Indeks Hang Seng Pimpin Koreksi di Bursa Saham Asia

Saham Australia turun lebih dari 1 persen pada Senin pagi, 10 Oktober 2022 pada hari yang tenang di wilayah tersebut, seiring beberapa bursa utama ditutup karena libur.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 10 Okt 2022, 09:18 WIB
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham, Senin, (10/10/2022) dengan indeks Hong Kong Hang Seng pimpin koreksi.

Saham Australia turun lebih dari 1 persen pada Senin pagi, 10 Oktober 2022 pada hari yang tenang di wilayah tersebut, seiring beberapa bursa utama ditutup karena libur.

Indeks S&P/ASX 200 turun 1,47 persen di awal perdagangan. Kemudian indeks ASX 200 tergelincir 1,63 persen. Sementara itu, indeks Hang Seng merosot lebih dari dua persen pada awal sesi perdagangan, dan indeks Hang Seng teknologi terpangkas 3,17 persen.

Di bursa saham China, indeks Shanghai melemah 0,39 persen setelah libur sepekan. Indeks Shenzhen merosot 1 persen. Bursa di Jepang, Korea Selatan, Taiwan dan Malaysia tutup untuk karena libur pada Senin.

Akhir pekan ini, Bank of Korea akan mengadakan pertemuan penetapan kebijakan, Singapura akan mengumumkan perkiraan PDB untuk kuartal III dan China merilis data inflasi.

Perusahaan Manufaktur Semikonduktor Taiwan dan Fast Retailing Jepang akan melaporkan pendapatan. Kemudian, AS akan merilis data inflasi untuk September.

Sementara itu, pada Jumat di AS, indeks saham utama turun lebih dari 2 persen setelah data menunjukkan tingkat pengangguran menurun pada September, yang memicu kekhawatiran bahwa bank sentral AS atau the Fed akan terus menaikkan suku bunga secara agresif.

Indeks manajer pembelian layanan Caixin berada di 49,3 pada September, menurut sebuah laporan yang diterbitkan Sabtu. Hal itu merupakan penurunan tajam dari 55 pada Agustus.

Tanda 50 poin memisahkan pertumbuhan dari kontraksi. Pembacaan PMI membandingkan aktivitas dari bulan ke bulan.

Pembatasan COVID-19 di negara tersebut menyebabkan aktivitas layanan di China berkontraksi pada September untuk pertama kalinya sejak Mei, menurut laporan itu.

"Perusahaan yang melaporkan pengurangan aktivitas sering berkomentar bahwa pandemi dan tindakan selanjutnya untuk menahan virus telah membatasi operasi dan membebani permintaan pada September,” tulis manajemen Caixin dalam keterangan resminya, dikutip dari CNBC, Senin, 10 Oktober 2022.

 


Bursa Saham Asia Melemah pada 7 Oktober 2022

Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Jumat, 7 Oktober 2022. Koreksi bursa saham Asia ini terjadi jelang rilis laporan pekerjaan AS. Tambahan pekerjaan diharapkan 275 ribu pada September 2022, dan tingkat pengangguran di kisaran 3,7 persen.

Indeks Hang Seng melemah 1,27 persen. Indeks Hang Seng teknologi merosot 2,96 persen. Indeks Jepang Nikkei turun 0,71 persen ke posisi 27.116,11. Indeks Topix melemah 0,82 persen. Di Australia, indeks ASX 200 merosot 0,8 persen ke posisi 6.762,80.

Indeks Korea Selatan Kospi melemah 0,22 persen ke posisi 2.232,84. Indeks Kosdaq susut 1,07 persen ke posisi 698,49. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang tergelincir 1,29 persen.


Penutupan Wall Street pada 7 Oktober 2022

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street anjlok pada perdagangan Jumat, 7 Oktober 2022. Hal ini seiring pelaku pasar evaluasi laporan pekerjaan September 2022 yang menunjukkan tingkat pengangguran terus menurun dan memicu kenaikan suku bunga.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 630,15 poin atau 2,1 persen ke posisi 29.296,79. Indeks S&P 500 anjlok 2,8 persen menjadi 3.639,66. Indeks Nasdaq tersungkur 3,8 persen menjadi 10.652,41.

Koreksi pada Jumat pekan ini juga memangkas kenaikan wall street pada awal pekan. Selama sepekan, indeks Dow Jones naik 2 persen, indeks S&P 500 bertambah 1,5 persen. Indeks Nasdaq menguat 0,7 persen.

Sementara itu, ekonomi AS menambahkan 263.000 pekerjaan pada September 2022, sedikit di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 275.000. Namun, tingkat pengangguran berada di 3,5 persen, turun dari 3,7 persen pada bulan sebelumnya sebagai tanda gambaran pekerjaan yang terus menguat bahkan ketika the Federal Reserve mencoba memperlambat ekonomi dengan kenaikan suku bunga untuk membendung inflasi.

"Sementara data seperti yang diharapkan, penurunan tingkat pengangguran tampaknya menjadi obsesi pasar karena apa artinya bagi the Fed,” ujar Chief Investment Officer Bleakley Financial, Peter Boockvar, dikutip dari CNBC, Sabtu (8/10/2022).

Ia menambahkan, ketika dikombinasikan dengan tingkat klaim pengangguran awal yang rendah, laju pemutusan hubungan kerja (PHK) tetap tidak terdengar dan ini tentu saja membuat bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) bersemangat untuk melanjutkan kenaikan suku bunga agresif.


Gerak Saham di Wall Street

(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Tingkat pengangguran turun memicu lonjakan suku bunga yang pada gilirannya membebani saham. Imbal hasil obligasi AS bertenor dua tahun naik 6 basis poin menjadi 4,31 persen.

Di sisi lain, saham Advanced Micro Devices melemah setelah produsen chip memperingatkan pendapatan kuartal III 2022 akan lebih rendah dari yang diantisipasi. Saham Levi Strauss tergelincir seiring pemangkasan panduan kinerja. Selain itu, saham Intel dan Nvidia masing-masing turun 5 persen dan 7 persen.

“Kesimpulan yang telah dicapai oleh banyak orang yang telah kami ajak bicara adalah the Fed tidak hanya tidak akan membantu pasar, tetapi dalam mengejar stabilitas harga terus berlanjut sampai ada sesuatu yang pecah di pasar modak,” ujar Analis Saham Wells Fargo, Christopher Harvey.

Ia menilai, apa yang menjadi fokus the Fed semakin terpusat yaitu stabilitas harga. “Kemungkinan akan bantu katalisasi dislokasi,” ujar dia.

Sementara itu, saham FedEx melemah hampir tiga persen setelah Reuters melaporkan divisi pengiriman diprediksi catat volume rendah.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya