Liputan6.com, Jakarta - PT Paraga Artamida kembali menambah kepemilikan saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/10/2022), PT Paraga Artamida membeli 39.650.500 saham dengan harga rata-rata pembelian per saham Rp 937,35. Transaksi pembelian saham dilakukan pada 21-30 September 2022. Dengan demikian, transaksi pembelian saham BSDE itu senilai Rp 37,16 miliar.
Advertisement
“Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan langsung,” Direktur PT Paraga Artamida, Hermawan Wijaya.
Setelah transaksi pembelian saham BSDE, Paraga Artamida mengenggam 7.261.298.564 saham dari sebelumnya 7.211.648.064 saham.
Berdasarkan data RTI, pemegang saham Bumi Serpong Damai per 31 Agustus 2022 antara lain PT Paraga Arta Mida sebesar 33,90 persen PT Ekacentra Usahamaju sebesar 25,63 persen, masyarakat 39,25 persen dan saham treasury sebesar 1,22 persen.
Pada penutupan perdagangan saham Senin, 3 Oktober 2022, saham BSDE stagnan di posisi Rp 905 per saham. Saham BSDE berada di level tertinggi Rp 910 dan terendah Rp 895 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.261 kali dengan volume perdagangan 182.423 saham. Nilai transaksi Rp 16,4 miliar.
Kinerja Semester I 2022
Sebelumnya, PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode enam bulan pertama 2022. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mengantongi pendapatan usaha senilai Rp 3,84 triliun. Pendapatan itu naik 17,87 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,25 triliun.
Segmen utama Bumi Serpong Damai yakni segmen penjualan tanah, bangunan dan strata title membukukan pencapaian sebesar Rp 2,89 triliun. Dengan demikian segmen tersebut memberikan kontribusi sebesar 75,34 persen terhadap total pendapatan usaha.
Kontributor terbesar kedua adalah segmen sewa sebesar Rp 457,79 miliar. Tumbuh 25,31 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu tercatat sebesar Rp 365,32 miliar. Segmen ini berkontribusi sebesar 11,94 persen atas total pendapatan usaha.
Selanjutnya, segmen pengelolaan gedung tercatat sekitar Rp 169,93 miliar. Angka tersebut setara kontribusi sebesar 4,43 persen terhadap total pendapatan usaha. Kinerja segmen tersebut tumbuh 17,02 persen.
Adapun pendapatan lainnya sebesar Rp 318,23 miliar dikontribusikan oleh segmen lain-lain. Secara total angka ini tumbuh 100,35 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 158,83 miliar.
Advertisement
Selanjutnya
Sejalan dengan kenaikan itu, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 1,46 triliun dari Rp 1,07 triliun pada Juni 2022. Meski begitu, perseroan mampu mencatatkan laba kotor senilai Rp 2,37 triliun, naik 8,4 persen dibanding semester I 2021 sebesar Rp 2,2 triliun.
Pada semester I 2022, perseroan mencatatkan penghasilan lain-lain berupa pendapatan bunga dan investasi sebesar Rp 177,68 miliar, keuntungan selisih kurs mata uang asing Rp 106,01 triliun, dan keuntungan dari perubahan nilai wajar melalui laba rugi sebesar Rp 22,07 miliar.
Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar Rp 3,3 miliar, dampak penghapusan aset hak guna Rp 1,55 miliar, dampak pendiskontoan aset dan liabilitas keuangan Rp 329,08 juta, keuntungan penjualan aset tetap Rp 116,46 juta, dan beban lain-lain Rp 38,08 juta. Sementara beban lain-lain tercatat sebesar Rp 843,67
Aset Perseroan
Perseroan juga mencatatkan ekuitas pada rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp 13,77 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak, perseroan berhasil mengantongi laba periode berjalan sebesar Rp 509,03 miliar. Raihan itu turun 31,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 746,96 miliar.
Sementara laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 463,64 miliar. Turun 31,82 persen pada semester I tahun lalu sebesar Rp 680 miliar. Sehingga laba per saham menjadi Rp 22,17 dari sebelumnya Rp 32,52.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 63,69 triliun, naik dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 61,47 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 30,38 triliun dan aset tidak lancar Rp 33,31 triliun.
Liabilitas sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 27,59 triliun, naik dibandingkan Rp 25,58 triliun pada akhir Desember 2022. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 11,64 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 15,95 triliun.
Advertisement