Harga Kripto Hari Ini 3 Oktober 2022: Bitcoin dkk Melemah

Pasar kripto melemah mengawali pekan pertama Oktober 2022.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 03 Okt 2022, 06:46 WIB
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Memasuki awal Oktober 2022, harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Senin (3/10/2022). Beberapa kripto harus kembali terjebak di zona merah.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin, 3 Oktober 2022 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali terkoreksi 0,59 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 1,81 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 19.204 per koin atau setara Rp 293,8 juta (asumsi kurs Rp 15.303 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga kembali melemah pagi ini. ETH turun tipis 1,23 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 0,03 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.297 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih menguat pada perdagangan hari ini. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 1,11 persen dan 4,39 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 286,18 per koin. 

Kemudian Cardano, sayangnya masih terkoreksi sejak kemarin. Dalam satu hari terakhir ADA terkoreksi 1,20 persen dan 4,64 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4249 per koin.

Adapun Solana (SOL) kembali menempatkan diri di zona merah. Sepanjang satu hari terakhir SOL anjlok 0,43 persen dan 0,07 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 32,41 per koin.

Sedangkan XRP turut melemah pagi ini, setelah sempat meroket beberapa waktu lalu.. XRP turun 3,54 persen dalam 24 jam terakhir dan 7,81 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,4576 per koin. 

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) melemah 0,03 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam alami penurunan ke level USD 929 miliar dari sebelumnya di level USD 945,9 miliar.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.


Popularitas Kripto di Amerika Serikat Menurun Akibat Crypto Winter

Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Sebelumnya, popularitas cryptocurrency dengan investor Amerika sedang menurun. Menurut survei Bankrate September, pada 2022, hanya sekitar 21 persen orang Amerika yang merasa nyaman berinvestasi dalam cryptocurrency. Itu turun dari 35 persen pada 2021. Penurunan ini terjadi di tengah kondisi yang disebut crypto winter.

Meskipun tingkat kenyamanan turun dengan investor lintas generasi, penurunan itu paling tajam di kalangan milenial. Hampir 30 persen investor Amerika Serikat berusia antara 26 dan 41 tahun merasa nyaman pada 2022, dibandingkan dengan hampir 50 persen pada 2021.

Penurunan ini tidak mengejutkan, mengingat hampir USD 2 triliun atau sekitar Rp 30.395 triliun telah hilang dari seluruh pasar kripto sejak November 2021. Harga mata uang digital populer seperti bitcoin telah berjuang untuk mencapai level tertinggi 2021. 

Salah satu perwakilan Bankrate, James Royal mengatakan trader aset apa pun adalah penggemar keuntungan. Dengan cryptocurrency utama seperti Bitcoin dan Ethereum turun lebih dari 70 persen dari tertinggi sepanjang masa, tidak mengherankan jika peminatnya menurun. 

"Penurunan harga kripto tidak membantu penyebab menarik lebih banyak orang ke kripto,” ujar Royal, dikutip dari CNBC, Jumat, 30 September 2022.

Bitcoin telah diperdagangkan antara USD 18.000 dan USD 25.000 sejak Juni turun dari rekor tertinggi lebih dari USD 65.000 pada November 2021. Cryptocurrency dianggap sebagai aset yang sangat fluktuatif yang tunduk pada fluktuasi harga yang tidak dapat diprediksi. 

Pakar keuangan biasanya menyarankan untuk tidak menginvestasikan lebih banyak uang ke dalam cryptocurrency karena tidak ada jaminan untuk mendapatkan keuntungan.


The Fed Sebut Mengatur Stablecoin Jadi Prioritas

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, Wakil ketua pengawasan baru Federal Reserve, Michael Barr, mengatakan awal bulan ini, mengatur stablecoin adalah prioritas bagi bank sentral. 

Barr menambahkan The Fed akan bekerja untuk mengawasi aktivitas kripto untuk melindungi pengguna dan sistem keuangan dalam alamat kebijakan pertamanya sejak dilantik pada Juli lalu.

"Saya berencana untuk memastikan bahwa aktivitas kripto bank yang kami awasi tunduk pada perlindungan yang diperlukan untuk melindungi keamanan sistem perbankan serta pelanggan bank,” kata Barr dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (29/9/2022). 

Barr menambahkan, Bank yang terlibat dalam aktivitas terkait kripto perlu memiliki langkah-langkah yang tepat untuk mengelola risiko baru yang terkait dengan aktivitas tersebut dan untuk memastikan kepatuhan terhadap semua undang-undang yang relevan, termasuk yang terkait dengan pencucian uang.

Barr juga mengungkapkan, aktivitas kripto baik di dalam atau di luar bank memerlukan pengawasan sehingga orang sepenuhnya menyadari risiko yang mereka hadapi, mencatat produk inovatif yang penting seperti kripto tidak mendahului kontrol risiko.

 

 


Pembeli Kripto Kini Angkat Tangan Usai Rugi 50 Persen

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Sebelumnya, membeli bitcoin (BCT) saat bull market atau menguat 2021, mengaku angkat tangan lantaran merugi hingga 50 persen.

Dalam salah satu pembaruan pasar Quicktake per 29 September, platform analitik on-chain CryptoQuant mengungkapkan penjualan yang intens oleh sejumlah besar pemilik bitcoin baru-baru ini. Kontributor CryptoQuant, Edris menunjukkan mereka yang membeli antara April 2021 dan April 2022 telah menjual koin secara massal dengan harga lebih murah daripada yang mereka beli.

"Koin ini telah dibeli antara April 2021 dan April 2022 dengan harga di atas USD 30.000. Sinyal ini berarti bahwa banyak pemegang yang telah memasuki pasar selama bull market 2021, baru-baru ini menyerah dan keluar dari pasar dengan perkiraan kerugian 50 persen,” kata Edris, dikutip dari laman Cointelegraph, Sabtu (1/10/2022).

Mengikuti tren enam bulan terakhir atau lebih, faktor-faktor saat ini terus memberikan tekanan pada harga BTC, di antaranya kekhawatiran terus-menerus tentang potensi regulasi kripto yang ketat. Kemudian kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mengenai kenaikan suku bunga dan pengetatan kuantitatif. Disusul kekhawatiran geopolitik Rusia—Ukraina dan persenjataan sumber daya alam permintaan tinggi yang diimpor oleh Uni Eropa.

Tak kalah mencekam, pasar mencermati sentimen risk-off yang kuat karena kemungkinan AS dan resesi global. Tantangan bertubi-tubi itu telah membuat aset dengan volatilitas tinggi kurang menarik bagi investor institusi, dan euforia yang terlihat selama bull market 2021 sebagian besar telah hilang.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya