Liputan6.com, Jakarta Masih sakit hati dengan kegagalan tidak lolos ke Piala Dunia 2022, pelatih tim nasional Italia, Roberto Mancini memasang target juara pada gelaran Piala Dunia 2026.
Tak hanya itu. Gagal ke Qatar juga membuat Gli Azzuri – julukan timnas Italia- untuk pertama kalinya dalam sejarah harus mengalami dua kali berturut-turut tidak bisa tampil di Piala Dunia. Pada edisi 2018, Timnas Italia juga gagal lolos setelah dikalahkan Swedia dalam dua pertandingan Play-off.
Advertisement
Timnas Italia gagal lolos karena kalah 0-1 dari Makedonia Utara di Semifinal Play-off Kualifikasi Piala Dunia 2022 yang berlangsung di Stadion Renzo Barbera, Palermo pada 25 Maret 2022. Italia takluk akibat gol semata wayang penyerang Makedonia Utara, Aleksandar Trajkovski pada menit ke-90+2.
Jurnalis Sky Sport Italia, Fabio Caressa, bahkan mengatakan bahwa kegagalan lolos ke Piala Dunia 2022 lebih menyakitkan dari kejutan Korea Utara pada 1966. Saat itu Italia mengepak koper lebih dini, tepatnya pada fase grup Piala Dunia 1966 yang berlangsung di Inggris akibat kalah 0-1.
Ketika pulang ke Italia, pemain Gli Azzurri langsung diserbu dengan lemparan tomat busuk dari fans kala menuruni tangga pesawat.
“Anda tak bisa bilang bahwa setelah kegagalan ini besok kami akan memulai lagi seperti tidak terjadi apa-apa. Sebab, besok adalah empat tahun lagi,” tutur Fabio Caressa.
Menurut bek Italia, Francesco Acerbi, kekalahan dari Makedonia Utara disebabkan Gli Azzurri kurang rendah hati terhadap lawan yang dihadapi.
Menderita
Usai menjuarai Euro 2020 pada Juli tahun lalu, performa Italia memang merosot. Di kualifikasi Piala Dunia 2022, mereka hanya menang sekali dan imbang empat kali dalam lima laga terakhir.
Akibatnya, Italia gagal lolos langsung ke Qatar setelah hanya menjadi runner-up Grup C di bawah Swiss. Apesnya lagi, mereka tumbang 0-1 dari Makedonia Utara di babak playoff.
Mancini mengatakan masih sakit hati karena timnya mengulang memori buruk pada tahun 2018.
“Sayangnya, kami (Timnas Italia) akan menderita hingga Desember (selama Piala Dunia 2022) karena itu adalah luka yang tidak kunjung sembuh. Itu benar-benar tidak adil, tetapi Anda harus berurusan dengan kerugian. Kami tidak pantas mendapatkannya, tapi itulah yang terjadi,” kata Mancini dikutip dari The Cult of Calcio, Kamis (29/9/2022).
Setelah kehancuran itu, Italia mulai berbenah. Nama-nama lama yang dinilai tak lagi bisa berkontribusi pun diabaikan pelatih Roberto Mancini. Wajah-wajah baru kemudian diberi kesempatan sebagai bagian dari regenerasi.
Advertisement
Trisula
Bahkan lima hari usai bencana gagal lolos ke Piala Dunia 2022, Italia menjalani laga ekshibisi menghadapi Turki, 30 Maret 2022. Dalam laga yang berlangsung di Torku Arena, Konya, Turki itu skuad asuhan Roberto Mancini menang 3-2.
Dalam laga itu Mancini bisa menjajal formula baru. Trisula Nicolo Zaniolo, Gianluca Scamacca dan Giacomo Raspadori menjadi andalan alternatif saat itu dengan absennya Domenico Berardi, Ciro Immobile dan Lorenzo Insigne.
Mancini belajar dari kegagalan Italia lolos ke Piala Dunia 2022 yang banyak disebut dipicu oleh kurang efisiennya permainan para penyerang.
Ketika kalah 0-1 dari Makedonia Utara pada semifinal play-off Piala Dunia 2022 Path C Zona Eropa, Italia tak mampu bikin gol meski menghujani lawan dengan 32 tembakan!
Layak
"Kami layak lolos ke Final Four Nations League, kami mengalahkan Inggris yang berpotensi memenangkan Piala Dunia di Qatar," tutur Mancini saat berbicara di Social Football Summit di Roma, Italia, 29 September lalu,
Roberto Mancini puas dengan penampilan Tim Nasional Italia selama kualifikasi UEFA Nations League. Ia menggarisbawahi ambisi timnya di Piala Dunia 2026.
“Semua orang di sekitar saya memiliki sikap yang sangat positif. Menang dengan kerjasama adalah hal terbaik yang pernah ada. Memberikan kepuasan kepada orang-orang Italia adalah hal yang luar biasa,” ujar Roberto Mancini.
Mancini menyoroti ambisi Azzurri untuk pagelaran Piala Dunia 2026 di Amerika Utara, dengan tuan rumah Amerika Serikat, Meksikodan Kanada. Turnamen ini diadakan bertepatan 20 tahun setelah Italia memenangkan Piala Dunia 2006.
"Untuk bermain di Piala Dunia, kami harus menunggu empat tahun lagi, tetapi kami ingin mencoba pergi ke Amerika dan menang, itulah tujuan kami," Mancini mengatakan.
Pelatih kelahiran 27 November 1964 itu mengungkapkan apa yang meyakinkannya untuk tetap dalam peran setelah kegagalan kualifikasi Piala Dunia 2022.
"Semua orang sangat positif terhadap saya, maka memenangkan kejuaraan Eropa adalah hal terbaik yang ada dalam pekerjaan saya," ungkap Mancini.
Advertisement