Liputan6.com, Palu - Eksistensi kelompok radikal Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tamat, usai Askar anggota MIT terakhir yang diburu petugas Madago Raya tewas dalam baku tembak di Poso. Meski begitu, Penanggung Jawab Kendali Operasi (PJKO) Madago Raya sekaligus Kapolda Sulteng, Irjel Pol Rudy Sufahriadi mengatakan, perpanjangan operasi pengejaran kelompok radikal MIT di pegunungan dan hutan di Poso, Sigi, dan Parigi Moutong masih akan dibahas di Mabes Polri.
Baca Juga
Advertisement
Namun Rudy memastikan operasi penanganan radikalisme di daerah itu masih akan berlanjut dengan fokus dan pendekatan yang berbeda. Simpatisan radikalisme yang disinyalir masih terdapat di daerah itu menjadi tugas aparat keamanan selanjutnya.
"Tugas selanjutnya, kita akan turunkan tensi dengan pendekatan kepada para simpatisan MIT," ungkap Irjen Pol Rudy Sufahriadi, akhir pekan kemarin.
Semua elemen masyarakat diharapkan mendukung dan terlibat dalam upaya mencegah kembalinya paham-paham radikal yang mengganggu kemajuan daerah tersebut.
Simpatisan radikalisme selama ini menjadi masalah serius yang ditangani aparat Satgas Madago Raya di tengah operasi pengejaran para Anggota MIT. Para simpatisan jugalah yang disebut kerap menyuplai logistik ke gunung untuk para buron yang diburu aparat.
Bahkan, Mei tahun 2022 lalu Densus 88 menangkap 22 orang di Sulawesi Tengah yang hendak bergabung bersama kelompok yang terafiliasi ISIS tersebut di pegunungan Poso.
"Kami harap ini yang terakhir (kematian Askar). Tugas kita semua untuk mencegah munculnya kelompok-kelompok lain," kata Rudy.