Digitalisasi UMKM Permudah Akses Pembiayaan ke Bank

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap digitalisasi UMKM bisa permudah pelaku usaha itu mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan.

oleh Arief Rahman H diperbarui 03 Okt 2022, 23:48 WIB
Codeshop Indonesia Konsisten Dorong UMKM Naik Kelas di Pasar Digital.  foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap digitalisasi UMKM bisa permudah pelaku usaha itu mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan. Meski, ia mengakui persoalan ini masih dalam pembahasan aturan bakunya.

Dia mengatakan kalau hambatan UMKM untuk mengakses pendanaan dari perbankan itu adalah dari sisi aset. Alasannya, perbankan masih mensyaratkan aset penjamin untuk bisa mendapatkan dana pinjaman.

Padahal, pemerintah tengah menggenjot upaya sebesar 30 porsi pembiayaan kredit usaha rakyat (KUR) disalurkan ke UMKM. Maka, menurutnya, dibutuhkan kemudahan lebih lanjut bagi UMKM mengakses pembiayaan.

"Nah rata-rata sekarang ada hambatan karena UMKM gak punya aset, banknya masih minta colateral, tapi kita ini sebenarnya kan karena UMKM itu gak punya aaset. Jadi kalau sekarang UMKM pinjam ke bank masih pakai collateral ya ini lawak terbesar, ini betul-betul joke, ya," ujarnya dalam Pahlawan Digital UMKM 2022, di M-Bloc Space, Senin (3/10/2022).

"Nah karena itu kita bisa di pemerimtah harus berubah, UMKM go digital, yang sederhana lah, pencatatan pembukuan mereka, masuk menggunakan aplikasi digital kan udah banyak kan, sehingga track record cashflow mereka kesehatan mereka track record digitalnya kan bisa di-record," tambahnya.

Melalui langkah ini, ia percaya UMKM akan semakin mudah mengakses bantuan biaya. Dari sisi perbankan juga, menurutnya bisa memudahkan memantau kemampuan dari UMKM yang mendapatkan KUR.

"Nah banknya juga melakukan credit scoring, tidak harus bank sendiri, ada banyak nih teman-teman udah punya aplikasi untuk jembatani bank menggunakan credit scoring. Jadi kan untuk apa pakai agunan, ditumpuk, kalau usahanya macet kan kreditnya macet juga," ujarnya.

Tanpa adanya agunan tadi, Menteri Teten melihat peluang adanya solusi bagi kedua pihak, baik UMKM maupun perbankan. Bagian ini yang sedang dimatangkan oleh Teten Masduki.

 


Libatkan Startup

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki  usai mengisi acara Pahlawan Digital UMKM 2022, di M-Bloc Space, Senin (3/10/2022). (dok: Arief)

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan akan mengajak pelaku startup digital untuk mendorong program digitalisasi UMKM. Ini tertuang lewat Pahlawa Digital 2022 yang akan mengkurasi sekitar 20 perusahaan rintisan.

Kedepannya, setelah dilakukan inkubasi, pendampingan, dan kurasi, Kemenkop UKM akan menggandeng startup terpilih guna mendorong akses digital UMKM. Dia percaya diri target 30 juta UMKM onboarding di 2024 bisa tercapai.

"Yang pertama nanti ada kolaborasi dengan Kementerian koperasi, kami akan melibatkan mereka dalam program digitalisasi UMKM dan koperasi," ujarnya usai mengisi acara Pahlawan Digital UMKM 2022, di M-Bloc Space, Senin (3/10/2022).

 


Tarik Investor

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam Kick-Off Pahlawan Digital UMKM di Mbloc Space, Jakarta, Senin (3/10/2022).

Di sisi lain, Menteri Teten menilai kalau perusahaan rintisan digital ini memiliki peluang besar dalam segi bisnis. Misalnya, adanya potensi menarik investor guna pengembangan kedepannya.

"Saya kira kalau ini dari segi bsnis, yang akan lolos ini saya kita banyak yang akan tertarik menjadi investor, salah satunya yang ada divelakang saya ini, jadi malah nanti mereka akan jadi target investor. Jadi tujuan kami justru itu," bebernya.

"Kami ingin platform digital ini semakin banyak dan ini akan sangat positif bagi UMKM untuk mengakses pasar, mengakses pembiayaan modernisasi bisnis proses mereka dan seperti itu," tambahnya.

Untuk diketahui, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian BUMN, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Kementerian dalam negeri berkolaborasi mendorong tingkat digitalisasi UMKM. Ini gua mendorong rasio UMKM yang mengakses pasar digital guna memanfaatkan potensi ekonomi digital yang diprediksi tembus Rp 4.500 triliun di 2030.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya