Liputan6.com, Jakarta - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dikabarkan akan menggelar Rights Issue pada akhir tahun ini. Perseroan menargetkan dana dari aksi korporasi ini sebesar Rp 3,98 triliun.
Total dana tersebut direncanakan akan berasal dari dana pemerintah Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun dan dana dari publik sebesar Rp 0,99 triliun. Adapun jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak-banyaknya 8,72 miliar lembar saham.
Advertisement
Investor Relations Officer Waskita Karya, Alvina Kusumawardani mengatakan rights issue rencananya akan dilakukan pada akhir November hingga awal Desember 2022.
Artikel Waskita Karya Targetkan Rp 3,98 Triliun dari Rights Issue Akhir Tahun Ini menyita perhatian pembaca di saham pada akhir pekan ini. Ingin tahu artikel terpopuler lainnya di saham? Berikut tiga artikel terpopuler di saham yang dirangkum pada Minggu (9/10/2022):
1. Waskita Karya Targetkan Rp 3,98 Triliun dari Rights Issue Akhir Tahun Ini
PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) dikabarkan akan menggelar Rights Issue pada akhir tahun ini. Perseroan menargetkan dana dari aksi korporasi ini sebesar Rp 3,98 triliun.
Total dana tersebut direncanakan akan berasal dari dana pemerintah Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun dan dana dari publik sebesar Rp 0,99 triliun. Adapun jumlah saham yang akan diterbitkan sebanyak-banyaknya 8,72 miliar lembar saham.
Investor Relations Officer Waskita Karya, Alvina Kusumawardani mengatakan rights issue rencananya akan dilakukan pada akhir November hingga awal Desember 2022.
2.Saham Tesla Catatkan Pekan Terburuk Sejak Maret 2022, Kenapa?
Saham Tesla turun hampir 16 persen, selama apa yang disebut CEO Elon Musk sebagai "7 hari yang sangat intens" ke salah satu dari 108 juta pengikutnya di Twitter.
Melansir laman CNBC, Sabtu (8/10/2022), saham Tesla ditutup pada posisi USD 265,25 pada 30 September lalu.
Pada penutupan pasar sepekan kemudian, saham Tesla diperdagangkan turun ke level USD 223,07, Turun hampir 16 persen.
Itu adalah minggu terburuk saham produsen mobil listrik ini sejak Maret 2020, ketika pandemi Covid-19 mulai mencengkeram AS, menutup bisnis dan kehidupan publik.
Selama akhir pekan, Tesla melaporkan jumlah produksi dan pengiriman kendaraan listrik yang tidak memenuhi ekspektasi.
Advertisement
3.Menakar Investasi Reksa Dana di Tengah Sentimen Resesi Global hingga Inflasi
Di tengah sentimen ancaman resesi global dan inflasi tinggi dapat menjadi kesempatan untuk masuk investasi reksa dana. Calon investor dan investor pun diimbau untuk tidak panik dan bisa memanfaatkan koreksi di pasar keuangan untuk berinvestasi termasuk reksa dana.
"Penurunan harga (apabila ada) dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk masuk di harga rendah," kata Direktur PT Panin Asset Manajemen, Rudiyanto kepada Liputan6.com, ditulis Sabtu (8/10/2022).
Rudiyanto menuturkan, strategi untuk pengelolaan investasi reksa dana sesuai kebijakan.
"Strateginya sesuai kebijakan, misalkan reksa dana pasar uang ya di deposito, reksa dana pendapatan tetap di obligasi dan reksa dana saham di saham," kata dia.