Liputan6.com, Mamuju - Pemprov Sulawesi Barat melaksanakan Lokakarya Strategi Percepatan Penurunan Stunting di Mamuju, Senin (10/10/22). Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo hadir dalam kegiatan itu sebagai bentuk tindak lanjut kerjasama kedua provinsi.
Secara nasional posisi Sulawesi Barat sangat memprihatinkan, berada di rangking 33 dari 34 provinsi di Indonesia terkait angka stunting. Hal itu menjadi perhatian serius Pemprov Sulawesi Barat, pada 2019 angka prevalensi stunting sebesar 40,3 persen, kemdian turun 6,5 persen menjadi 33,8 persen pada 2021.
Advertisement
Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, Akmal Malik, mengatakan, Ganjar Pranowo bersama tim OPD di Sulawesi Barat menjadi sebuah kehormatan bagi mereka. Karena Jawa Tengah dibawah kepemimpinan Ganjar Pranowo menjadi salah satu provinsi yang sangat baik dalam penanganan stunting.
"Semoga ini membawa semangat luar biasa dari Jawa Tengah, kita berharap dapat diberikan pemahaman dan pengetahuan yang sangat komprehensif terkait stunting dan sistem yang digunakan dalam Survey Penilaian Integritas," kata Akmal.
Akmal menambahkan bentuk kolaborasi yang dilakukan Sulawesi Barat bersama Jawa Tengah yakni untuk mengentaskan masalah stunting dan mengenai integritas. Apalagi Sulawesi Barat merupakan daerah yang terbilang masih muda, sehingga tentunya masih perlu banyak belajar dari daerah lain.
"Semangat belajar inilah yang menjadi keinginan Sulbar mengundang Pak Ganjar untuk hadir mengunggah spirit kami, menggugah semangat kami untuk lebih baik ke depan," ujar Akmal
"Sinergi dan kolaborasi yang dibangun dapat menghasilkan sebuah perubahan yang dapat membawa Sulbar yang maju dan sejajar dengan daerah lain," tambahnya.
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo mengatakan langkah yang dilakukan Sulbar merupakan bentuk kolaborasi yang sangat baik. Dirinya siap untuk berbagi pengalaman atas pencapaian menurunkan angka stunting yang sudah dicapai Jawa Tengah.
"Jawa Tengah tidak hebat amat, tapi kita bisa cerita karena pasti kondisinya berbeda. Kami punya pengalaman yang Pak Akmal ingin sharing terkait stunting dan integritas," kata Ganjar.
Ganjar mengaku sengaja membawa beberapa tim seperti Bappeda, Kadis Pendidikan, UMKM dan beberapa OPD untuk sharing teknis intervensi yang akan dilakukan. Menurutnya, penanganan stunting harus melakui data yang akurat, lalu dilanjutkan dengan treatment dan kolaborasi antar OPD.
"Membangun integritas harus dimulai dari contoh, contoh itu harus konsisten bagaimana tidak korupsi, tidak menerima gratifikasi, pengelola LHKPN dan itu menjadi semangat," jelas Ganjar.
Ganjar juga mengungkapkan pentingnya kolaborasi dengan DPRD setempat dalam penanganan stunting. Karena menurutnya, sebagai provinsi yang masih muda, Sulawesi Barat harus memiliki SDM yang baik, juga harus sepakat menggunakan metode dan metodologi yang progresif dan revolusioner.
"Dan itu harus dimulai dari pemimpin," kata Ganjar.
Sedangkan, Kepala Badan Perencanaan Pembangunnan Daerah (BAPPEDA) Sulawesi Barat, Junda Maulana menjelaskan lokakarya yang dilakukan menjadi istimewa, lantaran dihadiri Gubernur Jawa Tengah. Stunting menjadi Issu nasional dan menjadi fokus perhatian pemerintah, sehingga dibutuhkan penanganan dan pencegahan yang dilakukan secara terpadu.
"Kita berharap dari pertemuan ini kita memperoleh masukan dan rekomendasi strategi percepatan penurunan stunting ke depan," tutup Junda.