Tragedi Kanjuruhan Malang Telan Korban Jiwa, YLKI Tagih Kompensasi bagi Ahli Waris

YLKI meminta penyelenggara pertandingan sepakbola untuk memberikan kompensasi kepada ahli waris maupun korban kerusuhan pada laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Okt 2022, 10:30 WIB
Kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC Vs Persebaya Suarabaya. Sebanyak 127 orang tewas dalam tragedi tersebut. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menyampaikan duka cita mendalam atas tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur (Senin (3/10). Diketahui, jumlah korban tewas dalam peristiwa nahas tersebut mencapai 130 orang.

Ketua Harian YLKI Tulus Abadi meminta penyelenggara pertandingan sepakbola untuk memberikan kompensasi kepada ahli waris maupun korban kerusuhan pada laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

"Penyelenggara wajib memberikan kompensasi dan ganti rugi (kepada) korban dan keluarga korban," kata Tulus, Senin (3/10).

Selain ganti rugi, YLKI juga meminta dibentuknya tim independen untuk mengusut tuntas kesiapan penyelenggara hingga tindakan kepolisian di lapangan saat menghalau kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Termasuk adanya unsur keteledoran yang mengakibatkan melayannya banyak nyawa penonton.

"Tragedi bola di Malang, tragedi yang memilukan dan melakukan," tutup Tulus.

Diketahui, tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) yang menewaskan ratusan orang menjadi tragedi yang menelan korban jiwa terbesar kedua dalam sejarah sepak bola.

Peristiwa bahas terjadi usai pertandingan antara tuan rumah Arema FC yang kalah melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3.

Suporter Arema FC yang kecewa dengan kekalahan itu melampiaskan dengan turun ke lapangan mengejar pemain dan ofisial sehingga polisi berupaya menghalau, termasuk menembakkan gas air mata.

Penonton yang panik berlari ke pintu keluar sehingga terjadi penumpukan. Akibatnya fatal, banyak penonton yang terinjak-injak, terhimpit, dan sesak nafas.

Selain korban meninggal dunia dalam tragedi Kanjuruhan, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.

 


Ucapan Duka Cita atas Tragedi Kanjuruhan dari Menko Airlangga hingga Sri Mulyani

Suporter memasuki lapangan saat terjadi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri. (AP Photo/Yudha Prabowo)

 

Korban meninggal dunia akibat kericuhan yang terjadi usai pertandingan Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam terus bertambah. Data terakhir, tercatat jumlah korban jiwa akibat tragedi Kanjuruhan tersebut sebanyak 174 orang.

Selain itu 11 orang mengalami luka berat dan 298 orang luka ringan. Para korban mendapatkan penanganan di sejumlah rumah sakit di Jawa Timur. 

Ucapan simpati dan duka cita pun berdatangan atas peristiwa di Stadion Kanjuruhan yang memakan banyak korban ini, mulai dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Lewat akun Instagram-nya @ airlanggahartarto_official, Menko Airlangga menyampaikan duka cita mendalam atas peristiwa yang menimpa insan pecinta sepak bola di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.

"Mari kita tundukkan kepala dan berdoa untuk para korban, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. Sepakbola sedianya pertandingan yang menjunjung tinggi sportivitas dan penuh kegembiraan. Tidak ada dan jangan pernah lagi ada sepak bola penuh ketakutan dan berharga nyawa," tulis Menko Airlangga dikutip Minggu (2/10/2022).

Selain Menko Airlangga, Menparekraf Sandiaga Uno mengungkapkan hal senada. Lewat akun @sandiuno, Sandiaga Uno menyampaikan doa untuk para korban tragedi Kanjuruhan dan keluarga yang ditinggalkan.

"Innalillahi wainnailahi rojiun. Tidak ada sepakbola yang seharga dengan nyawa manusia. Al-fatihah untuk para korban. Semoga keluarga diberikan kekuatan dan ketabahan," tulis Sandiaga Uno.


Erick Thohir dan Sri Mulyani

Polisi dan tentara berdiri di tengah asap gas air mata saat kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Ratusan orang dilaporkan meninggal dunia dalam tragedi kerusuhan tersebut. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani juga menyatakan duka citanya untuk seluruh korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang. 

"Turur berduka cita untuk seluruh korban dan keluarga yang ditinggalkan dan rasa prihatin yang mendalam atas tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang," tulis Sri Mulyani di akun Instagram @smindrawati.

Menurut Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, segala tindak kekerasan, kerusuhan dan perusakan berbagai obyek dan fasilitas sangat bertentangan dengan semangat serta nilai sportivitas olahraga sepak bola.

"Tidak  boleh ada kekerasan di olah raga manapun. Mari perbaiki dan koreksi bersama. Untuk Indonesia yang lebih baik," lanjut Sri Mulyani.

Sedangkan Menteri BUMN Erick Thohir, dalam akun Instagram-nya @erickthohir, menyatakan turut prihati dan menyampaikan duka mendalam atas peristiwa yang dialami para korban tragedi di Stadion Kanjuruhan usai pertandingan antara Arema Malang vs Persebaya Surabaya.

"Prihatin dan berduka yang dalam atas tragedi di Stadion Kanjuruhan," kata dia, dikutip Sabtu (2/9/2022).

Menurut Erick Thohir, sepak bola seharusnya menjadi pemersatu, di mana di dalamnya terdapat nilai sportivitas dan kemanusiaan. Mantan Presiden Inter Milan tersebut pun mengajak semua pihak untuk mengentikan segala macam tindak kekerasan yang terjadi khususnya terkait dengan pertandingan sepak bola.

"Hentikan kekerasan! Tidak ada sepak bola seharga nyawa. Ayo jaga sepak bola Indonesia," tutup Erick Thohir. 


Stadion Kanjuruhan Malang, Markas Kebanggaan Arema FC Berbiaya Rp 35 Miliar

Markas Arema FC, Stadion Kanjuruhan, sudah bersolek dan siap jamu tim peserta Piala Presiden 2022/dok.Arema FC

Duel sengit antara Arema Malang melawan Persebaya Surabaya yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan Malang berakhir tragis. Sebanyak 127 orang meninggal dunia akibat kericuhan yang terjadi usai pertandingan Arema vs Persebaya yang berlangsung pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Dari 127 korban jiwa, dua diantaranya merupakan petugas kepolisian sedangkan 125 korban lainnya adalah suporter Arema. Selain itu, sebanyak 180 orang korban lainnya kini dirawat di sejumlah rumah sakit.

Usai tragedi Kanjuruhan ini, selain kericuhan yang terjadi setelah pertandingan antar kedua klub sepak bola di Jawa Timur, nama Stadion Kanjuruhan Malang pun ramai menjadi perbincangan.

Dikutip dari laman, malangkab.go.id, Minggu (2/10/2022), Stadion Kanjuruhan yang berlokasi di Jalan Trunojoyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang ini dibangun sejak tahun 1997 silam. Pembangunan stadion kebanggaan Arema Malang ini menelan biaya hingga Rp 35 miliar.

Pada 9 Juni 2004, Presiden Megawati Soekarnoputri resmi menandatangani plakat yang diletakkan di depan stadion milik Pemerintah Kabupaten Malang ini, dengan ditandai gelaran pertandingan kompetisi Divisi I Liga Pertamina Tahun 2004, antara Arema Malang melawan PSS Sleman.

Pertandingan berakhir untuk kemenangan Arema 1-0. Itulah pertama kalinya Arema dan Aremania pindah dari kandang lama Stadion Gajayana, Kota Malang ke Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.  

teror bom di dunia sepakbola dalam sejarah (liputan6.com/tri yasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya