Polri Mutakhirkan Data Korban Tewas Jadi 125 Orang, Tragedi Kanjuruhan Paling Mematikan Ketiga di Sepak Bola Dunia

Polri telah melakukan pembaruan data mengenai korban tewas dalam, tragedi Arema yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022). Hasil pemutakhiran mendapati didapati 125 orang meninggal dunia dalam insiden nahas tersebut.

oleh Theresia Melinda Indrasari diperbarui 03 Okt 2022, 18:08 WIB
Kerusuhan terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang usai laga Arema FC Vs Persebaya Suarabaya. Sebanyak 127 orang tewas dalam tragedi tersebut. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Jakarta Karodokpol Pusdokkes Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama Wirawan telah memutakhirkan data mengenai korban tewas dalam, tragedi Arema yang berlangsung di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022).

Hasil pemutakhiran menunjukkan bahwa suporter yang meninggal dunia sebanyak 125 orang. Catatan tersebut menjadikan tragedi Kanjuruhan sebagai insiden sepak bola paling mematikan ketiga di dunia.

Sebelumnya, sempat terdapat laporan berbeda mengenai korban dalam peristiwa nahas pasca laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di pekan ke-11 Liga 1 2022/023.

Pihak terkait mengeklaim korban berjumlah 127 orang, yang kemudian bertambah menjadi 129 dan 174 orang. Kondisi itu membuat Indonesia disebut-sebut sebagai negara dengan tragedi sepak bola mengerikan kedua sepanjang sejarah.

Polri akhirnya memperbarui data, sehingga didapati 125 orang meninggal dunia. Menurut Nyoman, selisih angka korban tewas pada awal pemberitaan dipicu oleh kesalahan pencatatan di rumah sakit yang menangani korban.

Update data terakhir yang dilaporkan meninggal dunia 129, setelah ditelusuri di RS terkait menjadi meninggal dunia 125 orang. Jumlah korban luka sebanyak 323 orang,” tutur Nyoman kepada wartawan pada Minggu (2/10/2022).

Sekadar informasi tragedi Estadio Nacional Lima dan peristiwa Accra Sports’ Stadium Ghana menempati urutan pertama dan kedua paling mematikan di seluruh dunia.

Korban tewas di Peru mencapai 328 orang. dipicu oleh kemarahan ribuan suporter Peru dan serangan dari pihak kepolisian. Sementara itu, bencana di Accra Sports’ Stadium memakan korban jiwa 126 orang.

Penyelidikan resmi mengungkap bahwa polisi juga menjadi pihak yang bersalah dalam insiden tersebut. Perilaku mereka dinilai sembrono lantaran menembakkan peluru plastik dan gas air mata tanpa pandang bulu.


Instruksi Presiden

Presiden Jokowi memberikan keterangan pers terkait tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu malam 1 Oktober 2022. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Persiden Republik Indonesia Joko Widodo telah memberikan arahan untuk menghentikan sementara pelaksanaan Liga 1 sebagai imbas dari tragedi Arema pada Minggu (2/10/2022).

Ia memerintahkan Menpora, Kapolri, dan Ketua Umum PSSI agar melakukan evaluasi menyeluruh pada pelaksanaan pertandingan, serta prosedur pengamanan di laga sepak bola.

“Saya telah perintahkan kepada Menpora, Kapolri, dan Ketua Umum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya,” tutur Presiden Jokowi pada Minggu (2/10/2022).

“Khusus kepada Kapolri, saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini. Untuk itu, saya juga memerintahkan PSSI agar menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilaksanakan,” pungkasnya.


Kronologi Tragedi

Suporter memasuki lapangan saat terjadi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Duel antara Singo Edan melawan Bajul Ijo pada Sabtu (1/10/2022) malam berakhir dengan kemenangan tipis 3–2 untuk keunggulan tim tamu. Pendukung Arema yang tak terima akan kekalahan timnya langsung menyerbu ke lapangan setelah wasit meniupkan peluit panjang.

Petugas keamanan sempat mencoba menghalau serbuan suporter dengan menembakkan gas air mata. Akan tetapi, kondisi justru menjadi makin kacau.  Salah seorang suporter yang selamat dari kerusuhan, Rezqi Wahyu, menceritakan detik-detik kejadian melalui Twitter.

Menurutnya, kerusuhan bermula dari satu orang Aremania di tribun selatan yang nekat masuk ke lapangan dan mendekati pemain Sergio Silva dan Adilson Maringa. Sang suporter mencoba memberikan motivasi dan kritik terhadap penggawa Arema.

Aksi ini lantas diikuti beberapa pendukung Singo Edan lain yang masuk ke lapangan guna meluapkan kekecewaannya. Jumlah suporter di lapangan kian banyak dari berbagai sisi stadion. Mereka pun mulai bertindak agresif dengan melemparkan benda-benda ke lapangan.


Hukuman Berat Arema

Para pemain dan ofisial klub Arema FC usai mendoakan para korban kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang di Malang, Senin, 3 Oktober 2022. Ratusan orang meninggal dunia dalam tragedi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Arema bakal menerima hukuman berat menyusul terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan. Komite Disiplin (Komdis) PSSI Irjen Pol (Puwn) Erwin Tobing menyebut klub berjuluk Singo Edan itu terancam dilarang menjadi tuan rumah pertandingan hingga akhir kompetisi musim ini.

“Setelah mendapat laporan dari PT Liga Indonesia Baru, kami segera menyidangkan kasus ini. Arema, bisa jadi dalam sisa pertandingan kompetisi Liga 1 musim ini, tidak diperkenankan menjadi tuan rumah,” ujarnya seperti dilansir dari situs resmi PSSI pada Minggu (2/10/2022).

“Selain itu, sanksi lainnya juga menanti. Kita dukung aparat kepolisian untuk menindaklanjuti insiden ini. Siapa pun yang salah harus dihukum,” kata Erwin menambahkan.

Infografis Tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan Malang. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya