Ramai Emiten Tebar Dividen Interim 2022, Bagaimana BCA?

Sejumlah emiten ramai membagikan dividen interim 2022. Bagaimana dengan BCA?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Okt 2022, 17:08 WIB
Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Armand Hartono (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini, sejumlah emiten mengumumkan rencana pembagian dividen interim 2022. Pembagian dividen interim tersebut merujuk pada laporan keuangan perusahaan pada semester I 2022.

Wakil Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) Armand Hartono masih belum mau angkat bicara lebih lanjut terkait pembagian dividen interim BCA.

"Tunggu hari H ya," kata Armand saat ditemui usai acara ICON 2022-What’s Normal Now, di Jakarta, Kamis (6/10/2022).

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membagikan dividen interim tunai sebesar Rp 25 per saham untuk tahun buku 2021. Dengan demikian total dividen interim yang akan dibayarkan Rp 3,08 triliun.

Pembagian dividen interim ini sebagai komitmen BCA untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham. Keputusan itu juga seiring dengan fundamental perseroan yang solid hingga kuartal III 2021 dengan tren pertumbuhan kinerja positif dan kondisi permodalan yang memadai.

Keputusan pembagian dividen interim ini telah ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada 29 Maret 2021 yang memberikan kuasa dan wewenang kepada Direksi Perseroan dengan persetujuan Dewan Komisaris, jika keuangan Perseroan memungkinkan dan dengan mempertimbangkan ketentuan hukum yang berlaku dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perseroan akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp 25 persen sehingga total dividen interim tunai yang akan dibayarkan Rp 3.081.876.250.000 atau Rp 3,08 triliun.

Jumlah dividen itu meningkat 27,5 persen dibandingkan dividen interim 2020. Nilai  ini mengacu pada  jumlah seluruh saham yang telah dikeluarkan Perseroan sebanyak 123.275.050.000 lembar saham setelah aksi korporasi stock split dengan rasio 1:5 yang terhitung efektif sejak 13 Oktober 2021.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan segenap pemegang saham kepada Perseroan hingga saat ini, terutama dalam melewati masa penuh tantangan di tengah pandemi COVID-19.

"Pembagian dividen interim tunai ini merupakan komitmen Perseroan untuk senantiasa menjalankan bisnis dengan sebaik-baiknya dan memberikan nilai tambah secara berkesinambungan kepada pemegang saham,” tutur dia seperti dikutip dari keterangan tertulis Senin, 8 November 2021.


BCA Catat Rekor Penjualan Terbesar SBN Ritel di Pasar Perdana

Gedung BCA (Dok: BCA)

Sebelumnya, sebagai salah satu Mitra Distribusi pemerintah untuk produk SBN Ritel seri SR017, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan penjualan sebesar Rp 5,4 triliun. Pencapaian tersebut merupakan rekor penjualan SBN Ritel BCA di pasar perdana. Penjualan SR017 dilakukan selama masa penawaran dari 19 Agustus hingga 14 September lalu.

Direktur BCA Haryanto T. Budiman menuturkan, pencapaian penjualan SBN Ritel Sukuk Negara Ritel seri SR017 ini salah satunya ditopang oleh event Wealth Summit BCA 2022.

“Pencapaian ini kami harapkan dapat berkontribusi positif bagi pemerintah dalam mendorong pembiayaan pembangunan nasional,” kata Haryanto dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (18/9/2022).

Haryanto menjelaskan, penjualan sebesar Rp5,4 triliun tersebut dikontribusikan lebih dari 14 ribu investor. Mayoritas investor yang menyerap portofolio tersebut adalah generasi X sebesar 38 persen dari total investor, disusul oleh generasi Y atau milenials sebesar 31 persen dari total investor.

 

 

 


Selanjutnya

Gedung BCA (Dok: BCA)

“Kami juga bersyukur karena investor dan masyarakat luas dapat memanfaatkan SBN Ritel Sukuk Negara Ritel seri SR017 untuk meningkatkan portofolio investasi melalui SBN Ritel pemerintah sekaligus memiliki kesempatan untuk mendapatkan pinjaman produktif sesuai kebutuhan,” ujar dia.

Sementara itu, penjualan SBN Ritel seri SR017 tersebut dilakukan melalui KlikBCA Individu dan platform WELMA BCA, yaitu aplikasi yang menyediakan beragam produk investasi dan proteksi bagi nasabah.

Melalui WELMA, nasabah dapat bertransaksi secara online untuk membuat SID (nomor identitas investasi) online dan membeli, antara lain obligasi perdana dan sekunder mulai dari Rp1 juta, reksa dana IDR mulai dari Rp 100 ribu, dan reksa dana USD mulai dari USD10.000.

Tak hanya itu, transaksi investasi melalui aplikasi WELMA menunjukkan tren yang positif, dengan jumlah pengunduh (downloader) mencapai lebih dari 475.000 pengguna, dengan nominal transaksi lebih dari Rp50 triliun sejak diluncurkan akhir 2019 lalu hingga Agustus 2022. Bahkan, lebih dari 65 persen pemesanan SR017 dilakukan oleh nasabah BCA via WELMA.


BCA Incar Nasabah Tembus 30 Juta

ATM BCA (Dok: Istimewa)

Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA mengincar jumlah nasabah tembus 30 juta pada 2023. Direktur BCA, Vera Eve Lim mengatakan, target itu telah dicanangkan BCA sejak 2018 lalu. Adapun sampai dengan Juni 2022, total nasabah BCA sudah mencapai 24 juta.

"Kami rencanakan sampai tahun depan jumlah nasabah mencapai 30 juta. Jumlah nasabah ini adalah nasabah yang transaksi di CASA,” ujar Vera dalam Public Expose Live 2022, Rabu (14/9/2022).

Hingga Juli 2022, perseroan melihat tren pertumbuhan bisnis masih berlanjut, dengan total kredit dan CASA secara bank only tumbuh masing-masing di kisaran 13 persen dan 17 persen yoy. Sebagai bentuk optimisme, kami menaikkan target pertumbuhan kredit mencapai 8-10 persen di tahun ini.

“Target tahun ini untuk pertumbuhan upgrade dari 6–8 persen, jadi 8–10 persen untuk target pertumbuhan. Mudah-mudahan taret ini akan kita capai,” kata Vera.

Bersamaan dengan tren pertumbuhan kredit, BCA masih akan mempertahankan suku bunga kredit pada level yang sama sampai dengan akhir tahun.

Misalnya seperti pada gelaran BCA Expo Hybrid 2022 yang berlangsung pada 9 September hingga 10 Oktober 2022, perseroan memberikan penawaran khusus KPR, KKB, dan KSM bagi segmen ritel, sehingga diharapkan dapat mendorong penyaluran kredit di semester II 2022, khususnya untuk segmen kredit konsumer.

"Sejauh ini kita belum ada (perubahan). Mungkin sampai akhir tahu mempertahankan suku bunga kredit yang sudah ada. Kita berharap demand kredit terus tumbuh tahun ini seiring recovery yang masih berlanjut,” tutur Vera.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya