Hari Kesehatan Mental Sedunia, Diperingati Sejak Tahun 1992 Tiap 10 Oktober

Tepat sejak 30 tahun lalu, Hari Kesehatan Mental Sedunia selalu diperingati setiap tahunnya dengan tema yang berbeda.

oleh Diviya Agatha diperbarui 10 Okt 2022, 12:14 WIB
Ilustrasi Kesehatan Mental (Photo by Marcel Strauß on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Kesehatan mental jadi topik yang disorot dan terus-menerus digaungkan sejak beberapa tahun lalu dalam berbagai kesempatan. Hari ini, 10 Oktober pun diperingati sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia.

Hari Kesehatan Mental Sedunia sendiri diperingati untuk meningkatkan kesadaran terkait isu kesehatan mental di seluruh dunia dan untuk memobilisasi dukungan yang berkaitan dengan kesehatan mental.

Mengutip laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin, (10/10/2022), Hari Kesehatan Mental Sedunia memberikan kesempatan bagi semua pemangku kepentingan yang menangani masalah kesehatan mental untuk berbicara soal tanggung jawab mereka, dan apa yang perlu dilakukan utnuk membuat penanganan kesehatan mental jadi tindakan yang nyata bagi orang-orang di seluruh dunia.

Pada Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini, WHO mengangkat tema "Make Mental Health and Well-Being for All a Global Priority" atau "Jadikan Kesehatan Mental dan Kesejahteraan untuk Semua sebagai Prioritas Global".

Berdasarkan keterangan WHO, pandemi COVID-19 telah dan terus berdampak pada kesehatan mental. Kemampuan untuk terhubung kembali melalui peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia 2022 pun diharapkan bisa memberikan kesempatan untuk kembali menyalakan upaya untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan mental.

"Banyak aspek dari kesehatan mental telah diuji. Diperkirakan satu dari delapan orang secara global hidup dengan gangguan mental. Namun di saat yang bersamaan, layanan, keterampilan, dan pendanaan yang tersedia untuk kesehatan mental masih terbatas, dan jauh di bawah apa yang dibutuhkan, terutama di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah," tulis keterangan dalam laman WHO.


Pandemi COVID-19 Ciptakan Krisis Mental

Ilustrasi Pandemi Covid-19 Credit: pexels.com/cottonbro

Lebih lanjut WHO mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 telah menciptakan krisis global untuk kesehatan mental, yang memicu tekanan jangka pendek maupun jangka panjang.

Kesehatan mental jutaan orang juga rusak selama dua tahun belakangan. Hal tersebut terbukti lewat adanya peningkatan gangguan kecemasan dan depresi sebanyak lebih dari 25 persen pada tahun pertama pandemi COVID-19.

Pada saat yang bersamaan, terjadi kesenjangan sosial dan ekonomi, konflik berkepanjangan, kekerasan, dan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang mempengaruhi seluruh populasi. Hal tersebut dianggap telah mengancam kesejahteraan manusia.

"Kita harus memperdalam nilai dan komitmen yang kita berikan untuk kesehatan mental sebagai individu, komunitas, dan pemerintah dan mencocokkan nilai itu dengan lebih banyak komitmen, keterlibatan, dan investasi oleh semua pemangku kepentingan, di semua sektor," ujar WHO.

Belum lagi, masih ada stigma dan diskriminasi yang kerap menjadi penghalang bagi inklusi sosial dan akses ke tenaga profesional. Menurut WHO, penting bagi siapapun untuk memainkan peran masing-masing untuk meningkatkan kesadaran soal kesehatan mental.


Jadi Kesempatan untuk Akui Pentingnya Jaga Mental

Ilustrasi Hari Kesehatan Mental Sedunia (Wokandapix/Twitter).

Menurut WHO, kesempatan dalam Hari Kesehatan Mental Sedunia ini dapat menjadi kesempatan bagi siapapun. Mulai dari advokat, pemerintah, pengusaha, karyawan, dan pemangku kepentingan untuk sama-sama mengakui kemajuan di bidang kesehatan mental.

"Dan untuk menyuarakan apa yang perlu kita lakukan untuk memastikan Kesehatan & Kesejahteraan Mental menjadi Prioritas Global untuk semua," kata WHO.

"Kami membayangkan sebuah dunia di mana kesehatan mental dihargai, dipromosikan dan dilindungi, di mana setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk menikmati kesehatan mental dan untuk menjalankan hak asasi mereka, dan di mana setiap orang dapat mengakses perawatan kesehatan mental yang mereka butuhkan."

Hari Kesehatan Mental Sedunia sendiri telah diperingati sejak tahun 1992. Mulanya, hari ini diinisiasikan oleh World Federation for Mental Health (WFMH).


Sudah Diperingati Selama 30 Tahun

Ilustrasi kesehatan mental. (Foto: Pixabay/Total Shape)

Mengutip laman World Mental Health Day, Hari Kesehatan Mental Sedunia yang mulanya digaungkan oleh WFMH sudah diperingati sejak 10 Oktober 1992. Tepat 30 tahun berlalu, perjuangan dari WFMF masih terus dilakukan oleh berbagai pihak.

Kala itu, WFMH dipimpin oleh Wakil Sekretaris Jenderal Richard Hunter. Sosok tersebutlah yang menciptakan Hari Kesehatan Mental Sedunia. Selanjutnya pada tahun 1994, atas saran dari Sekretaris Jenderal Eugene Brody, muncul tema-tema yang berbeda setiap tahunnya.

Sejak 1994 itulah, Hari Kesehatan Mental Sedunia memiliki tema-tema khusus yang berbeda setiap tahunnya hingga saat ini.

Tema yang digunakan untuk Hari Kesehatan Mental Sedunia yang pertama adalah "Improving the Quality of Mental Health Services throughout the World" atau "Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan Mental di Seluruh Dunia".

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya