Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara menembakkan rudal balistik ke atas Jepang pada Selasa (4 Oktober), memicu peringatan bagi penduduk untuk berlindung dan penangguhan sementara operasi kereta api di Jepang utara.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dan penjaga pantai Jepang melaporkan uji coba rudal tersebut, yang diluncurkan di lepas pantai timur Korea Utara.
Advertisement
Pemerintah Jepang memperingatkan warganya untuk berlindung ketika rudal itu tampaknya telah terbang melewati wilayahnya sebelum jatuh ke laut Pasifik. Tetapi, Jepang dikatakan tidak menggunakan tindakan pertahanan apa pun untuk menghancurkan rudal itu.
TV Asahi, mengutip sumber pemerintah yang tidak disebutkan namanya, mengatakan Korea Utara mungkin telah menembakkan rudal balistik antarbenua dan jatuh ke laut sekitar 3.000 km dari Jepang.
Peluncuran terbaru tersebut adalah yang kelima Pyongyang dalam 10 hari, di tengah pelenturan otot militer oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan, yang melakukan latihan trilateral anti-kapal selam pekan lalu dengan pasukan angkatan laut Jepang.
Korea Selatan menggelar pertunjukan persenjataan canggihnya sendiri pada hari Sabtu untuk menandai Hari Angkatan Bersenjatanya, termasuk beberapa peluncur roket, rudal balistik, tank tempur utama, drone, dan pesawat tempur F-35.
Tes tersebut mendorong East Japan Railway Co untuk menangguhkan operasi kereta apinya di wilayah utara, lapor penyiar Jepang NHK.
Persiapan Uji Coba Nuklir
Korea Utara telah menyelesaikan persiapan untuk uji coba nuklir, yang mungkin akan dilakukan antara Kongres Partai Komunis China bulan ini dan pemilihan paruh waktu AS pada November, kata anggota parlemen Korea Selatan pekan lalu.
Sebelumnya, Korea Utara pada Sabtu, 1 Oktober 2022 menembakkan dua rudal balistik jarak pendek ke arah perairan timurnya, ungkap para pejabat Korea Selatan dan Jepang, yang menjadikannya peluncuran senjata putaran keempat Korea Utara dalam minggu ini -- yang dipandang sebagai respons terhadap latihan militer di antara saingannya.
Militer Korea Selatan mengatakan bahwa pihaknya mendeteksi dua peluncuran rudal Korea Utara yang berjarak 18 menit pada Sabtu pagi (1/10/2022), yang berasal dari wilayah ibu kota Korea Utara.
Advertisement
Uji Coba Rudal
Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan bahwa pihaknya juga melihat peluncuran tersebut.
"Penembakan rudal balistik berulang kali oleh Korea Utara adalah provokasi besar yang merusak perdamaian dan keamanan di Semenanjung Korea dan di komunitas internasional," ujar Kepala Staf Gabungan Korea Selatan dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari ABC News.
Korea Selatan sangat mengecam peluncuran tersebut dan mendesak Korea Utara untuk berhenti menguji coba rudal balistik.
Toshiro Ino, wakil menteri pertahanan Jepang, menyebut peluncuran itu "benar-benar tidak dapat diterima."
Dia mengatakan bahwa empat putaran uji coba rudal oleh Korea Utara dalam seminggu "belum pernah terjadi sebelumnya."
Rudal Korea Utara
Menurut perkiraan Korea Selatan dan Jepang, rudal Korea Utara meluncur sekitar 350-400 kilometer (220-250 mil) pada ketinggian maksimum 30-50 kilometer (20-30 mil), sebelum mendarat di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang.
Ino, wakil menteri Jepang, mengatakan bahwa rudal-rudal itu memiliki lintasan yang "tidak teratur".
Lima rudal balistik lainnya yang ditembakkan oleh Korea Utara pada tiga kesempatan minggu ini juga memperlihatkan lintasan rendah yang serupa.
Advertisement