Bank Permata Kucurkan Rp 1,5 Triliun Pembiayaan Syariah untuk Link Net

Dalam perjanjian kerja sama yang dilaksanakan pada 23 September 2022, pembiayaan investasi kepada Link Net (LINK) menggunakan menggunakan produk pembiayaan syariah

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Okt 2022, 14:17 WIB
Bank Permata

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau PermataBank dan PT Link Net Tbk (LINK) menandatangani Perjanjian Pembiayaan syariah dengan total keseluruhan fasilitas sebesar Rp1,5 triliun.

Penandatanganan perjanjian pembiayaan syariah antara PermataBank dan LINK dilakukan oleh Darwin Wibowo, Direktur Wholesale Banking & Herwin Bustaman, Direktur Unit Usaha Syariah PermataBank dan pihak PT Link Net Tbk diwakili oleh Marlo Budiman, Presiden Direktur dan CEO & Victor Indajang, Direktur Link Net. Pada ceremony ini dihadiri juga oleh para direksi dan pejabat senior lainnya dari kedua belah pihak.

Perjanjian kerja sama Bank Permata dan Link Net merupakan kemitraan strategis jangka panjang dalam pengembangan industri telekomunikasi khususnya high speed broadband internet services yang merupakan infrastruktur penting dalam implementasi Roadmap Digital Indonesia.

Dalam perjanjian kerja sama yang dilaksanakan pada 23 September 2022, pembiayaan investasi kepada Link Net menggunakan menggunakan produk pembiayaan syariah dengan akad Musyarakah Mutanaqisoh (MMQ) dengan jangka waktu pembiayaan mencapai maksimal 5 tahun. Adapun total limit pembiayaan investasi syariah kepada Link Net yaitu Rp1,5 triliun.

"Kami berterima kasih atas kepercayaan yang diberikan LINK sebagai salah satu perusahaan fixed broadband terbesar di Indonesia. Kami harap melalui kemitraan strategis yang terjalin juga dapat berkontribusi terhadap kemajuan industri telekomunikasi di Indonesia," kata Direktur Wholesale Banking PermataBank, Darwin Wibowo dalam keterangan resminya, Rabu (5/10/2022).

Presiden Direktur dan CEO LINK, Marlo Budiman berharap kerja sama ini akan terus berkembang ke depannya.

“Kami ucapkan terima kasih atas dukungan PermataBank melalui fasilitas pinjaman yang akan kami gunakan untuk memenuhi kebutuhan umum LINK. Kami berharap kerja sama yang telah terjalin baik selama ini akan terus berkembang ke depannya dengan produk dan layanan PermataBank lainnya,” ujar Presiden Direktur dan CEO LINK, Marlo Budiman.

 


Fasilitas Pembiayaan Syariah

Ilustrasi pinjaman (Foto: Unsplash/Scott Graham)

Direktur Unit Usaha Syariah PermataBank, Herwin Bustaman mengungkapkan, nilai pembiayaan syariah kepada LINK merupakan fasilitas pembiayaan syariah secara bilateral kepada perusahaan swasta terbesar yang pernah diberikan oleh unit usaha syariah PermataBank di Indonesia.

"Hal ini merupakan bentuk upaya PermataBank Syariah untuk menjadi terdepan pada segmen pembiayaan korporasi di Indonesia. Melalui kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan nasabah dan menjadikan PermataBank sebagai ecosystem partner pilihan bagi para nasabah kami,” kata Herwin.

 

PT Link Net Tbk merupakan anak usaha Axiata Group Berhad yang didirikan pada tahun 1996 dan saat ini bergerak di layanan jasa telekomunikasi cable-based fixed network, multimedia services, internet, dan business management consulting services. LINK memiliki kapitalisasi pasar (Market Capitalization) sebesar Rp13,60 triliun  (per 16 September 2022).

 


Bank Permata Optimistis Capai Target Penyaluran Kredit pada 2022

Petugas kebersihan bekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Transaksi bursa agak surut dengan nyaris 11 miliar saham diperdagangkan sebanyak lebih dari 939.000 kali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Bank Permata Tbk (BNLI) optimistis memenuhi target kredit sampai akhir tahun 2022.

"Kalau kita melihat bagaimana perjalanan kita sampai akhir tahun ini kita masih cukup optimis. Walaupun BI rate baru naik, BBM naik, tapi kami melihat bahwa sampai dengan akhir tahun ini kita cukup optimis apa yang kita wacanakan bisa penuhi, targetnya masih bisa dicapai," ujar Direktur Retail Banking Bank Permata Djumariah Tenteram dalam paparan publik, Selasa, 6 September 2022.Sementara itu, Direktur Wholesale Banking Bank Permata Darwin Wibowo mengatakan, tren profitabilitas dari NIM dan laba juga masih sesuai jalur.

"Mungkin kalau melihat perkembangan sampai akhir tahun masih on track. Kita punya pertumbuhan masih on track. Kita tidak melihat ada pertumbuhan yang super spesial ini, kita mempertahankan di level saat ini," kata dia.

Meski demikian, Darwin mengaku dari sisi margin terdapat kecenderungan terjadi kontraksi.

"Di sisi margin ada kecenderungan kontraksi, kita akan upayakan mempertahankan margin kita. Namun, kita mesti melihat kondisi pasar yang bergerak di beberapa bulan terakhir," imbuhnya.

Tak hanya itu, Bank Permata juga memiliki prioritas strategi bank antara lain, menciptakan deposit dan wealth franchise terkemuka, menjadi mitra ekosistempilihan bagi bisnis dan pemain teknologi dan enjadi pemimpin dalam inovasi solusi perbankan digital untuk memberikan layanan nasabah yang terbaik.


Kinerja Semester I 2022

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Sebelumnya, PT Bank Permata Tbk (BNLI) kembali mencetak pencapaian kinerja yang solid sepanjang semester I 2022 yang merupakan hasil penerapan strategi bisnis secara pruden, konsisten dan berkesinambungan yang tercermin dari pertumbuhan aset, likuiditas dan laba bersih.

Di tengah upaya Pemerintah Indonesia menjaga stabilitas ekonomi nasional dalam menghadapi ketidakpastian kondisi ekonomi global serta optimisme dari presidensi G20 di Indonesia, Bank Permata mencatatkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,4 triliun atau tumbuh 123,7 persen secara tahunan.

Pertumbuhan laba bersih ini dikontribusi dari pendapatan operasional sebesar Rp5,6 triliun atau tumbuh sebesar 13,6 persen secara tahunan didukung pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 6,7 persen secara tahunan. Pencapaian ini semakin mengukuhkan posisi Bank Permata sebagai universal bank dalam memberikan produk dan layanan pada seluruh segmen lintas generasi serta memperkuat posisi Bank di jajaran 10 bank komersial terbesar di Indonesia.

 

 


Aset Perseroan

Ilustrasi Laporan Keuangan. Unsplash/Austin Distel

Direktur Utama Bank Permata Meliza M. Rusli mengungkapkan, keberhasilan Bank Permata dalam semester pertama ini merupakan usaha bersama pihaknya dalam menerapkan strategi perusahaan untuk terus perkuat inovasi produk dan jasa perbankan digital, memperdalam kemitraan strategis, dan menjadi bagian dari keseharian nasabah dalam melakukan transaksi keuangan.

“Ke depannya kami akan terus menjaga pertumbuhan dan profitabilitas berkelanjutan melalui pertumbuhan kredit sehat serta manajemen risiko dan prinsip kehati-hatian yang baik,” kata Meliza dalam keterangan resminya, Selasa (6/9/2022).

Bank Permata juga mencapai pertumbuhan aset sebesar 7,9 persen secara tahunan menjadi sebesar Rp 230 triliun. Lebih lanjut, biaya pencadangan kredit menurun sebesar 33,9 persen menjadi Rp 994 miliar dibandingkan Rp1,5 triliun tahun lalu seiring dengan perbaikan kualitas kredit dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dampak penurunan biaya pencadangan kredit ini juga terlihat dalam perbaikan rasio beban operasional dibandingkan pendapatan operasional (BOPO) menjadi sebesar 74,2 persen atau membaik 11,8 persen dibandingkan rasio BOPO pada semester pertama tahun lalu sebesar 86,0 persen.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya