Liputan6.com, Jakarta Lembaga penelitian Political Weather Stations (PWS) merilis hasil survei yang dilakukan 1-6 Oktober 2022, yang salah satunya memuat tentang elektabilitas tokoh yang digadang-gadang maju sebagai calon presiden di Pilpres 2024.
Adapun, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto masih kokoh di puncak atau di peringkat atas, mengalahkan sejumlah tokoh lainnya.
Baca Juga
Advertisement
"Elektabilitas Prabowo Subianto sebesar 30,8 persen alias leading sangat signifikan atas dua gubernur yang sering disebut-sebut sebagai penantang terberat Ketua Umum Partai Gerindra tersebut, yakni Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Anies Baswedan," kata Peneliti PWS Sharazani secara daring, Jumat (10/7/2022).
Ganjar sendiri meraih 18,8 persen, sedangkan Anies Baswedan meraih 17,5 persen. Di bawahnya ada Gubernur Jabar Ridwan Kamil sebesar 7,4%, yang disusul oleh Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono yaitu 5,1%.
Calon lain seperti Ketua DPR Puan Maharani meraih 2,8 persen. Di bawahnya ada Menteri BUMN dengan raihan 2,7 persen, lalu Menteri Pariwisata Sandiaga Uno 2,1 persen dan Sandiaga Uno 2,1 persen.
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto meraih 1,9 persen dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar 0,7 persen. Undecided voters 10,2 persen.
"Elektabilitas Prabowo terus menguat, sementara elektabilitas Ganjar dan Anies cenderung mandeg," kata Sharazani.
Sementara, di sisi lain, meski Anies sudah dideklarasikan sebagai capres, ada sentimen negatif yang terus naik.
"Sentimen negatif terhadap Gubernur DK Jakarta itu juga terus meningkat pasca dideklarasikan sebagai capres oleh Partai NasDem. Sentimen negatif terhadap Anies terutama didominasi isu korupsi hajatan Formula-E, pemanggilan Anies oleh KPK dan masalah penanganan banjir di Jakarta," jelas dia.
Bukan hanya Anies, tapi NasDem pun juga mendapatkan sentimen negatif. ". Keputusan Surya Paloh mencapreskan Anies dinilai tidak konsisten dengan nilai basic values yang diperjuangkan Partai NasDem selama ini," kata Sharazani.
Terkait Survei
Diketahui, PWS menggunakan selain menggunakan metode survei secara online (telesurvey) juga dilengkapi dengan media monitoring. Metode survei digunakan untuk menjaring opini publik yang tersebar secara proporsional di seluruh Indonesia.
Sementara metode media monitoring dilakukan untuk mendeteksi opini para warganet yang bertebaran di berbagai platform media sosial.
Metode PWS dilakukan untuk mewawancarai 1200 responden di 34 provinsi yang diperoleh secara acak sistematis (systematic random sampling). Ambang kesalahan (margin of error) sebesar +/- 2,83% dan pada tingkat kepercayaan (level of confidence) sebesar 95%. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara secara online (menggunakan telepon).
Sementara itu pengumpulan data melalui media monitoring dilakukan empat hati sebelum dan setelah deklarasi.
Advertisement