Prakiraan Cuaca Ekstrem BMKG, Anies: Kita Semua Harus Siaga

Anies menjelaskan, curah hujan yang mengguyur Jakarta pada pekan lalu tergolong tinggi dari hari-hari biasanya.

oleh Winda Nelfira diperbarui 10 Okt 2022, 16:04 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau titik banjir di sekitar flyover Pancoran, Jakarta, Kamis (4/4). Buruknya drainase saluran air menjadi penyebab kawasan tersebut selalu digenangi air saat hujan deras. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menanggapi soal prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang mengenai cuaca ekstrem di Indonesia yang masih berlanjut hingga sepekan ke depan pada periode hingga 15 Oktober 2022. Menurut Anies, kesiagaan harus ditingkatkan.

"Itu artinya kita semua harus siaga bahwa potensi limpahan longsor Indonesia, potensi limpahan air hujan yang ekstrem bisa terjadi termasuk kami di Jakarta," kata saat ditemui di TPST Bantargebang, Pangkalan V, Kota Bekasi, Senin (10/10/2022).

Anies menyampaikan, mengantisipasi cuaca ekstrem, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memastikan alat-alat yang bisa digunakan untuk memompa genangan disiagakan.

"Dipastikan berfungsi pompa stationer, pompa mobile. Kemudian mobil truk pemadam kebakaran dan tangki-tangki pengamanan semua disiagakan karena kita mengalami kondisi yang juga ekstrem," jelas Anies.

Anies menjelaskan, curah hujan yang mengguyur Jakarta pada pekan lalu tergolong tinggi dari hari-hari biasanya. Bahkan, angkanya mencapai 180 milimeter (mm).

"Sebagai contoh pekan lalu hujan ada yang 120 milimeter sampai dengan 180 milimeter yang bisanya dihitung harian 140, 180-an sangat lebat, bahkan 180 bisa dibilang ekstrem," katanya.

"Pekan kemarin-kemarin dengan durasi waktu dua jam, dua jam setengah jadi bisa dibayangkan betapa banyaknya air yang jatuh pada saat yang bersamaan," lanjut dia.

 


Keterbatasan Drainase

Warga melewati rumah yang tergenang banjir di jalan Bank, Jakarta Selatan, Selasa (4/10/2022). Hujan yang mengguyur wilayah Ibu Kota Jakarta mengakibatkan banjir menggenangi kawasan Kemang, Jakarta. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Anies menuturkan bahwa curah hujan yang tinggi itu menimbulkan genangan karena keterbatasan sistem drainase DKI Jakarta.

"Kondisi itu pasti menimbulkan genangan karena sistem drainase kita itu menampung 250 milimeter (mm) per hari untuk di kawasan perumahan dan perkampungan. Dan kalau di kawasan dalam protokol itu sampai 107 milimeter per hari," ucap Anies.

Lebih lanjut, Anies menyatakan apabila curah hujan di atas 100 mm per hari tentu akan terjadi genangan. Terlebih, apabila curah hujan di atas 100 mm per hari itu mengguyur Jakarta dalam waktu 2-3 jam.

Anies memastikan bakal merespons dengan cepat apabila terjadi genangan hingga menyebabkan banjir. Dia menegaskan pihaknya akan berupaya untuk menjalankan tanggung jawab pengendalian banjir semaksimal mungkin

"Tanggung jawab kita adalah merespons dengan cepat, mengeringkan dengan cepat. Sehingga fasilitas-fasilitas bisa digunakan kembali," kata Anies.

"Jadi itu antisipasi kita dan saya mengajak untuk seluruh masyarakat agar waspada memantau apabila terjadi hujan lebat atau kondisi lalu lintas dianjurkan menggunakan kendaraan umum," lanjut dia.


BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Berlanjut 9-15 Oktober 2022

Sejumlah kendaraan melintas saat hujan di Bundaran HI, Jakarta, Jumat (18/2/2022). BMKG mengungkapkan potensi curah hujan meningkat dan cuaca ekstrem sepanjang 17-23 Februari 2022. Sejumlah wilayah diminta waspada dampak yang terjadi dari cuaca buruk. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia berlanjut dalam sepekan ke depan. BMKG pun meminta masyarakat waspada selama 9-15 Oktober 2022.

Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem untuk periode 2-8 Oktober 2022.

"Berdasarkan analisis terkini, kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia masih cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam siaran tertulisnya, Jakarta, Sabtu (8/10/2022).

Dia menuturkan, hasil analisis dinamika atmosfer terkini menunjukkan adanya sirkulasi siklonik yang membentuk pola belokan angin serta perlambatan kecepatan angin yang dapat meningkatkan aktivitas konvektif dan pertumbuhan awan hujan.

Kemudian aktifnya fenomena gelombang atmosfer seperti MJO (Madden Jullian Oscillation) yang berinteraksi dengan gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin, juga secara tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan di beberapa wilayah Indonesia dalam beberapa hari ke depan.

Berdasarkan kondisi tersebut, lanjut dia, BMKG memprediksikan potensi curah hujan dengan intensitas sedang-lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang untuk periode 9-15 Oktober 2022 di 32 dari 37 provinsi di Indonesia.

Wilayah yang berpotensi mengalami hujan sedang-lebat disertai petir dan angin kencang itu sebagai berikut:

1. Aceh

2. Sumatra Utara

3. Kepulauan Riau

4. Riau

5. Kepulauan Bangka Belitung

6. Jambi

7. Bengkulu

8. Sumatra Selatan

9. Lampung

10. Banten

11. DKI Jakarta

12. Jawa Barat

13. Jawa Tengah

14. DI Yogyakarta

15. Jawa Timur

16. Bali

17. Nusa Tenggara Barat

18. Kalimantan Barat

19. Kalimantan Timur

20. Kalimantan Utara

21. Kalimantan Tengah

22. Kalimantan Selatan

23. Sulawesi Utara

24. Gorontalo

25. Sulawesi Tengah

26. Sulawesi Barat

27. Sulawesi Selatan

28. Sulawesi Tenggara

29. Maluku Utara

30. Maluku

31. Papua Barat

32. Papua

 

Infografis Jurus Gubernur Anies Baswedan Hadapi Banjir Jakarta. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya