Dari Ibu Rumah Tangga Menjadi 'Ibu Peri' Penyelamat Bumi

Gerakan sosial ini mengajak ibu-ibu rumah tangga mengambil peran yang lebih besar dalam upaya mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Okt 2022, 20:13 WIB
Ilustrasi Hari Bumi. (dok. Unsplash/ Noah Buscher)

Liputan6.com, Jakarta - Siapa bilang ibu rumah tangga hanya bisa mengurusi urusan domestik. Peran mereka justru sangat dibutuhkan dalam menghambat laju penurunan kualitas lingkungan. Hal ini yang menggugah Yasmina Hasni menggagas program Peri Bumi.

Gerakan sosial ini mengajak ibu-ibu rumah tangga mengambil peran yang lebih besar dalam upaya mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

"Banyak gerakan pelestarian lingkungan yang dilakukan namun sedikit yang melibatkan ibu rumah tangga. Padahal Ibu memiliki peran yang sangat penting dalam pengambilan keputusan di rumah. Hal kecil seperti memilah sampah, atau menggunakan popok cuci ulang ketimbang popok sekali pakai, diputuskan oleh ibu," katanya.

Yasmin yang juga seorang ibu ini mengundang ibu-ibu lainnya untuk mengikuti pelatihan Peri Bumi tentang perubahan iklim. Mereka tergabung dalam komunitas Ibu Asaka (Atasi Sampah Keluarga). Sebanyak 50 orang ibu dari berbagai wilayah di Indonesia terpilih mengikuti pelatihan online dari sekitar 380 pendaftar.

Para duta ibu ini berusia antara 27 hingga 50 tahun dan memiliki anak berusia 0-12 tahun. Pada pelatihan tersebut, para ibu dilatih untuk mengomunikasikan pentingnya mengatasi perubahan iklim, dan mencontohkan sejumlah aksi kecil sehari-hari yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan bumi.

"Saya kadang gemas. Berita soal lingkungan hidup tidak seksi. Padahal, setiap hari kita bicara tentang gizi, alergi, dan lainnya yang sebenarnya berhubungan dengan kondisi bumi saat ini. Para ibu harus sadar bahwa gaya hidup kitalah yang membuat bumi ini menjerit-jerit. Makanya kita perlu mulai dari hal-hal kecil yang bisa dilakukan di rumah. Misalnya mengurangi sampai plastik. Kegiatan ini perlu dicontohkan juga kepada anak-anak kita,” ujarnya.

Atas inisiatifnya ini, Yasmin yang juga mantan wartawan, menjadi satu dari 15 penerima The Climate Parent Fellowship 2022 atau Climate Moms yang merupakan inisiatif dari @parentsforfutureglobal dan Our Kids’ Climate. Dia adalah satu-satunya penerima beasiswa dari Asia Tenggara yang berkesempatan memperoleh bantuan dalam mengembangkan ide-ide kreatif untuk mengampanyekan perubahan iklim di negaranya.

Yasmin yakin Ibu Asaka bisa menjadi agen penting yang mampu menghadirkan perubahan tingkah laku di dalam keluarganya dan lebih jauh di dalam masyarakat terkait lingkungan. “Saya senang sekali. Ibu-ibu Asaka sangat serius dan aktif mengikuti semua kegiatan yang kita susun dalam pelatihan tersebut,” ujarnya bersemangat.

Oleh karen itu, meskipun pelatihan telah usai, program Peri Bumi berkelanjutan. Ibu Asaka tetap berkomunikasi dan belajar bersama secara daring melalui grup WhatsApp yang difasilitasi Peri Bumi. Ibu Asaka juga menjadi penggerak inisiatif ramah lingkungan di sekitar rumahnya. Mereka membuat kelas tentang pelestarian lingkungan untuk ibu-ibu lain atau mendirikan bank sampah di kompleks perumahannya. 


Hak Generasi Muda

Gerakan sosial ini mengajak ibu-ibu rumah tangga mengambil peran yang lebih besar dalam upaya mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

Selain program Ibu Asaka, Peri Bumi juga merancang kegiatan lainnya untuk menyelamatkan bumi. Peri Bumi membuat program Kapten Kepik yang menyediakan berbagai materi belajar online maupun cetak tentang pelestarian lingkungan untuk anak-anak yang dapat digunakan di sekolah maupun di rumah.

Selain itu, membuat program pemberdayaan masyarakat di TPST Bantar Gebang, Bekasi, bernama Salina. Kegiatan ini fokus memberikan pelatihan bagi organisasi yang bergerak di bidang pendidikan anak (usia dini dan usia sekolah) yang berada di TPST Bantar Gebang. Semua kegiatan tersebut umumnya dijalankan dengan dana pribadi dan hal tersebut diakuinya tidak gampang.

"Kadang saya merasa capek. Saya juga suka bertanya-tanya mengapa saya mau merepotkan diri sendiri untuk membuat kegiatan ini. Tapi saya percaya, anak-anak berhak atas bumi yang layak dihuni di masa depan. Karenanya, saya dan tim, para ibu, dan seluruh orang yang terlibat di program ini selalu saling menguatkan," ujarnya.

Yasmin berharap ke depan akan lebih banyak donator dan voluntir yang tertarik mengembangkan program Peri Bumi untuk menyelamatkan bumi.

 

Penulis: Fitria Andayani

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya