Liputan6.com, Wellington - Hujan lebat yang melanda New South Wales Australia mulai mereda pada Minggu (9 Oktober), tetapi beberapa daerah masih menghadapi peringatan banjir.
Layanan darurat negara bagian New South Wales mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa hujan lebat selama 24 jam sebelumnya telah menyebabkan banjir.
Advertisement
Dilansir Channel News Asia, Minggu (9/10/2022), layanan darurat menanggapi 343 permintaan bantuan dan melakukan 21 penyelamatan terkait banjir. Mereka memerintahkan evakuasi dua area perkemahan dan taman liburan dan Gronos Point, barat laut Sydney, karena banjir.
Sekitar 80 kota atau daerah, tersebar di seluruh negara bagian dan termasuk di pinggiran Sydney, menghadapi peringatan banjir, dan ada kekhawatiran tentang angin kencang di daerah pesisir saat badai mulai bergerak ke lepas pantai.
Dengan tanah yang sudah jenuh, banjir bandang menjadi perhatian utama di sejumlah lokasi pesisir termasuk Sydney, kata layanan darurat.
Ia menambahkan bahwa banyak komunitas di Western New South Wales terpengaruh, dan layanan darurat dan Departemen Industri Primer bekerja untuk menilai dampak yang lebih luas pada petani.
Dibayangi Badai La Nina
Bagian timur Australia berada dalam cengkeraman peristiwa cuaca La Nina yang langka selama tiga tahun berturut-turut, terkait dengan peningkatan curah hujan. Sydney pada hari Kamis mencatat tahun terbasah sejak pencatatan dimulai pada tahun 1858, dengan hampir tiga bulan tersisa pada tahun 2022.
Bendungan dan sungai hampir penuh, dan pejabat memperingatkan pengendara untuk menghindari jalan yang tergenang air selama akhir pekan terakhir liburan musim semi sekolah.
Banjir telah berulang kali melanda pantai timur Australia tahun ini. Pada bulan Maret, air yang naik, memaksa puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka dan sedikitnya 13 orang tewas.
Advertisement
BMKG: Jakarta dan 7 Provinsi Lain Berpotensi Dilanda Hujan Lebat hingga 10 Oktober
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terhadap 8 provinsi yang sebagian wilayahnya akan dilanda hujan lebat sejak 8 hingga 10 Oktober 2022. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mendorong peringatan ini dapat ditindaklanjuti hingga level kecamatan dengan mengakses situs resmi BMKG.
"Informasi lebih rinci hingga LEVEL KECAMATAN untuk potensi dampak hujan lebat dapat diakses di laman signature.bmkg.go.id," kata Dwikorita, seperti dikutip Minggu (9/10/2022).
Dwikorita merinci 8 provinsi tersebut, yaitu Aceh, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tengah. Selain potensi hujan lebat, sambung Dwikorita, dalam sepekan mendatang juga muncul potensi pertumbuhan awan cumulonimbus (CB) di wilayah udara Indonesia. Fenomena itu akan terjadi sejak 8 Oktober hingga 14 Oktober 2022 mendatang.
Curah Hujan
Awan CB ini terdapat dua persentase cakupan spasial yang terjadi dalam ruang wilayah terpisah untuk periode tujuh hari ke depan.
Pertama, bagi Awan CB dengan persentase cakupan spasial maksimum antara 50-75% (OCNL / Occasional) diprediksi terjadi di Laut Andaman, Laut Cina Selatan, Laut Sulu, Laut Filipina, Samudera Hindia selatan Pulau Jawa hingga barat Pulau Sumatera, Sebagian kecil Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Sulawesi,
Selain itu Pulau Papua, Sebagian besar Pulau Kalimantan, Kepulauan Maluku, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Sulawesi, Laut Seram, Laut anda, Laut Aru, Samudra Pasifik Utara Pulau Papua.
Sedangkan untuk Awan CB dengan persentase cakupan spasial >75% (FRQ / Frequent) diprediksi terjadi hanya di Laut Cina Selatan.
Advertisement