Liputan6.com, Jakarta Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian optimis Indonesia mampu keluar dari daftar 100 negara termiskin di dunia. Dasar Tito optimis merujuk tingkat inflasi sekaligus pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dinilai masih cukup positif.
"Saya kira dengan indikator-indikator yang ada relatif masih mampu untuk survive bahkan mudah-mudahan bisa rebound membaik," ujar Tito di kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Jakarta Pusat, Senin (3/10).
Advertisement
Tito menuturkan, status Indonesia sebagai satu dari 100 negara termiskin di dunia merupakan dampak dari pandemi Covid-19. Dia berujar pandemi memiliki dampak luar biasa terhadap ketahanan ekonomi setiap negara. Dan Tito menuturkan, kondisi ekonomi yang tidak positif tidak hanya dirasakan oleh Indonesia.
Jika dibandingkan dengan beberapa negara yang dikunjungi, mantan Kapolri itu berujar bahwa ekonomi Indonesia lebih baik. Sebab, tingkat inflasi Indonesia tidak lebih tinggi dibandingkan negara lain. Hal ini pula yang menjadi dasar Tito Indonesia mampu bangkit dari ketidakpastian ekonomi di masa depan.
"Kita masih bisa bagus masih bisa survive, kita lihat pertumbuhan ekonomi kita masih 5,45 persen kalau tidak salah itu jauh lebih baik dari pada anyak negara lainnya," imbuhnya.
Meski memiliki rasa optimis atas ekonomi Indonesia, Tito menegaskan bahwa pemerintah terus berupaya maksimal terhadap nasib ekonomi Indonesia khususnya dampak dari pandemi Covid-19 dan perang antara Rusia-Ukraina.
Sebab ia tidak menampik, Rusia merupakan salah satu negara pemain ekonomi dunia. Sebagaimana diketahui negara yang dipimpin Vladimir Putin itu merupakan eksportir minyak terbesar.
"Kita terus berupaya, namun perlu diketahui juga Rusia itu adalah produsen minyak nomor 2 jadi dialah pemain utama ekonomi dampaknya ke banyak negara, ke pasokan energi, pasok makanan semua menjadi distrupt, tidak terkecuali Indonesia," pungkasnya.
Indonesia Masuk Daftar 100 Negara Paling Miskin di Dunia
Merujuk data worldpopulationreview.com menempatkan Indonesia dalam daftar 100 negara paling miskin di dunia. Negara-negara termiskin di dunia diklasifikasikan sebagai negara ekonomi berpenghasilan rendah dalam sistem peringkat bank dunia.
Pemeringkatan ini didasarkan pada Gross National Income (GNI) atau pendapatan nasional bruto per kapita masing-masing negara.
GNI sangat mirip dengan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita. Kedua metrik mengukur nilai dolar dari semua barang dan jasa yang diproduksi di negara tertentu, tetapi GNI juga mencakup pendapatan yang diperoleh melalui sumber internasional (seperti investasi asing atau kepemilikan real estat).
Menurut laman World Population Review, Indonesia berada di urutan ke-73 negara termiskin di dunia. Pendapatan nasional bruto RI tercatat sebesar USD 3.870 atau sekitar Rp59 juta per kapita pada 2020.
Sementara itu, laman Global Finance menempatkan Indonesia di urutan ke-91 negara paling miskin di dunia pada 2022.
Mengutip laman gfmag.com, pemeringkatan negara termiskin diukur dengan PDB dan keseimbangan kemampuan berbelanja atau Purchasing Power Parity (PPP). Berada di urutan 91, Global Finance mencatat Indonesia memiliki PDB dan PPP sebesar USD 14.535.
Advertisement
Garis Kemiskinan Internasional
Seperto diketahui, Bank Dunia (World Bank) mengeluarkan ketentuan baru mengenai kondisi garis kemiskinan internasional.
Dikutip dari laporan Bank Dunia bertajuk 'East Asia and The Pacific Economic Update October 2022: Reforms for Recovery', garis kemiskinan ekstrim secara internasional menjadi USD 2,15 atau Rp32.752 per orang per hari (asumsi kurs Rp15.200).
Sebelumnya, garis kemiskinan ekstrem internasional ditentukan dengan penghasilan di level USD 1,90 atau sekitar Rp28.900 per orang per hari.
Hal itu artinya apabila penghasilan seseorang hanya mencapai sekitar Rp 32.000 per hari, maka orang tersebut dikategorikan dalam kondisi miskin.