Sanksi FIFA dan Piala Dunia U-20, Media Asing Sorot Bahaya Sepak Bola di Indonesia

Indonesia dibayangi sanksi FIFA.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 04 Okt 2022, 15:03 WIB
Suporter memasuki lapangan saat terjadi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sedang dibayang-bayangi sanksi FIFA setelah tragedi mematikan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Peristiwa ini terjadi menjelang Piala Dunia U-20 yang akan digelar di Indonesia. 

FIFA belum mengumumkan sanksi, tetapi media internasional juga sudah menyorot faktor keamanan di Indonesia untuk menggelar Piala Dunia U-20. 

Associated Press menyorot Indonesia merupakan salah satu negara yang berbahaya untuk pertandingan sepak bola.

"Kematian setidaknya 125 orang dalam pertandingan liga antara tuan rumah Arema FC di kota Malang, Jawa Timur dan Persebaya Surabaya pada hari Sabtu merupakan pengingat tragis bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang paling berbahaya untuk menghadiri pertandingan," tulis artikel berjudul "Stadium tragedy exposes Indonesia’s troubled soccer history", dikutip Selasa (4/10/2022).

Selain itu, tragedi di Malang juga dinilai bisa berdampak pada target Indonesia yang ingin menjadi tuan rumah Asian Cup 2023. Sebenarnya China akan menjadi tuan rumah, tetapi batal, sehingga Indonesia, Korea Selatan, dan Qatar berminat menjadi tuan rumah.

Media Eropa juga menyorot tentang hooligans di Indonesia. Walau prestasi sepak bola Indonesia masih kurang di level internasional, tindakan kekerasan disebut kerap terjadi. 

"Meski kurangnya penghargaan internasional Indonesia dalam olahraga tersebut, hooliganisme berkembang di negara yang terobsesi sepak bola itu di mana fanatisme seringkali berakhir dengan kekerasan, sebagaimana di 2018 kematian pendukung Persija Jakarta yang dibunuh oleh gerombolan fans hardcore dari klub rival Persib Bandung," tulis euronews.


Jokowi: Berikan Sanksi ke yang Bersalah

Kericuhan tak terelakkan di stadion yang menjadi markas Arema FC itu. Aremania turun ke lapangan setelah tim kesayangan mereka kalah dari rival bebuyutannya. (AP/Yudha Prabowo)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menyebabkan 125 orang meninggal dunia, harus diinvestigasi sampai tuntas. Dia menegaskan pelaku yang bersalah harus diberikan sanksi.

"Kan saya sudah sampaikan, diinvestigasi tuntas, diberikan sanksi kepada yang bersalah," ucap Jokowi kepada wartawan di Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Senin (3/10/2022). 

Jokowi belum berencana mengunjungi korban tragedi Kanjuruhan. Dia mengaku telah memerintahkan jajaran terkait untuk menangani kasus tersebut.

"Saya kira juga perintah saya sudah jelas, kepada Menko Polhukam, kepada Kapolri, kepada Menpora. Semuanya sudah jelas," kata Jokowi.

Dunia sepakbola Indonesia berduka. Ratusan orang meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober 2022. Tragedi ini terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

Dalam laga ini, Arema yang menjadi tuan rumah kalah 2-3 dari Persebaya. Pendukung Arema yang tak terima kekalahan timnya langsung menyerbu ke lapangan setelah wasit meniupkan peluit panjang. Kerusuhan pun tak terhindarkan.

Pemerintah pun membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk mengungkap kasus atau peristiwa kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang. Tim ini akan langsung dipimpin Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md.


Daftar Anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan

Aparat keamanan melepas tembakan gas air mata untuk menghalau massa dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang pada Sabtu, 1 Oktober 2022 (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Tim ini dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md.

Mahfud menyebut Presiden Joko Widodo alias Jokowi telah menyetujui pembentukan tim mengusut tragedi pasca pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya.

"Sudah dilaporkan kepada Bapak Presiden dan disetujui," ujar Mahfud Md dalam jumpa pers virtual, Senin (3/10/2022).

Berikut daftar anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan;

1. Rhenald Kasali (Akademisi/UI)

2. Sumaryanto (Rektor UNY)

3. Akmal Marhali (Pengamat Olahraga/Koordinator Save Our Soccer)

4. Anton Sanjoyo (Jurnalis Olahraga-Harian Kompas)

5. Nugroho Setiawan (Mantan pengurus PSSI dengan Lisensi FIFA)

6. Letjen TNI (Purn) Doni Monardo (mantan kepala BNPB)

7. Mayjen TNI (Purn) Suwarno (Wakil Ketum 1 KONI)

8. Irjen Pol (Purn) Sri Handayani (Mantan Wakapolda Kalimantan Barat)

9. Laode M Syarif (Kemitraan)

10. Kurniawan Dwi Yulianto (mantan tim nasional sepak bola).


Temuan Kompolnas: Kapolres Malang Tidak Perintahkan Kunci Pintu Stadion Kanjuruhan

Tetapi pihak keamanan melakukan kebijakan yang kontroversial. Mereka justru menggunakan gas air mata untuk membubarkan massa yang terus merengsek ke dalam lapangan. Langkah tersebut justru membuat kondisi di lapangan makin runyam. (AP/Yudha Prabowo)

Terkuncinya pintu keluar saat kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang menjadi salah satu penyebab tewasnya ratusan nyawa akibat terhimpit, ketika hendak keluar stadion. Akibat efek tembakan gas air mata yang dilesatkan polisi.

Penyebab terkuncinya pintu keluar itu masih menyisakan tanda tanya, karena dari hasil investigasi Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) ternyata tidak ada perintah mengunci pintu dari Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat. 

"Konfirmasi kepada Kapolres bahwa tidak ada perintah menutup pintu. Sehingga harapannya memang 15 menit dibuka, tapi tidak diketahui mengapa ada pintu terkunci," kata Komisioner Kompolnas, Albertus Wahyurudhanto kepada wartawan, Selasa (4/10/2022).

Dari hasil penelusuran Kompolnas, kata Albertus, AKBP Ferli Hidayat selaku salah satu perwira yang mengamankan pertandingan mengaku tidak pernah memberikan intruksi untuk menembakan gas air mata.

"Tidak ada perintah dari Kapolres untuk melakukan penguraian massa dengan tindakan represif. Yaitu dengan peluru gas air mata. tidak ada. Itu disampaikan saat apel lima jam sebelumnya (pertandingan)," ujarnya.

Bahkan, Albertus mendapatkan apabila kepolisian sebenarnya telah melakukan sejumlah langkah tindakan preventif untuk pengamanan. Seperti menyiapkan mobil baracuda usai pertindangan.

"Barracuda yang biasanya untuk pengamanan ini disiapkan dua untuk membawa pemain sehingga desainnya perancangan nya begitu pertandingan selesai pemain dimasukan ke baracuda untuk langsung dibawa keluar demi pengamanan," sebutnya.

"Ini pertimbangannya adalah pengamanan, memang itu tidak lazim dalam pertandingan sepak bola di seluruh dunia. Tidak lazim karena yang namanya pemain selalu harus menggunakan bis miliknya," tambahnya.

Bahkan bukan hanya suporter, saat itu kondisi pintu terkunci juga berimbas pada mobil barracuda yang akan mengevakuasi para pemain untuk keluar tertahan di dalam stadion. 

"Dua hal ini yg saya kira perlu dipahami sekarang yang sedang diteliti dimana kemudian ada gas air mata yang menurut beberapa informasi itu yang menjadi pemicu kemudian orang berebutan untuk keluar pintu. itu yang menjadi temuan kami," terangnya.

Infografis Tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan Malang. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya