Liputan6.com, Malang - Ribuan masyarakat dari berbagai komunitas menggelar solidaritas dan doa bersama di Tugu Malang. Mereka mengenang korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang serta menuntut keadilan dengan menyeret pelaku penembakan gas air mata ke pengadilan.
Aksi doa bersama untuk korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang diinisiasi oleh forum lintas agama dan sejumlah organisasi. Musisi dan budayawan Malang, Anto Baret serta bos Arema, Gilang Widya Pratama turut hadir dalam acara yang digelar pada Rabu, 5 Oktober 2022 malam.
Advertisement
Acara yang penuh tangis haru itu diawali menyanyikan lagu Indonesia Raya, anthem Arema Tanah Kejayaan, doa oleh perwakilan lintas agama serta pembacaan tahlil. Mereka juga menyalakan lilin serta membawa bunga. Tak lupa, menyuarakan tuntutan pengusutan kasus tersebut.
Anto Baret, berbicara di hadapan ribuan peserta doa bersama. Ia mengingatkan seluruh masyarakat Malang yang masih di tengah tensi panas sementara ini untuk fokus mendoakan para korban hingga hari ketujuh. Setelah itu, berjuang bersama – sama menuntut keadilan.
“Keinginan dan tujuan kita sama, usut tuntas kasus ini. Semua punya panglima yakni hukum, tapi jangan ada fakta yang disembunyikan. Usut sampai tuntas ke pelakunya,” kata Anto Baret.
Aremania, kata dia, menghormati proses hukum yang sedang berjalan. Serta menunggu janji Presiden Joko Widodo, Menko Polhukam Mahfud MD dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit yang mengatakan bakal mengusut kasus itu sampai tuntas.
“Kita tunggu janji itu. Kalau setelah tujuh hari sejak tragedi terjadi belum ada hasil pengungkapan kasus atau ada fakta yang disembunyikan maka kita semua harus melawan,” ujar Anto Baret.
Sejumlah Aremania juga ikut menyuarakan tuntutannya terhadap penanganan tragedi Stadion Kanjuruhan itu. Mereka menilai, penanganan kasus tak boleh berhenti di tengah jalan dengan hanya memecat pejabat yang berwenang.
“Jangan hanya mencopot dari jabatannya. Tapi juga harus menangkap pelaku penembakan gas air mata dan memproses secara hukum,” kata salah seorang Aremania.
Tujuh Hari Tragedi
Peristiwa pilu usai laga Arema versus Persebaya pada 1 Oktober 2022 yang merenggut ratusan korban jiwa memantik aksi solidaritas di berbagai daerah. Aremania sendiri berencana menggelar peringatan tujuh hari tragedi itu pada Jumat, 7 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan Malang.
Sejumlah perwakilan suporter dari luar daerah direncanakan akan hadir di Malang untuk bergabung bersama dalam peringatan itu. Perwakilan yang dikabarkan telah hadir yakni dari Jakmania, kelompok suporter Persija dan Bobotoh, pendukung Persib Bandung.
“Kita sekarang fokus doa bersama sampai tujuh hari. Setelah itu mari kita rapatkan barisan melawan. Semua Aremania di seluruh penjuru dunia siap membantu,” kata Anto Baret.
Advertisement