Pasar Ikan Hias Global Rp 200 Triliun jadi Peluang bagi UMKM Lokal

Pasar global industri ikan hias bernilai USD 13,17 miliar atau Rp 200 triliun lebih pada tahun 2020.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Okt 2022, 07:15 WIB
Pengunjung saat melihat koleksi ikan hias di salah satu kios Pasar Ikan Hias Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (30/5/2022). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat ekspor ikan hias Indonesia mengalami peningkatan signifikan pada periode tahun 2017–2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

 

 

Liputan6.com, Jakarta Salah besar anggapan industri ikan hias adalah kecil. Fakta-nya industri akuarium sedang booming di mana pada masa pandemi yang lalu menciptakan lifestyle baru, jumlah penghobi ikan hias makin meningkat. Pasar global industri ikan hias bernilai USD 13,17 miliar atau Rp 200 triliun lebih pada tahun 2020.

Tidak hanya pasar global, pasar domestik pun menjanjikan demand yang besar. Jika di Amerika, 14,7 juta rumah atau 1 dari 9 rumah memiliki ikan peliharaan, maka dengan rasio yang sama, ada 8 juta rumah di Indonesia yang memelihara ikan hias.

Kalikan, sebuah startup digital besutan Dian Rachmawan melihat peluang untuk mengembangkan potensi ekonomi kerakyatan. Pemulihan pandemi menawarkan kesempatan peningkatan daya-saing bagi UMKM dengan belajar bagaimana cara mengadopsi teknologi digital dan e-commerce, namun hampir mustahil pelaku UMKM membangun e-Commerce sendiri-sendiri, melengkapi diri dengan fasilitas Instalasi Karantina Ikan supaya bisa mampu ekspor. Kalikan sangat menyadari situasi ini.

“Kita sedang hidup di peradaban Internet. Zaman internet telah membuktikan keberhasilan terobosan konsep Ekonomi Berbagi (Sharing Economy) ketimbang konsep ekonomi berbasis kepemilikan. UMKM yang kecil namun banyak bersatu dalam naungan satu Marketplace- bernama Kalikan- Insya Allah akan mendorong pertumbuhan inklusif ekonomi Indonesia," ujar CEO Kalikan Dian Rachmawan.

Kalikan hanya berhubungan dengan ikan hias air tawar yaitu ikan sungai atau danau, ikan kali, penggunaan nama Kalikan secara harafiah dibolak-balik ikan kali atau kali yang penuh ikan.

Dari Referensi informasi genetik ikan air tawar yang dilaporkan oleh Kottelat dan Whitten (1996) serta Gleick (2000) menyatakan bahwa Indonesia sebagai sumber daya genetik ikan air tawar terbesar kedua di dunia dengan 1300 spesies.

Dalam pertemuan dengan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki tanggal 7 Oktober 2022, CEO Kalikan Dian Rachmawan menjelaskan Marketplace Kalikan adalah kumpulan Toko digital dari semua pelaku UMKM yang tergabung dalam APIHATI (Asosiasi Pengusaha Ikan Hias Air Tawar Indonesia).

Setiap Toko dapat dengan mudah membuat dan mengelola akun mereka sendiri di platform digital Kalikan. Toko setiap saat bisa menambahkan informasi produk dalam bentuk multimedia (text, audio, video, gambar) agar menarik perhatian calon pembeli dan importer yang akan mencari dan membeli. Rating dan review akan diberikan oleh kastamer sebagai umpan balik peningkatan mutu Marketplace.Khusus pengiriman ekspor, Kalikan bekerjasama dengan mitra logistik yang kompeten, untuk memastikan pengiriman ikan hidup aman dan cepat.

 

 

 


Ekonomi Ikan Hias

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melakukan pertemuan dengan CEO Kalikan Dian Rachmawan untuk mendiskusikan pengembangan UMKM khusus Ikan Hias Air Tawar

Dalam pertemuan tersebut Teten Masduki menegaskan bahwa kewirausahaan yang bersandar pada keunggulan dan kekuatan sendiri merupakan resep bagi resilensi ekonomi negara, meminimalkan ketergantungan dari sumber daya negara lain akan meningkatkan daya saing produk dalam negeri di pasar global.

“Ekonomi ikan hias ini adalah Ekonomi kerakyatan, mampu memberikan lapangan kerja yang masif mulai dari petani, penjual sampai tukang pembersih akuarium, membangunkan lahan-lahan tidur yang tidak produktif, menciptakan usaha-usaha turunan seperti pakan ulat, jangkrik, akuascape, tanaman hias, kerajinan akuarium," tutur Dian.

Untuk memperkenalkan Kalikan sebagai pusat keunggulan ikan hias air tawar Indonesia, pada tanggal 14 Oktober 2022 mengadakan pameran, ekshibisi, kontes sekaligus selama 3(tiga) hari penuh bertajuk Kalikan Expo 2022.

Pameran ini diikuti oleh 200 pelaku UMKM, didukung oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan, disamping pameran ikan hias dan aquascape juga dilaksanakan kontes dan ekshibisi ikan primadona seperti Channa, Cichild, Louhan, Betta, Arwana, Koi, Discus dan Goldfish. Expo akan dibuka oleh Menteri Kelautan dan Perikanan bersama dengan Menteri Koperasi dan UKM.

 

 


Bawa Ikan Hias Mendunia, KKP Gelar Kontes Arwana Terbesar di Bali

Pengunjung saat melihat koleksi ikan hias di salah satu kios Pasar Ikan Hias Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (30/5/2022). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat ekspor ikan hias Indonesia mengalami peningkatan signifikan pada periode tahun 2017–2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus-menerus mempromosikan ikan hias melalui kontes ikan hias. Kali ini kontes ikan hias berskala nasional diadakan di Bali bekerjasama dengan Bali Club Arowana.

Pameran dan kontes ikan hias Arwana yang pertama dan terbesar di Bali bertajuk Bali Club Arowana National Competition sukses digelar di Kawasan Kuta Bali dari tanggal 24-27 Maret 2022.

"Bali kita pilih karena pulau dewata memiliki magnet bagi wisatawan baik domestik maupun internasional," kata Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Artati Widiarti usai menyerahkan piala pemenang kontes ikan Arwana di Bali, dikutip Senin (28/3/2022).

Melalui kontes ini, Artati ingin menunjukkan kekayaan ikan hias Indonesia yang berlimpah kepada para pelancong di Pulau Dewata yang kini kembali bergeliat.

"Ikan hias arwana dipilih karena ikan arwana merupakan ikan hias asli endemik Indonesia, memiliki daya saing tinggi dan tidak dimiliki oleh negara lain," terangnya.

Sebagai gambaran, berdasarkan data BPS yang diolah Ditjen PDSPKP, nilai ekspor ikan hias Indonesia pada periode tahun 2017 – 2021 mengalami peningkatan, yaitu sebesar USD27,6 juta pada tahun 2017 menjadi USD34,5 juta pada tahun 2021, dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,11 persen.

Menurut jenisnya, permintaan ikan hias untuk pasar ekspor pada tahun 2021 didominasi oleh ikan hias air tawar sebesar 80,63 persen (senilai USD27,8 juta), dengan jenis ikan hias yang paling diminati adalah arwana (super red dan jardini), lalu diikuti oleh cupang, botia, koi, maskoki, oscar dan lain-lain.

Pada periode yang sama, lanjut Artati, nilai ekspor ikan hias arwana juga mengalami peningkatan dari USD7,05 juta pada tahun 2017 meningkat menjadi USD7,46 juta pada tahun 2021 dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,8 persen.

Menurut jenisnya, ekspor ikan hias arwana Indonesia pada tahun 2021 adalah ikan hias Arwana Super Red (Scleropages formosus) dengan nilai sebesar USD7,3 juta (98,74 persen), sedangkan untuk ikan hias Arwana Jardini (Scleropages jardini) dengan nilai sebesar USD94,25 ribu (1,26 persen).

"Hal ini menunjukkan ikan hias khususnya arwana, dengan segala keindahannya sangat diminati di pasar internasional dan memiliki prospek yang cerah untuk dikembangkan," sambung Artati.

Artati menambahkan bahwa kontes arwana ini didukung secara penuh oleh KKP melalui Ditjen PDSPKP, Ditjen Pengelolaan Ruang Laut (PRL), dan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) bekerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Bali.

“Ini membuktikan bahwa pemerintah pusat dan daerah berkomitmen mendukung pengembangan ikan hias," ujar Artati.

 

  


Harga Ikan

Pedagang saat melakukan perawatan ikan hias di Pasar Ikan Hias Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (30/5/2022). Ekspor ikan hias menyasar pasar Eropa dan negara-negara maju dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 6,11 persen dan nilai ekspor ikan hias di Triwulan I 2022 senilai USD8,97 juta. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara Ketua Bali Club Arowana (BCA) Rusli Wisanto menegaskan dukungannya atas kegiatan ini. Terlebih akan terjadi transformasi harga ikan hias arwana super red sebelum dan sesudah mengikuti kontes. Lonjakan harga bahkan bisa drastis jika ikan yang dikonteskan menjadi juara.

“Perbedaan harga antara kelas biasa dan kontes rata-rata antara 50 persen-400 persen, sedangkan rata-rata perubahan harga ketika ikan kontes dan menjadi juara perbedaannya bisa mencapai di atas 500 persen," terang Rusli.

Di tempat yang sama, Kepala Balai Besar Pengujian Penerapan Produk Kelautan dan Perikanan (BBP3KP), Widya Rusyanto memaparkan Bali Club Arowana National Competition melibatkan 113 peserta. Mereka berasal dari Medan, Palembang, Jakarta, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Banyuwangi, Bali, Banjarmasin, Pontianak, Kapuas Hulu/Puttusibau, dan Sepauk Kalimantan Barat.

"Walaupun kompetisi saat ini bersifat nasional, namun diikuti juga peserta dari Kamboja, Filipina, dan Thailand," kata Widya.

Sebagai informasi kontes ini terbagi menjadi 6 kelas yakni Short Body, XS, Small, Medium, Large, dan Unique. Dan yang berhasil mendapat gelar Grand Champion adalah ikan Arwana milik Andri Agustiano dari Bandung.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong tumbuhnya industri ikan hias di dalam negeri. Ia menginginkan kegiatan pameran ikan hias sebagai ajang promosi dan edukasi.

 

Hari Nelayan Nasional

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya