Ade Armando Soal Tragedi Kanjuruhan: Pangkalnya Kelakuan Suporter Arema yang Sok Jagoan

Dosen Universitas Indonesia Ade Armando mengomentari tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan lebih dari 120 orang.

oleh Muhammad Ali diperbarui 05 Okt 2022, 09:09 WIB
Ade Armando saat menjadi pembicara dalam diskusi Kebangsaan di Masjid Raya KH Hasyim Ashari, Jakarta, Rabu (09/8).Diskusi mengusung tema Ancaman Radikalisme Terhadap Keutuhan NKRI. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Dosen Universitas Indonesia Ade Armando mengomentari tragedi Kanjuruhan Malang yang menewaskan lebih dari 120 orang. Menurut dia, pangkal persoalan terjadinya tragedi itu berasal dari sebagian suporter Arema.

"Suporter sepakbola Indonesia ini memang keterlaluan, siapa pun yang menyaksikan video -video yang tersebar tentang tragedi di stadion Kanjuruhan pasti bisa mengenali bahwa pangkal persoalan adalah kelakuan sebagian suporter Arema yang menyerbu lapangan. Mereka sombong, bergaya preman, menantang, dan menyerang. Gara gara mereka lah tragedi terjadi," kata Ade Armando yang diunggah di akun YouTube COKRO TV seperti dilihat Liputan6.com, Rabu (5/10/2022).

Dia menilai aparat kepolisian sudah melaksanakan kewajibannya mengamankan laga Persebaya versus Arema ini. Dia pun menegaskan, penggunaan gas air mata sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku.

"Ketika polisi menggunakan gas air mata, itu adalah tindakan sesuai protap ketika mereka harus mengendalikan kerusuhan yang mengancam jiwa. Memang akibat gas air mata para penonton berlarian panik, dan sialnya pada saat mereka hendak keluar stadion, ternyata panitia belum sempat membuka pintu keluar. Akibatnya, terjadi penumpukan penonton, saling dorong, saling injak. Itulah yang menyebabkan tragedi terjadi," tutur Ade Armando.

Ade pun meminta semua pihak untuk bersikap objektif. Dia menegaskan kembali bahwa tragedi Kanjuruhan terjadi akibat perilaku sebagian suporter Arema.

"Sekali lagi marilah kita bersikap objektif, yang jadi pangkal masalah adalah suporter Arema yang sok jagoan, melanggar semua peraturan dalam stadion, dengan gaya preman masuk ke lapangan. Petentengan. Dalam pandangan saya Polisi sudah melaksanakan kewajibannya," ujar Ade Armando.

Polisi kata dia, sudah meminta jadwal pertandingan diajukan menjadi pukul 15.30 WIB. Namun usulan itu ditolak oleh panitia dan tetap pertandingan berlangsung pada jadwal semula, yaitu jam 20.00 WIB.


Korban Tewas 131 Orang

Jumlah korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan dipastikan sebanyak 131 orang, jumlah tersebut diperoleh setelah dilakukan verifikasi dan pengecekan bersama Dinas Kesehatan, Tim DVI dan direktur rumah sakit. Hal itu diungkapkan Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo, Rabu (5/10/2022).

"Jadi data korban meninggal 131 orang," kata Dedi.

Dedi menjelaskan, terjadi selisih data korban meninggal karena Tim DVI bersama Dinas Kesehatan awalnya mendata korban yang dibawa ke rumah sakit saja. Setelah dilakukan pencocokan data, diketahui ada 12 korban meninggal tidak di fasilitas kesehatan.

"Non faskes penyebab selisihnya setelah semalam dilakukan pencocokan data bersama dinas kesehatan, Tim DVI dan direktur rumah sakit," kata Dedi.

Adapun rincian jumlah korban meninggal tragedi Kanjuruhan terdata sebanyak 44 orang di tiga rumah sakit pemerintah, yakni RSUD Kanjuruhan sebanyak 21 orang, RS Bhayangkara Hasta Brata Batu sebanyak 2 orang dan RSU dr Saiful Anwar Malang sebanyak 20 orang.  

Kemudian sebanyak 75 korban meninggal dunia terdata di tujuh rumah sakit swasta, yakni RSUD Gondanglegi sebanyak 4 orang, RS Wafa Husada sebanyak 53 orang, RS Teja Husada sebanyak 13 orang, RS Hasta Husada sebanyak 3 orang, RS Ben Mari sebanyak 1 orang, RST Soepraoen 1 orang, dan RS Salsabila 1 orang. Lalu sebanyak 12 orang korban meninggal dunia di luar fasilitas kesehatan.

Infografis Tragedi Kanjuruhan Telan 125 Korban Jiwa Termasuk 33 Anak. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya