Liputan6.com, Yogyakarta - Selepas pukul enam sore, kawasan parkiran Pasar Beringharjo yang terletak di ujung Jalan Malioboro sekejap berubah fungsi. Ya, kawasan parkiran yang sepi saat malam hari itu dialihfungsikan menjadi Pasar Senthir yang menjadi surganya para pemburu barang antik dan barang bekas.
Nama 'senthir' disematkan pada tempat ini karena awalnya pasar ini hanya diterangi oleh lampu senthir. Senthir merupakan lampu minyak atau lampu teplok yang umumnya digunakan sebagai penerangan sementara saat tak tersedia listrik atau saat listrik mati.
Namun, kini Pasar Senthir Yogyakarta sudah diterangi oleh cahaya lampu neon dan tak lagi memerlukan lampu senthir. Meski dengan cahaya remang-remang dari lampu neon, para pengunjung tetap ramai mendatangi kawasan ini.
Baca Juga
Advertisement
Para pedagang menata dagangannya dengan rapi dan teratur. Dengan demikian, para pengunjung pun bisa dengan leluasa melihat dan berburu apapun yang diinginkannya.
Barang-barang seperti sepatu bekas, buku bekas, komik, majalah, pakaian bekas, tas bekas, ponsel keluaran lama, onderdil motor atau mobil bekas, tape kaset lawas, beragam barang elektronik, uang koin kuno, serta barang-barang antik lainnya bisa didapatkan dengan harga yang relatif terjangkau. Harga yang murah tersebut pun masih bisa ditawar dengan angka yang lebih murah lagi.
(Resla Aknaita Chak)
Terintegrasi Malioboro
Selain dijadikan sebagai pasar barang bekas dan barang antik, sebagian kawasan yang digunakan untuk area parkir pengunjung ini juga digunakan sebagai tempat parkir bagi para pengunjung Malioboro. Saat memarkirkan kendaraan di sini pun, kamu tak perlu berjalan jauh untuk ke Malioboro.
Secara umum, Pasar Senthir sama seperti pasar loak dan pasar klithikan. Konon, pasar ini sudah beroperasi lebih dari 15 tahun.
Biasanya, pasar ini mulai ramai saat pukul 19.00 sampai 22.00. Sayangnya, saat musim hujan, pasar ini jadi sepi peminat lantaran para pedagang menjajakan barang dagangannya tanpa tenda.
Advertisement