Tragedi Kanjuruhan, Komnas HAM: Suporter ke Lapangan Ingin Beri Semangat, Tak Niat Rusuh

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap temuan dari hasil investigasi berbuntut tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur usai laga Arema vs Persebaya Surabaya yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Okt 2022, 21:03 WIB
Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam memberikan keterangan terkait kasus dugaan pembunuhan Brigadir Nofriyansah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J, di kantornya, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (11/8/2022). Pasalnya, Komnas HAM juga menemukan adanya indikasi kuat pengaburan atau penghalangan penyidikan (obstruction of justice) yang merupakan bagian dari pelanggaran HAM. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mengungkap temuan dari hasil investigasi berbuntut tragedi Kanjuruhan di Malang, Jawa Timur usai laga Arema vs Persebaya Surabaya yang mengakibatkan 131 nyawa melayang.

Kepada Komnas HAM, para suporter dan pemain Arema Malang mengaku tidak ada niat untuk membuat kericuhan. Suporter yang masuk kelapangan hanya untuk memberikan semangat kepada para pemain usai dikalahkan.

"Jadi mereka merangsek itu memang mau memberikan semangat, berkomunikasi dengan pemain. Kami kroscek ke para suporternya, bilangnya ya kami kan mau kasih semangat walaupun mereka kalah. Ini satu jiwa. Ayo Arema jangan menyerah," ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam keterangannya, Rabu (5/10/2022).

Menurut Anam, pengakuan dari Aremania itu kemudian dikonfirmasi Komnas HAM kepada para pemain Arema. Terutama mereka yang terakhir kali meninggalkan lapangan usai tim idola mereka ditekuk tumbang oleh Persebaya.

"Ketika kami kroscek kalimat-kalimat itu juga berdialog dengan teman-teman pemain terutama pemain yang terakhir meninggalkan lapangan, itu juga disampaikan (kalimat semangat dari Aremania)," kata Anam.

Bahkan, lanjut dia, Komnas HAM juga mendapatkan bukti sebuah video dari salah satu pemain yang memperlihatkan tengah dirangkul oleh Aremania dikala para suporter merangsek masuk.

"Ini saya Mas, ketika saya dirangkul oleh suporter, kami pelukan dan ada satu komunikasi bahwa ini satu jiwa. Ayo jangan menyerah, jangan menyerah," kata Anam sembari ucapkan apa yang disampaikan pemain itu.

 


Tak Ada Pemain Luka

Suporter memasuki lapangan saat terjadi kerusuhan pada pertandingan sepak bola antara Arema Vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, 1 Oktober 2022. Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu, mengatakan dari 127 orang yang meninggal dunia tersebut, dua di antaranya merupakan anggota Polri. (AP Photo/Yudha Prabowo)

Anam mengatakan, dari hasil investigasinya ditemukan kalau para pemain Arema tidak ada yang mengalami luka-luka ketika kerusuhan pecah di Stadion Kanjuruhan.

"Jadi tidak ada pemain yang luka. Jadi kalau ada informasi yang bilang bahwa suporter ke sana mau menyerang pemain, itu bilang bahwa itu tidak seperti itu. Dan suporternya juga bilang bahwa tidak seperti itu," kata Anam.

Bagi Komnas HAM pengakuan dari suporter dan para pemain Arema menjadi dinamika yang sangat penting untuk ditindaklanjuti guna mengungkap Tragedi Kanjuruhan.

"Kami sedang menelusuri secara mendalam. Karena ada konstrain waktu, sekian menit itu, di lapangan. Itu sebenarnya cukup terkendali kondisinya kalau kita lihat video, informasi keterangan dari supporter, dari perangkat pertandingan, termasuk dari pemain," ucap Anam.

"Itu sebenarnya sekian menit itu kondisi lapangan terkendali. Kami sayangkan ini, kondisi ini kok ricuh. Apalagi kericuhan itu, banyak pihak yang memberikan keterangan kepada kami itu akibat gas air mata," tambah dia.

 


Faktor Gas Air Mata

Tragedi memilukan kembali mewarnai sepak bola tanah air. Kerusuhan hingga menelan korban jiwa terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022).

Anam mengatakan, faktor gas air mata menjadi salah satu yang membuat suporter kala itu panik hingga berujung jatuhnya korban akibat terhimpit ketika mencari jalan keluar.

"Gas air mata-lah yang membuat panik dan sebagainya, sehingga ada terkonsentrasi di sana di beberapa titik pintu. Ada pintu yang terbuka sempit. Terus ada pintu yang tertutup. Itulah yang membuat banyak jatuh korban," jelas Anam.

Sebelumnya, Polri telah memperbaharui data jumlah korban meninggal dunia pada tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Saat ini korban meninggal dunia menjadi 131 jiwa.

"Ya setelah semalam dilakukan coklit bersama Kadinkes, tim DVI dan direktur RS jumlah korban meninggal dunia 131 orang," kata Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, Rabu (5/10/2022).

Dedi menjelaskan bahwa penambahan korban meninggal ini disebabkan adanya korban yang tidak terdata oleh pihak rumah sakit.

"Penambahan data yang meninggal di non faskes. Karena tim mendatanya korban yg di bawa ke RS," jelas Dedi.

Walau belum dirinci kembali untuk data korban lain seperti korban luka ringan maupun korban luka berat. Namun telah ada data sebelumnya. Kepolisian telah mencatat sebanyak 455 jiwa dengan rincian 125 tewas, 21 luka berat, dan 304 luka ringan.

 

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber : Merdeka.com

Infografis Ragam Tanggapan Tragedi Arema di Stadion Kanjuruhan. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya