Liputan6.com, Jakarta Hari Batik Nasional diperingati setiap tanggal 2 Oktober. Setiap tahun pada tanggal tersebut masyarakat Indonesia memperingati Hari Batik Nasional sebagai wujud mencintai dan melestarikan warisan budaya kebanggaan Indonesia.
Sebagai pejabat negara, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku sering menggunakan batik sebagai seragam kesehariannya.
Advertisement
Hal itu pun diungkapkan melalui akun Instagram pribadinya @smindrawati, Senin (3/10/2022). Sambil mengunggah video kompilasi dia menggunakan baju batik, Sri Mulyani juga mengatakan batik merupakan busana andalan.
"Siapa di sini yang suka dan sering mengenakan busana batik? Untuk saya sendiri, batik sudah menjadi busana andalan. Hampir setiap hari, setiap kunjungan acara, saya selalu mengenakan batik," kata Sri Mulyani.
Tak hanya sebatas kunjungan acara saja, Sri Mulyani juga selalu menggunakan bagi saat menghadiri acara di forum internasional yang mensyaratkan dresscode formal, saya pun mengenakan busana batik dengan desain formal.
Begitu cintanya dengan batik, saya juga sering menunjukkan pajangan dinding berupa koleksi batik yang ada di ruang kerja saya di Kementerian Keuangan kepada kolega-kolega yang berkunjung, terutama kepada tamu asing.
"Bagi saya, batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sangat layak dibanggakan dan terus diperkenalkan kepada khalayak internasional," ujar Menkeu.
Menurutnya, Batik menjadi identitas bangsa kita yang menunjukkan keragaman dan kekayaan budaya Indonesia. Saat ini batik hadir dengan berbagai corak khas daerah dan jiwa seni para fashion designer yang luar biasa telah menghasilkan karya-karya luar biasa banyak variannya, yang telah diterima masyarakat luas.
"Selamat Hari Batik Nasional. Mari kita lestarikan seni, budaya, dan tradisi Indonesia," jelas dia.
Sejarah Hari Batik Nasional yang Diperingati Setiap Tanggal 2 Oktober
Batik menjadi salah satu warisan tanah air yang sangat dibanggakan oleh masyarakat Indonesia. Setiap tahunnya tanggal 2 Oktober diperingati Hari Batik Nasional.
Pemilihan tanggal 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional bukan tanpa alasan. Di tanggal tersebut batik diakui sebagai warisan budaya dunia yang berasal dari Indonesia.
Baca Juga
Pengakuan batik sebagai warisan dunia ini berlaku sejak UNESCO menetapkan batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009 silam.
Itulah mengapa tanggal 2 Oktober ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional dan diperingati hingga kini. Umumnya masyarakat turut memperingati Hari Batik Nasional dengan menggunakan batik di berbagai kesempatan.
Dilansir dari Fimela.com, batik pertama kali dikenalkan dalam forum Internasional oleh Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto. Kala itu, Soeharto telah menghadiri konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Namun selain dalam konferensi, Soeharto juga kerap kali memberikan batik sebagai cinderamata untuk tamu negara. Seiring berjalannya waktu, batik kemudian didaftarkan untuk memperoleh Intangible Cultural Heritage di UNESCO pada 4 September 2008, tepatnya di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Setahun kemudian, batik diterima secara resmi oleh UNESCO. Batik kemudian dikukuhkan sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi (Masterpieces of the Oral and the Intangible Heritage of Humanity) oleh UNESCO. Pengukuhan ini dilakukan usai sidang ke-4 UNESCO di Abu Dhabi pada 2 Oktober 2009.
Menyambut baik hal tersebut, Pemerintah Indonesia menerbitkan Keppres No 33 Tahun 2009 yang menetapkan hari Batik Nasional juga dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap upaya perlindungan dan pengembangan batik Indonesia.
Advertisement
Arti Kata Batik
Lantas apakah kalian tahu sejarah batik itu sendiri? Batik diambil dari kata "amba titik", yang dalam bahasa Jawa artinya 'menulis titik', dengan tujuan menghias kain.
Untuk menulis titik atau membuat batik tersebut menggunakan canting, alat kecil yang terbuat dari tembaga dan gagang bambu atau kayu sebagai pegangannya.
Sementara itu, tinta untuk menggambar pola batik menggunakan cairan malam (lilin panas). Dalam motif batik juga terkandung makna filosofis yang kuat dan kental dengan adat istiadat, terutama bagi masyarakat Jawa. Hingga awal abad ke-20, masyarakat Jawa hanya mengenal batik tulis.
Tentunya dibutuhkan kesabaran serta ketelatenan dalam membuat motif batik tulis. Pada awalnya, dulu kegiatan batik membatik hanya terbatas dalam keraton saja yang diperuntukkan bagi para raja, pembesar keraton, dan bangsawan.
Namun, seiring perkembangan zaman, seni batik mulai ditiru oleh masyarakat dan meluas hingga menjadi pekerjaan ibu rumah tangga hingga masuk ke industri.