Liputan6.com, Jakarta - Top 3 Berita Hari ini, yang pertama berita mengenai Malaysia yang menetapkan bahwa penguntitan sebagai tindak kejahatan. Baru-baru ini amandemen yang menjadikan stalking atau menguntit sebagai tindak kejahatan di Malaysia telah disahkan di Dewan Rakyat.
Amandemen Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Criminal Procedure Code atau Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (CPC) diajukan untuk pembacaan kedua dan ketiga pada Senin, 3 Oktober 2022, oleh Wakil Menteri di Departemen Perdana Menteri (Parlemen dan Hukum) Datuk Mas Ermieyati Samsudin.
Baca Juga
Advertisement
Berita kedua yang paling banyak dibaca adalah mengenai pria Indonesia yang makan warteg di Taiwan namun kaget begitu tahu harganya. Momen tersebut ia bagikan melalui akun TikTok @fxeedo. Sama seperti halnya warteg, rumah makan di Taiwan itu menyajikan aneka makanannya di sebuah etalase kaca.
Pria ini lalu menunjukkan menu apa saja yang ia beli di rumah makan tersebut. Pertama ia membeli ayam goreng Taiwan berukuran yang cukup besar. Ada pula kentang goreng, dan sayuran yang melengkapi makanannya saat itu. Makanan tersebut dibanderol dengan harga berkisar antara NTD65 hingga NTD80 (sekitar Rp32 ribu hingga Rp40 ribu).
Selanjutnya berita ketiga mengenai Daxxify, suntik anti-kerutan pesaing botoks yang lebih tahan lama? Di mana suntik toksin botulinum, yang dikenal dengan nama merek, seperti Botox, Dysport dan Jeuveau, jadi andalan bagi mereka yang ingin mengurangi munculnya garis-garis halus dan kerutan selama bertahun-tahun. Namun memang Botoks secara khusus menonjol sebagai favorit pelanggan. Selengkapnya simak Top 3 Berita hari ini.
Malaysia Tetapkan Penguntitan sebagai Tindak Kejahatan
Dikutip dari The Star, Jumat (7/10/2022), saat mengajukan RUU Perubahan KUHP, Mas Ermieyati mengatakan undang-undang itu diperlukan untuk melengkapi undang-undang anti-pelecehan seksual yang disahkan dalam rapat Dewan Rakyat terakhir. Ia mengatakan ketentuan anti-stalking adalah untuk tindak pidana, sedangkan RUU Anti-Pelecehan Seksual lebih untuk tuntutan perdata.
"Beban pembuktian kedua undang-undang itu berbeda, makanya kita perlu amandemen ini untuk mengisi kekosongan undang-undang anti-pelecehan seksual, dan (undang-undang) bisa saling melengkapi," katanya.
RUU yang diajukan Senin berusaha untuk mengubah KUHP (UU 574) untuk memperkenalkan bagian baru, 507A. Dinyatakan seseorang dianggap telah menguntit jika individu tersebut berulang kali, dengan tindakan pelecehan apa pun, bermaksud untuk menyebabkan - atau seharusnya mengetahui bahwa tindakan tersebut menyebabkan - kesusahan, ketakutan, atau kekhawatiran kepada siapa pun sehubungan dengan keselamatan mereka.
Mereka yang dinyatakan bersalah dapat dijatuhi hukuman penjara tidak lebih dari tiga tahun, denda atau keduanya. Adapun CPC, amandemen antara lain berusaha untuk memperkenalkan babak baru ke dalam UU 593 untuk memberdayakan pengadilan, pada saat aplikasi, untuk mengeluarkan perintah perlindungan terhadap seseorang yang sedang diselidiki, atau didakwa dengan, pelanggaran penguntitan di bawah Pasal 507A KUHP yang baru.
Advertisement
Pria Indonesia Makan di Restoran ala Warteg di Taiwan, Kaget Begitu Tahu Harganya
Pernahkah membayangkan makan dengan sistem ala warteg ada di luar negeri? Seorang pria berbagi pengalaman ketika membeli makanan di restoran Taiwan dengan sistem mirip warteg di Indonesia.
Momen tersebut ia bagikan melalui akun TikTok @fxeedo. Sama seperti halnya di warteg, rumah makan di Taiwan itu menyajikan aneka makanannya di sebuah etalase kaca.
Pelanggan yang datang cuma perlu menunjuk lauk yang mereka inginkan dan pegawai akan mengambilkannya. "Pokoknya ini adalah makanan paling merakyat bagi kita mahasiswa atau pekerja di Taiwan," terang pria tersebut.
Rumah makan dengan sistem penyajian ala warteg ini disebut sebagai bian dang di Taiwan. Konsep yang dipakai di rumah makan ini adalah menu perpaduan satu nasi, satu lauk, dan empat sayur.
Makanan yang disajikan juga cukup lengkap dan beragam. Makanan yang ia beli untuk dibawa pulang dikemas di sebuah wadah kotak yang terbuat dari kertas tebal.
Pria ini kemudian menunjukkan menu apa saja yang ia beli di rumah makan tersebut. Pertama ia membeli ayam goreng Taiwan berukuran yang cukup besar. Ada pula kentang goreng, dan sayuran yang melengkapi makanannya saat itu. Makanan tersebut dibanderol dengan harga berkisar antara NTD65 hingga NTD80 (sekitar Rp32 ribu hingga Rp40 ribu).
Pria itu mengaku kaget karena harga ini termasuk murah untuk orang Indonesia di Taiwan yang menurut pemilik akun biasanya membeli makanan minimal seharga Rp50 ribu. Itu pun rasanya belum tentu cocok dengan lidah orang Indonesia.
Daxxify, Apa Itu Suntik Anti-Kerutan Pesaing Botoks yang Lebih Tahan Lama?
Suntik toksin botulinum, yang dikenal dengan nama merek, seperti Botox, Dysport dan Jeuveau, telah jadi andalan bagi mereka yang ingin mengurangi munculnya garis-garis halus dan kerutan selama bertahun-tahun. Botoks secara khusus menonjol sebagai favorit pelanggan.
Melansir SCMP, Rabu, 5 Oktober 2022, tindakan itu menempati peringkat pertama dalam daftar prosedur kosmetik minimal invasif di Amerika Serikat (AS). Selama periode 2000--2020, suntikan Botoks meningkat 459 persen dan jumlah itu diperkirakan akan terus bertambah.
Di tengah popularitasnya, pemain baru telah memasuki "ruangan," dan mengancam akan mengambil alih fungsi Botoks segera setelah tersedia. Ia adalah Daxxify, injeksi estetika yang diformulasikan peptida yang menurut para ahli akan jadi saingan penting pertama suntik Botoks dalam beberapa dekade.
Daxxify merupakan neuromodulator yang digunakan untuk sementara mengurangi munculnya garis serta kerutan di permukaan kulit. Formulanya telah bekerja selama bertahun-tahun dan telah disetujui Administrasi Obat Federal Amerika Serikat (FDA) pada 8 September 2022.
Neuromodulator, atau neurotoksin, adalah sekelompok obat yang mengendurkan dan melembutkan kulit saat disuntikkan ke otot-otot di bawah wajah. Ini membuatnya terlihat lebih halus dan plump selama sekitar tiga hingga empat bulan.
Daxxify adalah satu-satunya formula yang distabilkan dengan teknologi peptida dan 100 persen bebas dari bahan berbasis manusia atau hewan. "Kompleks Teknologi Pertukaran Peptida (PET) baru merupakan peptida yang memperluas kemampuan botulinum A (Botoks) untuk menghentikan serat otot berkontraksi," jelas Dr Ellen Marmur yang berbasis di AS.
Baca Juga
Top 3 Berita Hari Ini: Seragam Umrah Ayu Ting Ting Sekeluarga Ternyata Rancangan Desainer Indonesia
Top 3 Berita Hari Ini: Pesawat Kebanjiran Selama Penerbangan, Isi Toilet Meluber ke Lorong Kabin
Top 3 Berita Hari Ini: Pidato Gibran Rakabuming di Acara Fatayat NU Disorot, Dianggap Langgar Kaidah Ejaan yang Disempurnakan
Advertisement