Liputan6.com, Jakarta - Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh setiap 10 Oktober menjadi pengingat untuk meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa. Tidak dapat dibilang mudah, menjaga kesehatan mental perlu upaya lebih.
Salah satu cara menjaga kesehatan mental menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yaitu berbicara dengan seseorang yang dipercaya. Saat terbuka kepada seseorang itu akan terasa lebih baik dibandingkan memendam yang sudah tidak tertahan.
Advertisement
Dengan menjadi pendengar yang baik akan membuat lawan bicara nyaman sehingga mereka mau terbuka atas apa yang mereka rasakan.
Dokter spesialis kedokteran jiwa di Rumah Sakit EMC Tangerang Selatan, dr Andri SpKJ FAPM pun mengingatkan jangan sampai saat mereka datang ke kita, justru yang muncul anggapan 'percuma' atau 'sia-sia'.
Andri bilang biasanya seseorang enggan menemui orang terdekat untuk menceritakan masalah karena jatuhnya seperti sok menasihati saja.
"Padahal, sebenarnya yang dibutuhkan adalah bagaimana kita bisa mendengarkan secara empatik. Kita cukup mendengarkan secara empatik saja, sebagai awam yang tidak memahami masalah kesehatan kejiwaan atau kedokteran jiwa," kata dr Andri saat dihubungi Liputan6.com pada Senin, 10 Oktober 2022.
Layanan kesehatan masyarakat di Irlandia, Health Service Executive (HSE), membahas tips menjadi pendengar yang baik. Menjadi pendengar yang baik dapat dilakukan dengan cara mendengarkan lawan bicara secara aktif. Yang artinya memahami apa yang dikatakan seseorang tanpa penilaian atau pengharapan.
Berikut ini adalah beberapa tips mendengarkan yang bermanfaat dan dapat kamu terapkan untuk mendukung kesehatan mental orang terdekat:
Tunjukkan Bahwa Kamu Peduli
Fokus pada lawan bicara, lakukan kontak mata dan singkirkan ponsel terlebih dahulu. Untuk mendengarkan seseorang, kamu perlu memberi mereka perhatian penuh.
Ini membutuhkan latihan, jadi, jangan terlalu keras pada diri sendiri. Untuk membantu menunjukkan bahwa kamu peduli, caranya temukan ruang pribadi untuk mendengarkan dan berbicara di mana kamu tidak akan terganggu.
Kemudian, saat memulai percakapan, jangan berbicara tentang diri kamu sama sekali. Lalu, pelajari setidaknya hal baru tentang orang yang berbicara dengan kamu.
Sabar
Mungkin perlu waktu dan beberapa upaya sebelum seseorang siap untuk membuka diri. Memberi tahu orang lain ketika kamu bebas untuk mendengarkannya itu dapat membantu orang tersebut.
Orang yang berbagi seharusnya tidak merasa terburu-buru. Jika mereka melakukannya, mereka tidak akan merasa itu adalah lingkungan yang aman.
Tunggu dulu jika lawan bicara berhenti selama mereka memberi responsnya. Mereka mungkin belum selesai berbicara.
Akan perlu waktu bagi mereka untuk memikirkan apa yang mereka katakan. Mereka mungkin merasa sulit untuk menggambarkan bagaimana perasaan mereka.
Dengarkan lawan bicaramu tanpa menghakimi, dengan begitu kamu membiarkan orang tersebut bersantai dalam percakapan. Mereka dapat menggunakannya untuk merefleksikan, atau mengatasi emosi yang sulit.
Advertisement
Gunakan Pertanyaan Terbuka
Pertanyaan terbuka berarti tidak melontarkan gagasan kamu sendiri tentang bagaimana perasaan orang lain. Jenis pertanyaan ini membuat seseorang berhenti sejenak, berpikir, merenung, dan memperluas.
Pertanyaan terbuka membuat orang lebih terbuka. Mereka sering memulai dengan 'bagaimana' atau 'apa'.
Misalnya, tanyakan, "Bagaimana perasaan kamu tentang situasi kamu ini?". Itu dapat membuka percakapan lebih dari sekadar mengatakan sesuatu seperti, "Apakah kamu merasa tertekan?".
Apa yang kamu lakukan adalah membiarkan mereka mengeluarkan apa pun yang mengganggu mereka, sehingga mereka bisa mengetahuinya.
Pertanyaan bagus lainnya untuk ditanyakan adalah "Bisakah kamu memberi tahu saya lebih banyak tentang itu?" dan "Katakan apa yang kamu pikirkan atau rasakan? Aku ingin mengerti."
Hindari mengajukan pertanyaan atau mengatakan sesuatu yang menutup percakapan. Pertanyaan terbuka mendorong seseorang untuk berbicara.
Percakapan adalah ruang yang aman bagi mereka dan yang mereka katakana tidak ada yang benar atau salah. Coba untuk tanyakan, "Bagaimana perasaanmu hari ini?".
Ucapkan Kembali
Periksa apakah kamu sudah mengerti, tapi jangan menyela atau menawarkan solusi. Mengulangi kembali ucapan pada lawan bicara adalah cara yang baik untuk membuat orang itu tahu bahwa kamu memperhatikan.
Kamu dapat memeriksa untuk melihat apakah kamu mendengar apa yang mereka ingin kamu dengar.
Beranilah
Jangan terkecoh dengan tanggapan negatif. Jangan merasa kamu harus mengisi kesunyian. Tidak semua orang yang menceritakan perasaannya itu membutuhkan solusi, terkadang mereka hanya butuh didengar.
Mungkin terasa mengganggu untuk menanyakan perasaan seseorang. Kamu akan segera melihat apakah seseorang merasa tidak nyaman dan tidak ingin terlibat dengan kamu pada tingkat itu.
Terkadang itulah yang dibutuhkan seseorang - untuk dapat berbagi apa yang sedang terjadi dalam pikiran mereka.
"Gangguan kejiwaan seperti depresi ini bukan hanya kesedihan biasa. Inilah yang mungkin perlu diperhatikan oleh teman-teman, kalau misalnya ada seseorang teman dekat kita, saudara kita, keluarga kita yang sering mengeluhkan gejala-gejala seperti putus asa, hilang harapan, tidak mampu lagi berbuat sesuatu untuk membantu dirinya," ujar Andri.
Sebagai pendengar, lanjut Andri, jika lawan bicaramu membutuhkan bantuan profesional, kamu tetap dapat membantunya.
"Misal tidak memiliki uang, kamu dapat membantu untuk mengurus kartu jaminan sosial seperti BPJS agar dapat ditanggung oleh pemerintah pengobatannya," Andri menekankan.
Advertisement