Rights Issue, BABP Terbitkan 10,48 Miliar Saham

Seluruh dana yang diperoleh dari rights issue ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP).

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Okt 2022, 21:07 WIB
Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) berencana menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) IX atau rights issue. Dalam aksi tersebut, perseroan akan mengeluarkan sebanyak-banyaknya 10,48 miliar saham baru seri B dengan nilai nominal Rp 50 per saham.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (6/10/2022), Bank MNC Internasionalbermaksud meminta restu pemegang saham mengenai aksi ini melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 4 Oktober 2022.

Rencananya, HMETD ini diperdagangkan di BEI dan dilaksanakan selama 10 hari kerja mulai 8 Desember 2022-21 Desember 2022.

Sebagai pemegang saham utama perseroan, PT MNC Kapital Indonesia Tbk menyatakan akan memberikan upaya terbaik untuk melaksanakan hak-hak yang dimiliki PT MNC Kapital Indonesia Tbk dalam PMHMETD IX yang dilakukan oleh perseroan.

Asal tahu saja, tidak terdapat pembeli siaga dalam rights issue kali ini. Apabila saham-saham yang ditawarkan dalam PMHMETD IX tersebut tidak seluruhnya diambil bagian oleh pemegang HMETD, maka sisanya akan dialokasikan kepada para pemegang saham lainnya yang melakukan pemesanan lebih dari haknya.

Pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya dalam rights issue akan mengalami penurunan persentase kepemilikan saham (dilusi) maksium 25 persen.

Seluruh dana yang diperoleh dari aksi ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka mendukung target untuk meningkatkan aset produktif. ANtara lain melalui pemberian kredit, penempatan dana dan pembelian surat berharga dengan tetap  memperhatikan ketentuan kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM).

 


Jadwal Sementara

Pekerja melintasi layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Meski terjebak di zona merah, IHSG berhasil mengakhiri perdagangan di level 5.841. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Jadwal Sementara Rights Issue PT Bank MNC Internasional Tbk:

Tanggal RUPSLB: 4 Oktober 2022

Tanggal efektif: 24 November 2022

Tanggal cum HMETD pada perdagangan di- Pasar reguler dan pasar negosiasi: 2 Desember 2022- Pasar tunai: 6 Desember 2022

Tanggal ex HMETD pada perdagangan di- Pasar reguler dan pasar negosiasi: 5 Desember 2022- Pasar tunai: 7 Desember 2022

Tanggal distribusi HMETD: 6 Desember 2022

Tanggal pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI): 8 Desember 2022

Periode perdagangan HMETD di BEI: 8–21 Desember 2022

Periode pendaftaran, pemesanan dan pembayaran (periode pelaksanaan): 8–21 Desember 2022

Tanggal akhir pembayaran pemesanan saham tambahan: 23 Desember 2022

Periode distribusi saham hasil pelaksanaan HMETD: 12–23 Desember 2022

Tanggal penjatahan saham: 26 Desember 2022

Tanggal distribusi saham hasil penjatahan: 28 Desember 2022

Tanggal pengembalian uang pemesanan pembelian saham tambahan: 28 Desember 2022

 


45 Emiten Proses Rights Issue, Dominan Sektor Keuangan

Pekerja melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat 45 perusahaan tercatat atau emiten sedang dalam proses rights issue hingga 1 Agustus 2022. Total dana yang diperkirakan dihimpun dari rights issue mencapai Rp 36,9 triliun.

"Berdasarkan catatan kami, sampai dengan 1 Agustus 2022 terdapat 45 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline rights issue. Total dana yang diperkirakan diperoleh melalui rights issue sebesar Rp 36,9 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Rabu (3/8/2022).

Ia menuturkan, dari 45 perusahaan tercatat yang berada pada pipeline rights issue antara lain:

6 perusahaan dari sektor basic materials

5 perusahaan dari sektor consumer cyclicals

2 perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

3 perusahaan dari sektor energy

17 perusahaan dari sektor financials

1 perusahaan dari sektor healthcare

2 perusahaan dari sektor industrials

2 perusahaan dari sektor properties & real estates

1 perusahaan dari sektor teknologi

3 perusahaan dari sektor transportation & logistics

3 perusahaan dari sektor infrastructures


Selanjutnya

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Nyoman menuturkan, ditinjau dari jumlah emiten yang berada pada pipeline rights issue, mencerminkan ada kepercayaan untuk memanfaatkan pasar modal Indonesia sebagai salah satu alternatif sumber pendanaan.

Ia mengatakan, hal ini sejalan dengan perusahaan yang menggalang dana melalui pencatatan saham di BEI. Hingga 1 Agustus 2022 terdapat 29 perusahaan yang telah mencatatkan saham di BEI dengan total dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp 19,5 triliun.

"Sedangkan pada pipeline Pencatatan saham, masih ada 32 calon Perusahaan Tercatat yang berada dalam antrian untuk mencatatkan sahamnya di BEI,” tutur dia.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya