Liputan6.com, Jakarta - KTT P20 atau Parliamentery Speaker's Summit telah usai digelar sejak tanggal 5-7 Oktober 2022. KTT yang dihadiri oleh Ketua maupun anggota parlemen dari negara anggota G20 tersebut mengusung tema "Stronger Parliaments for Sustainable Recovery."
Dihadiri oleh 19 Ketua Parlemen dan hampir 59 Head of Delegations, P20 mengangkat empat topik utama yakni ekonomi hijau, ketahanan pangan dan energi, bagaimana parlemen efektif dan demokrasi, serta inklusi sosial, kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Advertisement
"Dari hasil diskusi, semua negara G20 dan tamu-tamu yang ikut datang dalam kesempatan ini berkomitmen bagaimana kita bisa bekerja bersama menciptakan perdamaian dunia dan memberikan harapan baru atau new hope bagi dunia internasional bahwa kita mau hadir berkomitmen menciptakan dunia menjadi lebih damai dan bagaimana kemudian dunia global penuh kesejahteraan sosial tanpa saling membedakan antara yang kaya dan miskin, laki dan perempuan," ujar Ketua DPR RI Puan Maharani dalam konferensi pers usai penutupan P20 pada Jumat (7/10/2022).
Puan juga menegaskan bahwa ia mengajak seluruh parlemen untuk menghadirkan inklusivitas, sehingga tidak ada negara yang merasa ditinggalkan atau merasa sendirian.
"Kita semua punya harapan bahwa pasca pandemi COVID-19 ini, tidak ada satu negara pun yang ditinggal, artinya negara saling membantu karena tidak mungkin satu negara bisa survive pasca pandemi di bidang ekonomi, perdagangan jika hanya sendirian," katanya lebih lanjut.
Komitmen Parlemen G20
Puan pun menegaskan bahwa melalui penyelenggaraan KTT P20, para parlemen dunia telah berhasil membuat suatu komitmen dan pendapat yang disetujui semua negara.
Namun, Puan mengatakan bahwa hasil dari diskusi tersebut tidak bisa menghasilkan suatu joint statement karena menjadi hak dari para chairman.
Advertisement
Isu Ketahanan Pangan
Dalam diskusi selama pertemuan P20, salah satu topik yang dibahas adalah soal isu ketahanan pangan di tengah situasi geopolitik yang tak menentu.
"Dalam pertemuan ini, temuan semua negara soal pasokan energi dan ketahanan pangan, kami semua mempunyai komitmen yang sama bahwa bagaimana kemudian menuju tahun 2023, diharapkan tidak ada negara yang tidak mendapat pangan seperti yang dibutuhkan karena akan merugikan rakyat di negaranya," ucap Puan.
Para parlemen juga turut menegaskan bahwa perempuan dan anak tidak menjadi korban paling besar dari krisis global tersebut.
"Kami menyepakati bahwa tidak ada negara yang saling menyerang, saling menyalahkan maka kami mendorong semua negara untuk menyampaikan harapan dan cita-cita sesuai dengan semua tujuan negara masing-masing," katanya lagi.
Hasil yang Akan Dibawa ke KTT G20
Dari hasil pertemuan para parlemen ini, Puan menyebut bahwa hasil diskusi telah dicatat dan akan disampaikan dalam KTT G20 pada November mendatang.
Sebelumnya, Puan Maharani berharap komitmen tersebut tidak hanya dalam wujud kata-kata, tetapi kerja nyata.
"Dengan komitmen seperti ini, diharapkan setiap negara akan bersinergi dalam membangun kekuatan bersama dan bukan menghasilkan rivalitas ataupun dominasi. Kerja bersama antar negara juga dibangun atas fondasi saling percaya (trust building)," jelasnya.
Di sisi lain, Puan mengingatkan bahwa diplomasi parlemen memiliki peran penting dalam menumbuhkan dan memperkuat kepercayaan dan rasa pengertian dalam hubungan antar negara.
Advertisement