Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) melompat pada awal sesi perdagangan Selasa, (4/10/2022). Penguatan saham BBCA ini mendukung laju penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Mengutip data RTI, saham BBCA dibuka naik 25 poin ke posisi Rp 8.525 per saham. Pada pukul 09.52 WIB, saham BBCA hari ini menguat 1,18 persen ke posisi Rp 8.600 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.625 dan terendah Rp 8.525 per saham.
Advertisement
Total frekuensi perdagangan 3.925 kali dengan volume perdagangan saham 214.540 saham. Nilai transaksi harian Rp 183,7 miliar.
Sementara itu, IHSG stagnan di posisi 7.009 pada pembukaan perdagangan. Pada pukul 09.13 WIB, IHSG melonjak 1,14 persen ke posisi 7.089. Indeks LQ45 melompat 1,2 persen ke posisi 1.018. Seluruh indeks acuan kompak menguat.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.091,75 dan terendah 7.045,80.Sebanyak 352 saham melonjak dan 100 saham melemah. 150 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 161.836 kali dengan volume perdagangan 4,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 1,6 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.296.
Saham BBCA ini menguat setelah saham BBCA melemah tipis pada perdagangan Senin, 3 Oktober 2022. Saham BBCA melemah 0,58 persen ke posisi Rp 8.500 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.525 dan terendah Rp 8.450 per saham.
Total volume perdagangan saham 135.622.175 saham. Nilai transaksi harian Rp 1,1 triliun. Total frekuensi perdagangan saham 12.250 kali.
Pada pekan lalu tepatnya 26 September-30 September 2022, saham BBCA melambung 2,09 persen ke posisi Rp 8.550 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.575 dan terendah Rp 8.200 per saham.Total volume perdagangan saham 691.610.743 saham dengan nilai transaksi Rp 5,8 triliun. Total frekuensi perdagangan 77.897 kali.
Selama kuartal III 2022, saham BBCA juga membukukan tren penguatan. Saham BBCA melonjak 17,93 persen ke posisi Rp 8.550 per saham. Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.875 dan terendah Rp 7.000 per saham. Total volume perdagangan saham 7.033.863.864 saham. Nilai transaksi Rp 56,2 triliun dan total frekuensi perdagangan 985.678 kali.
Investasi, Direktur BCA Ini Lepas 404.600 Saham BBCA
Sebelumnya, direksi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kembali menjual saham BBCA. Kali ini penjualan saham BBCA oleh direktur BCA Rudy Susanto pada 15 September 2022.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (20/9/2022), Rudy Susanto menjual 404.600 lembar saham BBCA dengan harga Rp 8.800 per saham. Dengan demikian, dana yang diperoleh dari penjualan saham BBCA itu sekitar Rp 3,56 miliar.“Tujuan transaksi investasi keluarga, status kepemilikan langsung,” tulis manajemen BCA dalam keterbukaan informasi BEI.
Setelah transaksi penjualan saham tersebut, Rudy genggam 2.033.799 lembar saham BBCA dari sebelumnya 2.438.399 saham.
Pada penutupan perdagangan Senin, 19 September 2022, saham BBCA naik 2,37 persen ke posisi Rp 8.650 per saham.
Saham BBCA berada di level tertinggi Rp 8.750 dan terendah Rp 8.450 per saham. Total volume perdagangan saham 145.470.947 saham dengan nilai transaksi Rp 1,3 triliun. Total frekuensi perdagangan saham 15.183 kali.
Advertisement
BCA Catat Rekor Penjualan terbesar SBN Ritel di Pasar Perdana
Sebelumnya, sebagai salah satu Mitra Distribusi pemerintah untuk produk SBN Ritel seri SR017, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan penjualan sebesar Rp 5,4 triliun. Pencapaian tersebut merupakan rekor penjualan SBN Ritel BCA di pasar perdana. Penjualan SR017 dilakukan selama masa penawaran dari 19 Agustus hingga 14 September lalu.
Direktur BCA Haryanto T. Budiman menuturkan, pencapaian penjualan SBN Ritel Sukuk Negara Ritel seri SR017 ini salah satunya ditopang oleh event Wealth Summit BCA 2022.
“Pencapaian ini kami harapkan dapat berkontribusi positif bagi pemerintah dalam mendorong pembiayaan pembangunan nasional,” kata Haryanto dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (18/9/2022).
Haryanto menjelaskan, penjualan sebesar Rp5,4 triliun tersebut dikontribusikan lebih dari 14 ribu investor. Mayoritas investor yang menyerap portofolio tersebut adalah generasi X sebesar 38 persen dari total investor, disusul oleh generasi Y atau milenials sebesar 31 persen dari total investor.
"Kami juga bersyukur karena investor dan masyarakat luas dapat memanfaatkan SBN Ritel Sukuk Negara Ritel seri SR017 untuk meningkatkan portofolio investasi melalui SBN Ritel pemerintah sekaligus memiliki kesempatan untuk mendapatkan pinjaman produktif sesuai kebutuhan,” ujar dia.
Selanjutnya
Sementara itu, penjualan SBN Ritel seri SR017 tersebut dilakukan melalui KlikBCA Individu dan platform WELMA BCA, yaitu aplikasi yang menyediakan beragam produk investasi dan proteksi bagi nasabah.
Melalui WELMA, nasabah dapat bertransaksi secara online untuk membuat SID (nomor identitas investasi) online dan membeli, antara lain obligasi perdana dan sekunder mulai dari Rp1 juta, reksa dana IDR mulai dari Rp 100 ribu, dan reksa dana USD mulai dari USD10.000.
Tak hanya itu, transaksi investasi melalui aplikasi WELMA menunjukkan tren yang positif, dengan jumlah pengunduh (downloader) mencapai lebih dari 475.000 pengguna, dengan nominal transaksi lebih dari Rp50 triliun sejak diluncurkan akhir 2019 lalu hingga Agustus 2022. Bahkan, lebih dari 65 persen pemesanan SR017 dilakukan oleh nasabah BCA via WELMA.
Advertisement