Pangdam V Brawijaya Minta Maaf Ulah Berlebihan Anak Buahnya di Kanjuruhan Malang

Nurchahyanto mengatakan, di sisi lain memang ada prajurit TNI AD yang melakukan pelanggaran namun banyak juga prajurit yang menolong korban.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 05 Okt 2022, 16:42 WIB
Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Nurchahyanto meminta maaf atas perilaku prajuritnya yang berlebihan dalam bertindak, sehingga membuat suporter Aremania tersakiti pada saat pengamanan di Stadion Kanjuruhan Malang.

"Saya selaku Pangdam V Brawijaya ingin menyampaikan permohonan maaf saya, atas apa yang terjadi di Kanjurahan Malang," ujarnya usai upacara HUT ke-77 TNI di Lapangan Makodam V Brawijaya Surabaya, Rabu (5/10/2022).

"Dimana ada oknum prajurit kami yang bertindak di luar atau overacting sehingga menyebabkan ada beberapa suporter Aremania yang mungkin tersakiti," sambungnya.

Nurchahyanto mengungkapkan, oknum prajurit ini sudah atau sedang diproses sesuai hukum yang berlaku, manakala terbukti bersalah pasti akan dihukum," ucapnya.

Nurchahyanto mengatakan, di sisi lain memang ada prajurit TNI AD yang melakukan pelanggaran namun banyak juga prajurit yang menolong korban.

"Banyak sekali prajurit kami yang bahu membangun dengan Aremania, dengan petugas kepolisian memberikan pertolongan pertama kepada para korban. Sangat luar biasa itu, saya apresiasi mereka, saya apresiasi kepedulian mereka terhadap para korban ini," ujarnya.


Usut Tuntas

Sepasang sepatu terlihat di tribun Stadion Kanjuruhan setelah tragedi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Dunia sepak bola Indonesia kembali berduka menyusul terjadinya kerusuhan pascapertandingan Arema vs Persebaya. (AP Photo/Hendra Permana)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta agar tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan Malang harus diusut tuntas, tanpa ada ditutup-tutupi. Dia menegaskan pihak yang terbukti bersalah dalam tragedi ini harus diberi sanksi dan dipidanakan.

"Ya, kenapa dibentuk tim pencari fakta independen karena ingin kita usut tuntas, tidak ada yang ditutup-tutupi, yang salah juga diberikan sanksi, kalau masuk pidana juga sama," kata Jokowi usai menjenguk korban tragedi Kanjuruhan di RSUD dr. Saiful Anwar Kota Malang Jawa Timur, Rabu (5/10/2022).

 Dia mengatakan telah meminta Menko Polhukam Mahfud Md selaku Ketum Tim Gabungan Indenpenden Pencari Fakta, untuk secepat-cepatnya mengungkap tragedi Kanjuruhan. Terlebih, semua bukti sudah terlihat.

"Kan sudah disampaikan oleh Menko polhukam. Beliau minta satu bulan, tapi saya minta secepat-cepatnya, karena ini barangnya kelihatan semua kok, secepat-cepatnya," jelasnya.

Infografis Ragam Tanggapan Tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya