Edukasi Pentingnya Pangan Lokal untuk Nutrisi Keluarga di Hari Pangan Sedunia

Tema Hari Pangan Sedunia tahun ini, yaitu ‘Leave No One Behind’, membuat Danone Indonesia merasa perlu terlibat aktif.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Okt 2022, 01:50 WIB
Pedagang melayani pembeli kebutuhan pokok di Pasar Tradisional Kebayoran, Jakarta Selatan, Senin, (5/9/2022). Pembeli mengeluhkan harga-harga bahan pangan yang mulai naik hari ini, atau 2 hari setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis pertalite, solar, dan pertamax. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemenuhan gizi seimbang dan hidrasi sehat untuk anak masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Menurut analisis Fill the Nutrient Gap (FNG) yang dirilis pada November 2021, setidaknya satu dari delapan orang Indonesia dilaporkan tidak mampu membeli makanan yang memenuhi kebutuhan nutrisinya. Hal itu jadi latar Danone Indonesia melalui program ‘Isi Piringku’ memanfaatkan momentum Hari Pangan Sedunia.

Momen ini digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan edukasi terhadap orangtua Indonesia terkait pemenuhan nutrisi keluarga dengan pangan lokal melalui Instagram Live bersama dokter spesialis gizi klinik, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, sebagai narasumber utama pada 16 Oktober 2022.

“Sesuai dengan tema Hari Pangan Sedunia tahun ini, yaitu ‘Leave No One Behind’, Danone Indonesia merasa perlu terlibat aktif untuk mewujudkan ketahanan pangan di tengah kondisi dunia yang penuh ketidakpastian ini, salah satunya akibat pandemi, konflik, dan kenaikan harga.

"Agenda ini kebetulan sejalan dengan misi kami ‘Danone One Planet One Health’, yang salah satunya termanifestasikan melalui program ‘Isi Piringku’ dengan memberikan edukasi gizi seimbang. Untuk itu, kami berharap dengan diadakannya sesi Instagram Live ini masyarakat dapat mengetahui pentingnya peran pangan lokal dalam pemenuhan nutrisi keluarga,” terang Rizki Pohan, Health & Nutrition Senior Manager Danone Indonesia.

Pangan lokal sendiri didefinisikan sebagai produk pangan yang diproduksi dan dikonsumsi masyarakat di daerah tertentu. Sayangnya, banyak masyarakat masih memandang keberadaan pangan lokal dengan sebelah mata karena dianggap kurang bernutrisi akibat dibanderol dengan harga yang miring.

Padahal selain harganya yang terjangkau dan mudah didapat, eksistensi pangan lokal justru dinilai mampu menjadi solusi yang tepat untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap impor pangan dari luar negeri di tengah krisis yang melanda dunia dewasa ini.

“Kita tidak boleh tergantung pada satu jenis bahan makanan saja. Maka dari itu, penting bagi orangtua untuk mengenali alternatif bahan makanan lain yang bisa menyuplai nutrisi keluarga sehari-hari. Misalnya, ketika berbicara karbohidrat, ada opsi karbohidrat dari pangan lokal lain yang tak kalah berkualitas selain nasi seperti ubi jalar, kentang, jagung, atau singkong,” jelas dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, dalam Instagram Live ‘Pemenuhan Nutrisi Keluarga dengan Pangan Lokal’, Minggu (16/10/2022).

Lebih lanjut, dr. Juwalita Surapsari M.Gizi, Sp.GK juga menegaskan pentingnya melakukan diversifikasi pangan pada konsumsi makanan sehari-hari dengan memanfaatkan pangan lokal yang ada di lingkungan sekitar. Dalam konteks ini, diversifikasi pangan dimaksudkan sebagai upaya dalam memvariasikan makanan yang dikonsumsi sehingga tidak terfokus pada satu jenis saja.


Resep Bagi Keluarga

Rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia di Sulut.

Upaya ini dinilai berperan penting sebagai cara untuk mewujudkan nutrisi yang lebih beragam dan seimbang untuk jangka panjang. Minimnya referensi masyarakat dalam pengolahan pangan lokal membuat potensi jenis pangan ini belum bisa termanfaatkan secara optimal. Oleh sebab itu, dr. Juwalita Surapsari M.Gizi, Sp.GK bersama Rizki Pohan mengajak para orangtua, khususnya ibu-ibu Indonesia, untuk tetap semangat dan kreatif dalam menginovasikan resep olahan bagi keluarga namun tetap kaya akan nutrisi.

Sebagai contoh, Rizki Pohan menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Jawa Timur ketika melakukan peluncuran program ‘Isi Piringku’. “Saya berkesempatan melihat demo memasak ibu-ibu PKK Kota Pasuruan dan diperkenalkan dengan satu menu menarik, yaitu es krim sawi.

Ternyata, ide kreatif ini muncul karena kebiasaan anak-anak yang enggan makan sayur dan minum susu. Alhasil, dibuatlah es krim sawi agar anak-anak tetap mendapatkan nutrisi dari sayur dengan olahan yang disukai anak.”

“Hal pertama yang bisa dilakukan adalah memastikan terlebih dahulu sumber pangan lokal yang potensial di sekitar kita. Jika sudah, jangan lupa untuk lakukan meal prep setiap minggunya supaya kita bisa melakukan plotting makanan yang akan kita konsumsi setiap hari agar lebih beragam dan tentunya sesuai dengan pedoman Isi Piringku,” kata dr. Juwalita Surapsari M.Gizi, Sp.GK.

“Ingatlah mengonsumsi makanan bukan hanya perkara kenyang saja, namun juga pastikan nutrisinya telah terpenuhi. Untuk memenuhi nutrisi ini sebenarnya bisa kita dapatkan dengan murah dan mudah melalui pangan lokal,” pungkasnya.

Infografis Bahan Pangan Lokal Bernutrisi tapi Jarang Diketahui. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya