Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia Zainudin Amali memastikan Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) tragedi Kanjuruhan Malang bekerja profesional. Tim yang dibentuk pemerintah tersebut juga akan berupaya keras menggali fakta-fakta atas tragedi Kanjuruhan.
Menpora Amali menyebut tim yang diketuai Menko Polhukam Mahfud MD itu bekerja secara transaparan.
Advertisement
“Saya pastikan, saya jamin tim pencari fakta yang dibentuk pemerintah dan dipimpin pak Menko Polhukam ini benar-benar akan kerja profesional dan transparan,” kata Menpora Amali yang juga menjabat Wakil Ketua TGIPF, Selasa (4/10/2022).
Lebih lanjut, Menpora Amali juga menyampaikan TGIPF akan bekerja cepat. Hasilnya nanti akan disampaikan ke publik.
“Nanti hasilnya akan disampaikan ke publik. Nanti tim ini malam akan rapat. Tim juga beranggotakan dari berbagai kalangan, ada jurnalis olahraga hingga ada mantan pemain Timnas Indonesia,” terang Menpora usai menjenguk korban luka di RSUD Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur.
Penanganan Korban
Menpora Amali juga memastikan penanganan korban dari tragedi Kanjuruhan berjalan dengan bagus. Menpora Amali juga menyebut sejumlah korban luka yang sedang dirawat saat ini kondisinya mulai membaik.
“Apa yang saya dapatkan informasi tadi, mulai membaik. Ada yang sudah bisa diajak komunikasi. Dan juga ada yang belum mungkin masih trauma ya. Tadi yang saya lihat rata-rata iritasi mata,” ujar Menpora Amali.
“Jumlah pasien korban luka sudah berkurang dari awalnya ya. Ada beberapa yang masih dirawat. Saya kesini memastikan korban mendapatkan perawatan yang baik,” sambungnya.
Advertisement
Libatkan Kurniawan Dwi Julianto
Pemerintah Indonesia membentuk TGIPF untuk mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan. Ada satu mantan pesepak bola yang dilibatkan yakni Kurniawan Dwi Yulianto.
Menko Polhukam Mahfud MD bertindak sebagai ketua. Wakil ketua diduduki oleh Menpora Zainuddin Amali. Sekretaris diisi mantan Jampidum yang juga mantan Deputi III Kemenko Polhukam Nur Rochmad.
Anggota tim lain di antaranya pengamat sepak bola nasional Akmal Marhali, akademisi Rhenald Kasali dan Sumaryanto, jurnalis olahraga Anton Sanjoyo, hingga mantan pengurus PSSI Nugroho Setiawan.