidak boleh tidak! Ini soal nyawa orang yang hilang,” kata Puan.

Perempuan pertama yang menjabat Ketua DPR ini mengatakan, pertandingan sepakbola di stadion seharusnya menjadi tempat hiburan yang menyenangkan bagi masyarakat umum. Termasuk para suporter dalam mengekspresikan dukungan kepada tim kesayangannya.

“Bukan malah menjadi tempat terjadinya tragedi yang menghilangkan seratusan lebih nyawa manusia. Nyawa manusia, nyawa kita, terlalu berharga hanya untuk sebuah pertandingan sepakbola yang berakhir dengan kerusuhan,” imbuh Puan.

Oleh karenanya, Ketua DPR RI meminta PSSI juga berbenah diri serta mengevaluasi total pelaksanaan liga sepakbola nasional.

“Kami meminta liga nasional dihentikan sementara untuk menghormati para korban, sambil menunggu hasil investigasi menyeruluh atas tragedi ini,” tegas Puan Maharani.

Pada kesempatan ini, Puan juga menyampaikan belasungkawa atas tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, yang menelan ratusan korban jiwa. Akibat tragedi pasca laga Arema versus Persebaya itu, ratusan orang juga mengalami luka-luka .

“Apa yang terjadi di Stadion Kanjuruhan tadi malam adalah peristiwa yang memilukan. Atas nama Ketua DPR RI, saya turut berdukacita sedalam-dalamnya kepada keluarga korban dari tragedi tersebut,” kata Puan.

 


7. Polri

Suasana Stadion Kanjuruhan, Malang, setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada pekan 11 Liga 1 2022/2023 berakhir, Sabtu (1/10/2022). Tampak mobil kepolisian rusak karena insiden yang terjadi. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Polri akan mendalami setiap unsur penyebab terjadinya tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Termasuk juga soal penggunaan gas air mata dalam upaya pengendalian massa suporter Arema yang turun ke lapangan dari tribun penonton.

"Sekali lagi saya minta rekan media untuk sabar, karena Pak Kapolri dan Pak Menpora hari ini melakukan rapat dulu bersama Pemerintah Daerah Provinsi Jatim, tentunya sesuai arahan Presiden berikan kesempatan kepada penyidik untuk bekerja, nanti hasilnya disampaikan," tutur Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo kepada wartawan.

Menurut Dedi, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo tengah bersiap bertolak ke Malang, Jawa Timur. Berdasarkan informasi, keberangkatan pejabat tinggi Polri dilaksanakan sekitar pukul 14.00 WIB melalui VIP Bandara Soekarno Hatta.

"Dievaluasi dulu secara menyeluruh, kita tidak boleh buru-buru menyimpulkan, secara menyeluruh agar komprehensif dan nanti hasil secara menyeluruh akan disampaikan," kata Dedi.

 


8. Menko Polhukam

Menko Polhukam Mahfud Md. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menegaskan, tragedi sepak bola di Stadion Kanjuruhan bukan dipicu bentrok antara suporter Arema FC dengan Persebaya Surabaya.

Sebab pada laga derby Jawa Timur itu, pendukung Persebaya tidak diperbolehkan ikut menonton langsung ke Stadion Kanjuruhan sebagai kandang Arema.

“Suporter di lapangan hanya dari Arema. Oleh sebab itu para korban pada umumnya meninggal karena desak-desakan, saling himpit, dan terinjak-injak, serta sesak napas,” kata Mahfud Md saat dihubungi awak media.

Mahfud meyakini, tidak ada korban meninggal dunia akibat pemukulan atau penganiayaan antarsuporter yang terjadi dalam peristiwa ini. Laporan sementara, sebanyak 129 orang meninggal dunia dalam tragedi sepakbola Tanah Air ini.

Dia memastikan, pemerintah akan melakukan perbaikan pelaksanaan pertandingan sepak bola dari waktu ke waktu dan akan terus memperbaiki regulasinya. Dia pun menyampaikan bela sungkawa terhadap para keluarga korban.

“Kepada seluruhnya agar diberi kesabaran dan meminta berkoordinasi dengan petugas pemerintah di lapangan,” kata Mahfud Md menutup.

 


9. Presiden Jokowi

Presiden Jokowi memberikan keterangan pers terkait tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu malam 1 Oktober 2022. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyesalkan terjadinya tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur usai menjamu Persebaya Surabaya pada Sabtu malam 1 Oktober 2022. Sebanyak 129 orang meninggal dunia dalam tragedi ini.

"Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya 129 orang saudara-saudara kita dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan Malang Jatim," ujar Jokowi dalam konferensi pers.

Jokowi meminta jajarannya segera melakukan investigasi dan mengusut tuntas tragedi yang menewaskann dan melukai ratusan orang ini dalam pertandingan sepakbola.

"Khusus kepada Kapolri saya minta lakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini," ucapnya.

Bahkan Jokowi juga memerintahkan Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menghentikan sementara perhelatan Liga 1 sampai investigasi tuntas.

"Untuk itu saya juga memerintah PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan prosedur pengamanan dilakukan," katanya.

Dia berharap, tragedi dalam sepakbola Tanah Air ini menjadi yang terakhir. "Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan di masa mendatang. Sportivitas rasa kemanusiaan dan persaudaraan bangsa Indonesia harus kita jaga bersama," ucap Jokowi menandaskan.

El Clasico akan meramaikan sepak bola dunia akhir pekan ini (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya