Liputan6.com, Jakarta - Arab Saudi dilaporkan bakal menggelontorkan banyak uang demi berinvestasi di sektor video game, demi mencapai ambisi untuk menjadi pusat game dan esports dunia.
Saudi Press Agency melaporkan, negara ini siap menginvestasikan USD 37,8 miliar (sekitar Rp 577 triliun) untuk industri game. Selain itu, Arab Saudi juga menginvestasikan sekitar USD 13 miliar untuk membeli publisher game terkemuka.
Advertisement
Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman al-Saud juga mengungkap, mereka memiliki misi menjadikan Arab Saudi sebagai pusat game dan esports global di tahun 2030.
"Savvy Games Group adalah salah satu bagian dari strategi ambisius kami dengan bertujuan menjadikan Arab Saudi sebagai pusat global utama sektor game dan esports pada tahun 2030," ujarnya.
Sang pangeran menambahkan, mereka akan memanfaatkan potensi yang belum dimanfaatkan di seluruh sektor esports dan game, untuk mendiversifikasi ekonomi negara, serta mendorong inovasi di sektor tersebut.
"Dan lebih jauh meningkatkan penawaran kompetisi hiburan dan esports di seluruh Kerajaan," ujar Putra Mahkota Arab Saudi itu seperti dikutip dari IGN, Selasa (4/10/2022).
Savvy Games Group dimiliki dan dioperasikan pemerintah Arab Saudi, dan berusaha memperluas jangkauan dengan membayar USD 13 miliar untuk "akuisisi dan pengembangan publisher game terkemuka, untuk jadi mitra pengembangan strategis."
Selain membeli perusahaan game yang sudah eksis, pemerintah setempat juga menyisihkan USD 18 miliar untuk investasi minoritas. Pemerintah juga menargetkan penciptaan 250 perusahaan game dan 39 ribu pekerjaan.
Investasi Saudi di Industri Game
Di bulan Januari 2022, Savvy Games Group mengakuisisi dua perusahaan esports besar dunia yaitu ESL dan FACEIT. Beberapa bulan kemudian, perusahaan membeli saham senilai USD 1 miliar dari Embracer Group.
Savvy Games Group juga akan menginvestasikan USD 4,8 miliar ke "mitra industri yang matang" dan diharapkan bisa menambah nilai portofolio perusahaan yang ada.
Di awal 2022, Arab Saudi dilaporkan membeli 5,01 persen Nintendo, melalui Dana Investasi Publiknya, di mana mereka juga telah membeli saham di Activision Blizzard, Electronics Arts, dan Take-Two.
Di Next World Forum pada awal September, Pangeran Faisal bin Bandar, Presiden Saudi Esports Federation juga mengungkapkan adanya ledakan sektor olahraga tersebut dalam lima tahun terakhir.
"Salah satu hal favorit saya tentang game adalah Anda pertama kali memperkenalkan diri kepada seseorang dengan keterampilan bermain dan bukan sejarah, agama, warna kulit, latar belakang atau jenis kelamin," ujarnya.
Advertisement
Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mampu Raup Cuan dari Esports
Sementara itu dari sektor esports dalam negeri, Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) mengurai besarinya potensi esports dalam menggerakkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Hal ini diungkap PBESI dalam Konferensi Tingkat Tinggi Esports Dunia, IESF World Esports Summit 2022, di Busan, Korea Selatan, Minggu (2/10/2022).
Pembahasan "The Benefits of Esports Infrastructure on Tourism” yang disampaikan Yudistira Adipratama, Kepala Bidang Hukum dan Legalitas PBESI ini disebutkan mencuri perhatian salah satu forum utama KTT.
Yudistira yang juga merupakan Juru Bicara Muda PBESI mengungkapkan, dengan sekitar 465 juta penonton esports di seluruh dunia naik 6,7 persen dari tahun sebelumnya.
"Lebih dari 3,24 miliar orang bermain gim secara keseluruhan, esports menjadi cabang olahraga baru dengan perkembangan yang sangat pesat," papar Yudistira dalam keterangan resmi, Senin (3/10/2022).
Tak Sebatas pada Pemain
Cakupan esports pun lebih besar daripada sebatas hanya pemain profesional semata, tetapi juga menjangkau profesi-profesi pendukung, hingga pelaku ekonomi kreatif dan pariwisata, yang mayoritas adalah kalangan muda yang sangat produktif dan menyukai mobilitas.
“Bisa dibayangkan apabila perhelatan-perhelatan esports dapat terus digelar secara offline dengan melibatkan seluruh ekosistem dan diadakan di destinasi-destinasi unggulan atau yang tengah menjadi prioritas,” ungkap Yudistira.
Di Indonesia sendiri, terdapat lebih dari 53 juta gamers yang tersebar di seluruh penjuru tanah air dan mayoritas adalah Generasi Z yang sangat menyukai travelling dan produk-produk kreatif.
"Ini menjadi sinyal positif terhadap pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata di masa depan apabila setiap perhelatan esports mengusung konsep sports tourism,” ujar Yudistira.
(Dio/Ysl)
Advertisement