Liputan6.com, Yogyakarta - Kue lopis identik dengan taburan kelapa dan gula jawa cair dengan rasa manis dan legit. Makanan ini biasanya disantap saat sarapan atau sebagai camilan.
Umumnya, kue lopis berwarna putih kehijauan. Warna kehijauan dari lupis didapat dari daun pisang yang digunakan sebagai pembungkusnya.
Namun, ada juga kue lopis yang keseluruhannya berwarna hijau karena menggunakan campuran daun pandan. Begitu populer bagi masyarakat Jawa, ternyata banyak hal menarik yang tersimpan di balik sepotong lopis.
Diceritakan, kue lupis sudah ada sejak zaman Belanda. Kue ini juga diklaim menjadi panganan asal beberapa daerah, seperti Jakarta, Lumajang, atau pulau Jawa lainnya.
Baca Juga
Advertisement
Masyarakat Jawa kompak menyebut makanan ini dengan sebutan lopis. Hingga kini, lupis masih bertahan eksistensinya bersama dengan kue basah tradisional lainnya.
Biasanya kue lopis dijajakan di pasar-pasar pada pagi hari bersama dengan klepon, cenil, gemblong, maupun lontong. Karena kandungan karbohidratnya yang tinggi, kue lopis cocok dijadikan menu sarapan.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Filosofi Kue Lopis
2. Filosofi kue lopis
Tak hanya manis, bagi masyarakat Jawa, kue lupis yang berbahan dasar ketan ini juga memiliki makna filosofis tersendiri. Tekstur lengket dari beras ketan yang sudah matang ini memiliki arti rasa eratnya persaudaraan.
3. Inovasi kue lopis
Kue lopis ada yang berbentuk segitiga hingga lonjong seperti lontong. Selain perihal bentuk, kue lopis juga berinovasi dengan menambahkan beberapa inovasi rasa.
Perkembangan zaman seolah menuntut makanan-makanan tradisional untuk tetap berinovasi agar tak ketinggalan. Kue lopis pun berinovasi dengan menambahkan parutan keju sebagai pengganti parutan kelapa.
Selain keju, ada juga topping biskuit oreo dan siraman susu kental manis. Ada juga penjual yang menawarkannya dengan taburan bubuk milo.
4. Mirip kue lemang khas Kalimantan
Terkait bentuknya, awalnya kue lopis memang berbentuk segitiga yang dibungkus daun pisang. Namun, ketika daun pisang mulai sulit ditemukan di kota-kota besar, kue lopis pun berganti media pembungkus menjadi plastik putih.
Selain itu, bentuknya juga tak lagi segitiga, melainkan lonjong seperti lontong. Saat kue lopis berbentuk lonjong ini dipotong-potong, bentuknya akan tampak bulat dan mirip dengan salah satu kudapan asal Kalimantan, yakni lemang.
Hanya saja kue lamang tidak disajikan bersama siraman gula merah dan parutan kelapa. Meksi demikian, kue lopis yang dibungkus daun pisang masih menjadi primadona, terlepas dari bentuknya seperti apa.
(Resla Aknaita Chak)
Advertisement