Liputan6.com, Jakarta - Berbagai negara sudah mulai percaya diri untuk melonggarkan, bahkan mencabut, protokol virus COVID-19 mereka. Total vaksin yang disuntikan di seluruh dunia memang sudah sangat tinggi: sembilan miliar dosis.
Berdasarkan data Johns Hopkins University, Selasa (4/10/2022), total vaksin yang disuntikan sudah genap sembilan miliar dosis. Tepatnya sembilan miliar dan 56 juta dosis.
Baca Juga
Advertisement
Dalam 28 hari terakhir, ada tambahan 87,7 juta vaksin COVID-19 yang diberikan. Populasi dunia saat ini ada 7,7 miliar orang.
Baru-baru ini, Indonesia juga telah menyetujui vaksin messenger RNA (mRNA) buatan China. Indonesia adalah negara pertama di dunia yang menyetujui vaksin tersebut dengan pemberian Emergency Use Authorization (EUA).
VOA Indonesia menyebut vaksin mRNA 300142.SZ Walvax Biotechnology Co Ltd, yang telah dikembangkan selama lebih dari dua tahun. Vaksin yang dikenal dengan nama AWcorna itu disebut efektif 83,58 persen, namun kemanjurannya turun jadi 71,17 persen terhadap varian Omicron.
BPOM juga telah mendapatkan izin darurat bagi vaksin dalam negeri Indovac.
Situs Setkab mengutip penjelasan Kepala BPOM Penny Lukito bahwa vaksin Indovac memiliki kandungan zat aktif rekombinan Receptor-Binding Domain (RBD) protein S virus SARS-Cov-2. Ini merupakan vaksin COVID-19 dengan platform rekombinan protein subunit yang dikembangkan oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat.
"Dengan telah diterbitkannya EUA kemudian ada alternatif jenis vaksin untuk penanggulangan COVID-19 yang saya kira masih panjang waktunya ke depan. Juga tentunya untuk aspek kemandirian vaksin dan tidak hanya mencukupi kebutuhan domestik dengan produksi vaksin dalam negeri tetapi juga untuk produk kita sebagai produk ekspor,” ujar Penny Lukito.
Vaksin COVID-19 Buatan Dalam Negeri Hadir, Epidemiolog: Bantu Bangun Kekebalan Komunitas
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat untuk Vaksin Indovac. Ini adalah vaksin COVID-19 produksi dalam negeri yang dikembangkan oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine USA.
Vaksin Indovac menjadi vaksin COVID-19 pertama yang diproduksi secara lokal sejak awal pembuatannya (dari hulu hingga ke hilir).
Kehadiran vaksin COVID-19 produksi nasional seperti Indovac, maka Indonesia akan memiliki ketahanan kesehatan nasional.
"Keberadaan IndoVac ini penting dan strategis dalam konteks Indonesia bahkan dunia sekalipun. Artinya, ketersediaan dan akses vaksin bisa kita kelola sendiri, itu akan sangat membantu membangun kekebalan komunitas dibandingkan kita impor vaksin," tutur epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman.
Pengembangan vaksin di dalam negeri juga dapat mencegah potensi beban fasilitas kesehatan di Indonesia ke depannya.
"Mengembangkan dan memproduksi vaksin di dalam negeri merupakan kemampuan yang strategis untuk menangkal atau menghadapi berbagai ancaman ke depannya," kata Dicky mengutip Antara, Sabtu (1/10).
Meski begitu, Dicky mengingatkan bahwa vaksin tidak dapat dijadikan senjata tunggal dalam menghadapi suatu penyakit atau wabah seperti COVID-19. Tentu harus diikuti dengan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) .
"Agar kehadiran vaksin lebih efektif maka harus diikuti perilaku hidup bersih dan sehat," ucapnya.
Advertisement
Target Produksi Vaksin COVID-19 Indovac 20 Juta Dosis per Tahun
Indovac adalah vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh PT Bio Farma bekerja sama dengan Baylor College of Medicine USA. Vaksin ini menjadi vaksin COVID-19 pertama yang diproduksi secara lokal sejak awal pembuatannya (dari hulu hingga ke hilir).
Menurut Direktur Operasi PT Bio Farma, M. Rahman Roestan, setelah izin ini dikantongi oleh pihaknya, maka proses produksi vaksin akan siap dilakukan.
“Rencana produksi, kapasitas per tahun untuk Indovac yang menggunakan platform teknologi rekombinan protein subunit ini existing capacity kita adalah 20 juta dosis per tahun,” ujar Rahman dalam konferensi pers BPOM, Jumat (30/9/2022).
Angka ini bisa saja ditingkatkan sesuai dengan kebutuhan vaksinasi di Indonesia. “Jika nanti dibutuhkan untuk kontribusi secara global, kita nanti akan bertahap ke arah 100 juta dosis per tahun.”
Kontribusi vaksin di Indonesia memang bukan hanya di tingkat nasional. Indonesia juga sudah mendapatkan kepercayaan dari tingkat regional, kemudian untuk tingkat global.
“Jadi vaksin Indonesia ini siap untuk berkontribusi secara global.”
BPOM Pastikan 3 Vaksin COVID-19 Produksi Dalam Negeri Halal
Kepala BPOM Republik Indonesia Penny K. Lukito memastikan tiga vaksin COVID-19 produksi dalam negeri halal. Ketiga vaksin yang dimaksud adalah vaksin IndoVac, InaVac, dan vaksin mRNA besutan PT Etana Biotechnologies Indonesia.
Walau begitu, Penny tidak menyebut secara rinci soal kapan Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk ketiga vaksin COVID-19 di atas diperoleh. Diketahui, baru IndoVac yang sudah jauh-jauh hari menyelesaikan pengajuan kehalalan dan audit dokumen yang diperlukan untuk mendapatkan kehalalan MUI.
"Oh, itu semua vaksin halal, sudah tersertifikasi halal. Semua vaksin dalam negeri adalah vaksin halal termasuk yang Etana berplatform mRNA juga halal," ujar Penny di Komplek Parlemen Senayan, DPR RI, Jakarta pada Rabu, 28 September 2022.
Jadi, teknologi terbaru yang mRNA dan halal itu ada di Indonesia."
Vaksin IndoVac dikembangkan Bio Farma dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat (AS) dengan platform sub unit protein, sedangkan InaVac merupakan Vaksin Merah Putih hasil besutan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia dengan platform inactivated virus.
Sementara itu, vaksin COVID-19 mRNA produksi dalam negeri dikembangkan PT Etana Biotechnologies Indonesia dibantu oleh perusahaan farmasi global asal Tiongkok, yakni Abogen Biosciences Co.Ltd dan Yuxi Walvax. Pengembangan vaksin mRNA ini melalui transfer teknologi.
Advertisement