Studi: Nasi Putih Sama Buruknya dengan Permen untuk Kesehatan Jantung

Perlu dipahami bahwa nasi putih merupakan bagian dari biji-bijian olahan.

oleh Asnida Riani diperbarui 05 Okt 2022, 05:03 WIB
Ilustrasi/copyright unsplash.com/

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi baru menemukan bahwa makan biji-bijian olahan terlalu banyak sama buruknya dengan terlalu banyak mengonsumsi permen untuk kesehatan jantung Anda. Melansir New York Post, Selasa, 4 Oktober 2022, laporan yang mempelajari kebiasaan makan dan riwayat kesehatan orang Iran ini menemukan, risiko penyakit arteri koroner prematur (PCAD) dari makan nasi putih mirip dengan konsumsi "gula dan minyak tidak sehat" yang ditemukan dalam makanan manis.

Studi ini meneliti sekitar 2.500 orang, beberapa dengan arteri normal dan sisanya mengidap penyakit arteri koroner. Setiap peserta menjawab kuesioner frekuensi makanan untuk menentukan seberapa sering mereka makan biji-bijian utuh dan olahan.

Para peneliti menemukan bahwa asupan biji-bijian olahan yang lebih tinggi berkorelasi dengan peningkatan risiko PCAD, sementara makan biji-bijian dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit tersebut. Biji-bijian "dimurnikan" saat diproses menjadi tepung atau makanan, yang memberi tekstur lebih halus dan umur simpan lebih lama.

Namun, proses itu sekaligus menghilangkan beberapa nutrisi penting. Lebih lanjut dijelaskan bahwa biji-bijian utuh, seperti oat beras merah dan roti gandum, mengandung seluruh manfaat baik biji-bijian.

"Ada banyak faktor yang terlibat mengapa orang mungkin mengonsumsi lebih banyak biji-bijian olahan dibanding biji-bijian utuh. Beberapa faktor terpenting yang perlu dipertimbangkan termasuk ekonomi dan pendapatan, pekerjaan, pendidikan, budaya, usia, dan faktor serupa lainnya," kata Dr. Mohammad Amin Khajavi Gaskarei, penulis utama studi tersebut.


Lonjakan Kadar Gula dalam Darah

ilustrasi nasi/copyright Unsplash/Vitchakorn Koonyosying

Gaskarei berkata, "Diet yang mencakup konsumsi biji-bijian tidak sehat dan olahan dalam jumlah tinggi dapat dianggap sama dengan mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula dan minyak tidak sehat."

Biji-bijian olahan dengan cepat dipecah tubuh karena seratnya telah dihilangkan, yang menyebabkan kadar gula darah setelah makan melonjak, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC). Seiring waktu, gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan saraf yang mengontrol jantung, serta menyebabkan terbentuknya plak di dinding arteri.

Sebuah laporan pada 2019 dari American College of Cardiology dan American Heart Association merekomendasikan diet yang menekankan asupan sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, dan ikan untuk mengurangi faktor risiko penyakit jantung.

"Karena lebih banyak penelitian menunjukkan peningkatan konsumsi biji-bijian olahan secara global, serta dampaknya terhadap kesehatan secara keseluruhan, penting bagi kita untuk menemukan cara mendorong dan mendidik orang tentang manfaat konsumsi biji-bijian utuh," lanjut Gaskarei.


Pilihan Diet Lebih Baik

Ilustrasi biji-bijian halus/olahan yaitu nasi putih (Sumber: Pixabay/Republica)

Gaskarei juga menjelaskan, "Taktik yang perlu dipertimbangkan termasuk mengajarkan pilihan diet lebih baik di sekolah dan tempat umum lain dalam bahasa sederhana yang dapat dipahami masyarakat umum. Juga, di program televisi dan dengan terus melakukan penelitian tingkat tinggi yang dipresentasikan pada konferensi medis dan diterbitkan dalam jurnal medis."

"Dokter juga harus melakukan percakapan ini dengan satu sama lain dan pasiennya," imbuhnya. Studi ini akan dipresentasikan di American College of Cardiology Timur Tengah dengan Kongres Masyarakat Jantung Emirates ke-13 di Dubai pada konferensi pekan ini.

Pengganti alternatif nasi putih telah dibahas di banyak artikel. Melansir Healthline, biji gandum bisa jadi salah satu pilihan lebih sehat. Pengganti nasi putih yang populer ini tercatat bebas gluten dan jauh lebih tinggi proteinnya daripada nasi.

Selain itu, beras kembang kol juga telah jadi alternatif rendah karbohidrat dan rendah kalori yang sangat baik untuk nasi. Makanan ini memiliki rasa yang ringan, serta tekstur dan penampilan yang mirip dengan nasi. Ini menjadikannya alternatif nasi yang populer bagi orang-orang yang menjalani diet rendah karbohidrat, seperti keto.


Alternatif Nasi Lainnya

Ilustrasi Beras Shirataki Credit: pexels.com/Matt

Nasi Shirataki adalah alternatif nasi populer lainnya untuk para pelaku diet rendah karbohidrat dan kalori. Itu terbuat dari akar konyak, yang berasal dari Asia dan kaya akan serat unik yang disebut glukomanan.

Ada pula barley yang merupakan biji-bijian yang terkait erat dengan gandum dan gandum hitam. Ini terlihat mirip dengan gandum dan memiliki tekstur kenyal.

Rekomendasi berikutnya adalah kubis cincang yang disebut sangat baik untuk nasi? Kubis rendah kalori dan karbohidrat dengan rasa ringan yang melengkapi banyak gaya masakan.

Selanjutnya, ada orzo. Itu sejenis pasta yang mirip dengan nasi dalam bentuk, ukuran, dan tekstur. Orzo gandum utuh mengandung lebih banyak serat dan protein daripada orzo biasa, yang menjadikannya pilihan yang lebih sehat.

Pilihan lainnya adalah farro. Itu merupakan produk gandum utuh yang dapat digunakan mirip dengan nasi, meski rasanya jauh lebih pedas dan teksturnya kenyal. Ini mirip dengan jelai, tapi memiliki ukuran biji yang lebih besar.

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya