Liputan6.com, Jakarta Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyebut cadangan beras dalam negeri saat ini mencapai 10 juta ton. Bahkan, kata dia, sebentar lagi akan memasuki musim panen sehingga cadangan beras dalam negeri akan semakin bertambah.
"Beras kita masih ada kita punya cadangan sampai 10 juta ton. Ini pun masih mau panen, walaupun nanti panen kedua, ini nanti Februari lagi tahun depan baru panen besar," kata Syahrul kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (4/10/2022).
Advertisement
"Panen-panen ini bukan panen yang sedikut. Tetapi ketersediaan neraca kita oke," sambungnya.
Terkait harga beras yang masih tinggi, dia menyampaikan bahwa hal itu merupakan dinamika yang salah satunya disebabkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Syahrul mengaku dirinya terus memantau produktivitas beras di pasar.
"Dinamika harga tentu saja ada karena harga BBM dan lain-lain. Nah, itu harus disikapi secara bersama. Saya dengan Mendag, sekarang kerja dengan Badan Pangan Nasional sampai ke lapangan gitu lho. Saya tetap di produktivitasnya," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional Arif Prasetyo menyatakan, kenaikan harga beras tidak bisa dihindari. Penyebabnya di antaranya kenaikan biaya tanam dan kenaikan biaya distribusi.
"Jadi memang tidak bisa dihindari kenaikan harga," ujar Arif, dalam Konferensi pers, di Pasar Induk Cipinang, Jakarta, Senin (3/10/2022).
Untuk itu, Pemerintah, melalui Bulog akan mendukung pasar dengan menyerap beras sesuai dengan harga yang telah ditentukan Pemerintah.
Stok Bulog
Arif menyebut, stok Bulog hari ini sekitar 800 ribu ton dan Pemerintah akan menyerap beras hingga 1,2 juta ton. Jadi berapapun yang diminta pasar seperti Cipinang, akan dipenuhi.
Bapanas beserta pemangku kepentingan terkait selalu memperhatikan stok beras dan barang penting lainnya karena inflasi dari volatile food ini yang masih bisa kita kendalikan.
Senada dengan Arif, Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi menyampaikan, Kementan berkonsentrasi penuh dalam menjaga ketersediaan produksi beras sesuai target.
Pada tahun ini, produksi cukup namun karena ada situasi yang tidak bisa dihindari yang mengganggu distribusi dan penyerapan.
Advertisement