Dibayangi Resesi Global, Kunjungan Wisatawan Asing ke RI Terancam Turun

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, ancaman resesi global di 2023 berpotensi memangkas jumlah kunjungan wisatawan

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Okt 2022, 14:32 WIB
Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Kelan dengan latar belakang pesawat yang mendarat di Tuban, Badung, Denpasar, Kamis (5/5/20222). Kunjungan wisatawan domestik (Wisdom) ke Pulau Bali, saat libur Lebaran Idul Fitri tahun 2022 terus meningkat. Per hari kedatangan wisdom rata-rata 40 ribu. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, ancaman resesi global di 2023 berpotensi memangkas jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia.

Menyusul, turunnya kemampuan daya beli masyarakat dunia akibat lesunya ekonomi masing-masing negara. Termasuk untuk kegiatan berpelesiran.

"Karena kalau negara-negara sedang mengalami persoalan resesi, perjalanan (berwisata) menjadi kepentingan nomor sekian," ujar Margo di Hotel The Westin, Jakarta Selatan, Senin (10/10/2022).

Selain resesi global, lanjut Margo, potensi anjloknya jumlah kunjungan wisatawan asing ke Tanah Air juga dipengaruhi oleh kenaikan harga tiket pesawat. Menyusul, mahalnya harga avtur sebagai bahan bakar pesawat.

"Transportasi menjadi variabel orang ambil keputusan (berwisata)," bebernya.

Padahal, kunjungan wisatawan mancanegara memiliki efek pengganda (multiplier effect) bagi ekonomi nasional. Hal ini tercermin dari peningkatan okupansi hotel, transportasi, hingga terserapnya produk UMKM di area sekitar destinasi wisata.

"Nah, ini kenapa pentingnya target untuk promosi wisman supaya dari tahun ke tahun meningkat," tutupnya.

 


Wapres Maruf: Ancaman Resesi Global dan Kelesuan Ekonomi Kian Nyata

Menyambut hari besar umat Islam tersebut, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengharapkan Muslim di Indonesia dapat berhijrah ke arah yang lebih baik lagi, baik sebagai pribadi, kelompok, maupun bangsa. (Foto: BPMI, Setwapres).

Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres), Maruf Amin mengingatkan pemerintah khususnya negara berkembang untuk bersiap menghadapi resesi global.

Dia menilai, peluang terjadinya resesi global kian besar setelah sejumlah bank sentral ramai-ramai menaikkan suku bunga acuan dalam menghadapi lonjakan inflasi.

"Ancaman resesi dan sinyal kelesuan ekonomi global semakin menguat, bahkan banyak Bank Sentral merespons dengan menaikkan suku bunga acuan guna menahan laju inflasi," katanya dalam acara Indonesia Sharia Economic Festival 2022 di JCC Senayan, Kamis (6/10).

 


Contoh Peluang

Wapres Ma'ruf Amin didampingi Menteri BUMN Erick Thohir meninjau Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Senin (27/6/2022). Dia melihat beragam produk UMKM yang dipasarkan di Mal Sarinah. (Foto: Istimewa)

Wapres Maruf mencontohkan, peluang besar terjadinya resesi global tercermin dari persoalan yang sama dialami banyak negara. Yakni, mulai dari krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan yang menyelimuti semua negara.

"Pemulihan yang tengah kita perjuangkan saat ini masih berhadapan dengan realita (ekonomi) global yang murung. Krisis pangan, krisis energi, dan krisis keuangan menjadi awan gelap yang menyelimuti semua negara," tekannya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya