Liputan6.com, Jakarta Kabar baik datang dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI) Budi Gunadi Sadikin. Ia mendapatkan penghargaan CEO of the Year dalam ajang Future of Enterprise Awards (FEA) 2022.
Ajang ini digelar oleh International Data Corporation (IDC) Indonesia pada Rabu 5 Oktober 2022.
Advertisement
Penghargaan ini diberikan untuk figur yang telah berkontribusi besar dalam memanfaatkan transformasi digital untuk meningkatkan sistem kesehatan di Indonesia.
“Terima kasih atas apresiasi yang diberikan. Penghargaan ini menjadi momentum penting bagi Kementerian Kesehatan untuk terus melanjutkan transformasi sistem kesehatan di Indonesia,” kata Budi mengutip keterangan pers, Sabtu (8/10/2022).
Budi menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Kesehatan tengah melaksanakan transformasi sistem kesehatan yang fokus pada 6 pilar. Keenam pilar itu adalah:
- Transformasi layanan primer
- Transformasi layanan rujukan
- Transformasi sistem ketahanan kesehatan
- Transformasi sistem pembiayaan kesehatan
- Transformasi Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan
- Transformasi teknologi kesehatan.
Untuk mewujudkan keenam pilar tersebut, Kemenkes turut memanfaatkan teknologi informasi seperti Artificial Intelegence (AI), IoT, Cloud dan keamanan siber. Tujuannya tak lain untuk menghadirkan layanan kesehatan yang cepat, mudah, presisi dan merata di seluruh wilayah di Indonesia.
Untuk memastikan keberlanjutan agenda ini, Budi telah membangun tim transformasi digital dan meluncurkan Cetak Biru Strategi Transformasi Kesehatan Digital 2024.
“Di era digital seperti sekarang ini, keenam transformasi kesehatan tersebut membutuhkan dukungan teknologi informasi untuk memastikan pelayanan kesehatan yang lebih mudah, cepat dan presisi,” Budi mengatakan.
Penghargaan Pusdatin-DTO
Dalam ajang tersebut, tak hanya Budi yang mendapat penghargaan. Kementerian Kesehatan melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi Digital Transformation Office (Pusdatin-DTO) juga menerima Special Award for Digital Resiliency untuk aplikasi penanganan pandemi, PeduliLindungi.
Aplikasi PeduliLindungi adalah aplikasi yang hadir untuk mempercepat penanganan pandemi COVID-19 serta mendukung penerapan kebijakan PPKM melalui Testing, Tracing dan Treatment (3T).
Program ini terbukti efektif dalam menangani pandemi COVID-19 di Tanah Air. Sejak diluncurkan pada April 2020 sampai saat ini, PeduliLindungi berhasil mencegah 539.705 orang berstatus hitam dan 4.057.826 orang berstatus merah memasuki ruang publik.
PeduliLindungi juga menjalin kerja sama dengan 17 platform telemedisin isoman untuk memberikan jasa konsultasi dan pengiriman obat gratis bagi pasien isoman. Tercatat, sebanyak 445.000 telekonsultasi sudah terlayani dan 380.000 paket obat gratis telah dikirimkan kepada pasien COVID-19 tanpa gejala dan bergejala ringan.
Advertisement
Digunakan Lebih dari 95 Juta Orang
Menkes Budi mengungkapkan, sampai saat ini PeduliLindungi telah digunakan lebih dari 95 juta orang dengan jumlah pengguna aktif harian sekitar 8 juta orang.
Dengan jumlah pengguna yang terus bertambah, Kemenkes bertekad untuk terus mengembangkan layanan Aplikasi PeduliLindungi guna mendukung layanan kesehatan yang lebih baik.
“PeduliLindungi terus adaptif terhadap kebutuhan dan perubahan regulasi untuk pencegahan COVID-19 dan penanganan kesehatan lainnya,” tutur Budi.
Untuk itu, secara bertahap aplikasi PeduliLindungi akan terus bertransisi, dari aplikasi penanganan pandemi COVID-19 menjadi aplikasi kesehatan masyarakat individu. Mulai dari masa kehamilan hingga usia lanjut yang fokus utamanya untuk melancarkan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
Future of Enterprise Awards (FEA) merupakan acara tahunan yang digelar sejak tahun 2016 oleh International Data Center (IDC). Acara ini digelar sebagai bentuk apresiasi atas ketahanan suatu perusahaan atau lembaga dalam menghadapi tantangan dan gangguan di dunia melalui pemanfaatan teknologi digital.
SatuSehat
Selain PeduliLindungi, Kemenkes juga resmi meluncurkan platform kesehatan terintegrasi Satusehat. Awalnya, aplikasi ini diberi nama Indonesia Health Services (IHS).
Menurut Budi, SatuSehat adalah salah satu perwujudan dari program transformasi kesehatan yang dicanangkan Kementerian Kesehatan.
“Jadi memang kita rujukan roadmap transformasi teknologi informasi kesehatan itu di bulan Desember 2021, nah itu ada beberapa program di dalamnya. Tapi secara garis besar ada program yang mengintegrasikan data, jadi seperti ini (program SatuSehat) adalah salah satu contohnya,” kata Budi kepada wartawan usai peluncuran Satusehat di Jakarta Selatan, Selasa (26/7/2022).
Budi menambahkan, SatuSehat merupakan upaya menyederhanakan aplikasi kesehatan yang ada saat ini.
“Kita mau sederhanakan aplikasi yang ada, jadi kita akan lebih fokusnya ke platform aja. Kita mau membangun ekosistem informasi. Jadi gimana start up bisa masuk, nah itu rencananya sudah ada di sana sampai tahun 2024.”
Aplikasi ini juga terintegrasi dengan apotek hingga 32 rumah sakit di berbagai daerah serta Pedulilindungi. Menkes juga memiliki target untuk menyatukan 32 rumah sakit daerah, puskesmas, laboratorium, dan apotek untuk terintegrasi di akhir 2023.
Baca Juga
Advertisement