Liputan6.com, Jakarta - International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moneter Internasional sepakat untuk memberikan bantuan sebesar USD 1,3 miliar atau setara Rp 19,87 triliun kepada Ukraina. Dana tersebut akan digunakan untuk membantu kebutuhan pangan negara yang tengah berkonflik dengan Rusia tersebut.
Bantuan pembiayaan ini diberikan melalui mekanisme The Rapid Financing Instrument (RFI) atau Instrumen Pembiayaan Cepat.
Advertisement
IMF telah menyetujui pembiayaan darurat baru untuk Ukraina dengan total SDR 1.005,9 miliar (sekitar USD 1,3 miliar atau Rp 19,87 triliun) di bawah Kebijakan Pangan baru," kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam keterangan resminya, dikutip Sabtu, (8/10/2022).
Kristalina mengatakan, invasi Rusia ke Ukraina selama tujuh bulan ini telah menyebabkan banyak kerugian. Mulai dari hilangnya nyawa dalam jumlah besar, perpindahan penduduk secara besar-besaran, dan kehancuran infrastruktur dan perumahan yang signifikan.
Selain itu, invasi yang dilakukan telah mengganggu aktivitas ekonomi sangat besar. PDB riil telah menyusut parah, inflasi meningkat tajam, perdagangan telah terganggu secara signifikan, dan defisit fiskal telah meningkat ke tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya.
"Dampaknya terhadap aktivitas ekonomi sangat besar," kata dia.
Dalam kondisi ini, sejumlah pihak akan terus berdiri di belakang Ukraina untuk mendukung reformasi ekonomi, fiskal dan tata kelola serta keterlibatan yang kuat dari semua pemangku kepentingan lainnya.
Termasuk Lembaga Keuangan Internasional dan sektor swasta yang sebagian besar kreditur dan donor bilateral resmi Ukraina melalui Direktur Eksekutif yang relevan di Fund.
Dukungan Swasta
Beberapa lembaga keuangan dan sektor swasta telah memberikan isyarat untuk terus mendukung Ukraina secara finansial. Diharapkan dengan adanya bantuan ini bisa membantu Ukraina mencapai jalur pertumbuhan yang seimbang dan kelangsungan eksternal jangka menengah.
"Untuk menghilangkan risiko yang ditanggung IMF dari pinjaman ke Ukraina ini, kreditur dan donor bilateral ini telah menegaskan kembali pengakuan mereka atas status kreditur pilihan IMF sehubungan dengan jumlah yang terutang ke Ukraina," kata dia.
Termasuk pinjaman yang diminta Ukraina di bawah RFI. Mereka memberikan dukungan keuangan dengan persyaratan yang sesuai untuk mengamankan kemampuan Ukraina mengembalikan ke IMF.
Kewajibannya telah disetujui oleh Dewan Eksekutif dan jumlah yang disediakan berdasarkan RFI yang baru, sesuai dengan status kreditur pilihan IMF.
Advertisement
Kreditur Lain Ditangguhkan
Mereka juga telah mengkonfirmasi, selama periode awal dukungan dana ini, penangguhan oleh Kelompok Kreditur Ukraina akan diberlakukan. Ini seperti yang diumumkan pada 20 Juli 2022, sehubungan dengan kewajiban-kewajiban Ukraina yang sudah jatuh tempo.
"IMF akan tetap terlibat erat dengan otoritas Ukraina, dengan siapa diskusi staf akan segera dimulai tentang Pemantauan Program dengan keterlibatan Dewan (PMB)." kata dia.
Sebagai informasi, PMB akan bertujuan untuk memberikan jangkar yang kuat untuk kebijakan ekonomi makro. Selain itu juga untuk mengkatalisis dukungan donor, dan membantu membuka jalan menuju pengaturan tahap kredit atas.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com