Liputan6.com, Jakarta - Hari Peringatan Reunifikasi Jerman juga diperingati di Indonesia, oleh Kedutaan Besar Jerman di Jakarta.
Pada Kamis, 6 Oktober 2022, Kedubes Jerman di Jakarta menyelenggarakan momen tersebut, bersamaan dengan perayaan hubungan diplomatik ke-70 bagi kedua negara.
Advertisement
Dalam sambutannya, Dubes Ina Lepel menyambut baik momen perayaan Hari Peringatan Reunifikasi Jerman.
"Jerman merasa senang bisa merayakan momen ini bersama sahabat dari bebagai negara," kata Dubes Lepel, terlebih momen ini bisa dirayakan kembali secara bersama pasca-pandemi COVID-19.
Dubes Lepel pun mengenang momen bersatunya kembali antara Jerman Barat dan Timur yang menjadi peristiwa bersejarah, sekaligus lahirnya demorasi di negara tersebut.
Acara ini sekaligus bertepatan dengan rangka peringatan 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Jerman.
"Kedubes Jerman di Jakarta mengadakan perayaan bersama guna memperingati 70 tahun hubungan diplomatik negara kita."
"Indonesia dan Jerman secara aktif terus menjalankan kerja sama di berbagai bidang. Terutama dalam menemukan solusi yang dihadapi oleh banyak negara saat ini."
Dalam sambutannya, Dubes Lepel menyinggung situasi dunia yang saat ini mempengaruhi banyak hidup orang.
"Dunia saat ini dihadapi oleh krisis, termasuk krisis energi. Situasi ini kita hadapi setelah kita perlahan keluar dari pandemi."
Selain Dubes Lepel, Hari Peringatan Reunifikasi Jerman juga dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto.
Saat menyampaikan pidato, Airlangga Hartarto menyambut baik semua kerja sama yang ditelah dilakukan oleh kedua negara.
Ia bahkan menyebut; "Jerman adalah salah satu negara di dunia yang sejak lama sudah mendirikan hubungan terlama dengan Indonesia, yaitu hanya berselang 7 tahun sejak Indonesia merdeka."
"Kerja sama ini semakin diperkuat dengan munculnya kemitraan strategis dan investasi kedua negara lewat Deklarasia Jakarta tahun 2012."
Menteri Airlangga Hartarto juga berharap hubungan Indonesia dan Jerman semakin baik dengan kepemimpinan RI di G20. "Semoga forum G20 menjadi titik kerja sama yang lebih baik antara Indonesia dan Jerman."
Jerman Ajak Indonesia Eratkan Kolaborasi dalam Atasi Isu Iklim
Pemerintah Jerman tengah berupaya untuk menggiatkan upayanya dalam mengatasi isu perubahan iklim, terutama dengan pemerintah Indonesia sebagai presiden KTT G20 tahun ini.
Bertepatan dengan agenda tersebut, Utusan Khusus Jerman untuk Aksi Iklim Internasional Jennifer Morgan melakukan kunjungan ke Indonesia dan mengajak pemerintah Indonesia untuk mengeratkan kerja sama bilateral.
"Kami telah menempatkan penekanan di Jerman, bekerja dengan mitra penting seperti Indonesia, dan kepresidenan ini memberi kami kesempatan besar untuk memperdalam kolaborasi kami," ujar Jennifer Morgan dalam konferensi pers terkait isu iklim internasional bersama awak media pada Rabu (11/5/2022).
Pemerintah Jerman mengajak pemerintah Indonesia untuk mengirimkan pesan kepada dunia bahwa kita siap untuk memimpin dalam mengatasi krisis iklim ini dalam upaya untuk menghapus bahan bakar fosil, khususnya batu bara dan mempercepat transformasi energi bersih itu.
"Saya pikir ini akan membawa harapan bagi orang-orang yang paling rentan di seluruh dunia yang mereka perlukan untuk melihat bahwa negara-negara seperti kita bergerak maju dengan memperhatikan negara-negara maju seperti Jerman, kita membutuhkan dan bergerak cepat, lebih cepat," tegasnya.
"Seperti yang saya katakan, Indonesia adalah negara yang sangat rentan dalam krisis ini," tambahnya.
Morgan menambahkan bahwa isu iklim juga merupakan kekuatan ekonomi pendorong utama di kawasan serta di seluruh dunia dan sedang mencari peluangnya sendiri untuk mendorong ekonomi nol bersih, dapat dimengerti, dengan kecepatan yang sedikit lebih lambat daripada kita tetapi masih bergerak. "Untuk transformasi energi bersih itu, penetapan harga karbon, terutama penting untuk mengurangi penggunaan batu bara, penggunaan lahan yang berkelanjutan, tentu saja, mengakui keanekaragaman hayati Indonesia yang luar biasa, dan karbon sebagai tujuan sinkronisasi bersih pada tahun 2030," ungkapnya.
Advertisement
Ambisi Jerman
Isu krisis iklim dan cara untuk mengatasinya merupakan prioritas utama bagi pemerintah Jerman yang baru.
Pemerintah Jerman telah menetapkan tujuan ambisius untuk menjadi Netral Iklim pada tahun 2045, untuk meningkatkan listrik terbarukan hingga 80% pada tahun 2030, dan mengurangi emisi sebesar 65% pada tahun 2030.
"Kami melakukan ini jelas karena kami memahami krisis yang sedang kami hadapi pada iklim, tetapi juga untuk ekonomi kita sendiri. Kami ingin memimpin dunia dalam ekonomi nol karbon. Kami ingin sektor swasta kami memiliki peluang yang kami inginkan untuk berinovasi. Kami ingin mengalami kemungkinan luar biasa yang datang dengan peralihan ke ekonomi nol karbon bagi karyawan kami sendiri, pekerjaan bagi karyawan kami, peluang bagi perusahaan kami. Dan saya pikir saya akan lalai untuk tidak mengatakan bahwa ini sangat penting selama momen agresi Rusia terhadap Ukraina," jelasnya.
Penuh Tantangan
Pemerintah Jerman sendiri telah bekerja secara intensif terkait isu perubahan iklim ini.
"Kami telah melakukan diskusi yang intens di Jerman tentang hal ini juga," ujar Morgan lagi.
Ia mengakui bahwa dalam mengatasi masalah tersebut bukan merupakan tugas yang mudah.
"Ini memiliki tantangan tetapi kita harus menemukan jalan ke depan dan saya pikir energi terbarukan dan efisiensi energi bukan hanya pencipta lapangan kerja, tetapi juga sumber energi bersih yang membuat kita mandiri," tegasnya.
Pemerintah Jerman pun mengajak pemerintah Indonesia untuk berkolaborasi untuk membawa isu ini ke meja G20.
"Jadi tahun ini, saya pikir perasaan saya terhadap Jerman dan Indonesia terdorong untuk mengatasi tantangan global ini saat kita mengambil posisi kepresidenan kita masing-masing dari G7 dan G20," tambahnya lagi.
Advertisement